Delapan (Kehancuran Zea)

492 45 40
                                    

Happy Reading...

Pagi yang indah, cuaca begitu segar. Seorang perempuan tengah menangis, ia hancur tanpa tahu siapa pelaku yang sangat brengsek melakukan ini kepadanya. Perempuan ini adalah Zea, Zea tak henti-hentinya menangis di dalam WC kamarnya, ia benar-benar tidak ingat apa yang terjadi pada dirinya semalam, ia bangun di pagi hari dengan keadaan tubuh sakit. Ia hancur, semua lenyap di malam itu.

Zea berusaha mengingat, tapi yang ia ingat hanya kabar kepergian Reyhan pacarnya. Ia mabuk berat semalam bersama teman-temannya dan akhirnya ia memesan kamar hotel, hanya itu yang ia ingat.

"Zea, kamu di dalam? Ini sarapan, Ayah sudah izin di sekolah kamu, kalo kamu lagi sakit," ucap Bam Ayah Zea yang sekarang berada di depan pintu WC.

Zea berusaha menahan isakannya. "Iya, nanti Zea makan."

"Yasudah, Ayah ke rumah Ibu kamu dulu," ucap Bam tanpa khawatir dengan keadaan putrinya, ia lebih mengutamakan keluarga barunya dibanding putrinya yang sedang hancur sekarang. Memang Ayahnya tidak tahu keadaannya sekarang, tetapi Zea sangat berharap Ayahnya menanyakan keadaannya saat ini.

Zea memeluk erat-erat tubuhnya sambil berusaha menjawab Ayahnya. "Iya."

Suara pintu tetutup, Zea kembali menyalakan shower ia kembali menangis.

--RaEl--

Di kediaman keluarga Luwey.

Rajawali terbangun dari tidurnya, pikirannya kemana-mana, kepalanya begitu pusing, tubuhnya terasa pegal. Hanya satu yang Rajawali ingat, ia mabuk semalam. Rajawali berpikir mungkin ia pingsan dan dibawa pulang semalam.

Tak lama, suara pintu kamar terbuka Andre masuk dengan segelas susu. Rajawali menatap Ayahnya datar, Rajawali menebak mungkin Ayahnya marah karena semalam ia mabuk.

"Sudah bangun? minum susunya, mau ke sekolah?" tanya Andre, bagaimanpun Andre berusaha bersikap tenang, putranya tidak boleh tau kejadian semalam, ia tahu obat itu bekerja dengan baik, Rajawali lupa kejadian 5 jam yang lalu sesuai cara kerja obat yang tidak pernah gagal.

Rajawali tak menjawab, ia mencari keberadaan Hpnya.

Andre tersenyum. "Obat manjur," katanya dalam hati.

Rajawali menemukan Hpnya dan yang benar saja sekarang sudah jam 6:15, ia akan telat jika tidak bersiap sekarang.

"Minum susunya dulu, agar perasaanmu baik," ucap Andre menyerahkan susunya dan langsung diterima Rajawali.

Setelah meminum susunya, Rajawali langsung berjalan kearah WC untuk mandi. Andre langsung keluar kamar, dia senang Rajawali tak ingat apapun.

Senyum Andre pudar setelah melihat Bik Jum di depan pintu kamar.

"Ngapain, Bik?" tanya Andre, nampaknya Bik Jum penasaran akan kejadian semalam.

Bik Jum tersentak kaget. "Saya hanya melihat keadaan Tuan Raja, Tuan."

Andre mengangguk. "Jangan bicara apapun kepada Rajawali, bagaimanapun Bik Jum tidak tahu apapun," bisik Andre dan Bik Jum langsung mengangguk.

"Apa yang kamu lakukan semalam Raja? Kenapa Ayah kamu menggunakan obat itu lagi? Sudah jelas ingatanmu sengaja dihilangkan," pikir Bik Jum dalam hati, ia khawatir terjadi sesuatu semalam.

Tak lama, Rajawali keluar dari kamarnya, ia sudah siap dengan baju sekolah, ia sengaja memakai ikat kepala merah yang berguna meredakan kepalanya yang pusing.

"Bik, Elang sudah berangkat?" tanya Rajawali, sementara Andre yang mendengar itu langsung menatap Rajawali.

"Tuan Elang nginap di rumah temannya semalam," jawab Bik Jum dan Rajawali mengangguk.

RAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang