09. sebuah rasa 🍭

611 28 1
                                    


Kamu ikutin aja biar saya yang main??

Deg

Hembusan angin pagi membangunkan ku dari tidur, tangan mas bara masih setia melingkar di perut ku.

Aku hanya tersenyum memengangi tangan nya.

Diri ku yang hanya di bungkus selimut tanpa sehelai pakaian, iya tadi malam Mas bara meminta jatah nya, perlakuan nya malam tadi berbeda dengan apa yang dia perbuatan saat waktu mabuk dulu.

Aku pun hendak melepaskan tangan nya dari perut ku.

" Jihan tetap seperti ini, sebentar saja, " Ucap nya yang kini telah mencium belakang leher ku.

Aku hanya diam berbaring membelakangi nya.

" Mas, " Kata ku saat tangan nya sudah bermain kemana mana.

" Sekali lagi yah, " Ucap nya sambil mencium belakang leher ku.

" Gak ah, aku mau masak buat mama, " Ucap ku yang kini telah lepas dari pelukan nya.

Dia melihat ku yang sedang memakai pakaian ku.

" Siapa yang kamu panggil mama? " Ucap nya.

" Mama mas lah, " Ucap ku sambil berlari ke kamar mandi.

" Jihan jangan lari entar jatoh, " teriak nya.

Saat ini...

Aku yang sedang sibuk memasak sarapan  di kejutkan dengan tangan kekar yang melingkari perut ku, aku pun sontak menoleh.

Deg

Mas bara.

Ia hanya tersenyum manis ke arah ku yang kini telah menjatuhkan dagu nya ke bahu ku.

" Mas apaan sih, malu tau, lepasin ah," Ujar ku yang tidak di dengar oleh nya.

Ku lirik asisten rumah tangga ku yang seolah menahan senyum mereka tak terkecuali mpok sri yang kini telah tersenyum lebar ke arah ku.

" Kenapa emang? " Ucap nya santai.

" Mas ih lepasin ah, malu di liatin mbak nya, " Kata ku.

" Biarin, " Ucap nya.

Aku pun menghela napas pasrah.

" Mas gak ke kantor, " Kata ku, ku lirik mas bara yang hanya memakai baju kaus biasa berwarna hitam serta celana  pendek nya.

" Gak, " Ucap nya yang kini telah melepaskan pelukan nya.

" Pok itu entar gosong, " Ucap mas bara pada mpok sri.

" Astaghfirullah  iya tuan maaf, " Ujar mpok sri sembari mematikan kompor.

Ku lirik mas bara yang masih setia di dapur yang kini berdiri menyender di kulkas sambil memainkan handphone.

" Mas kok masih di dapur sih, gih tunggu di meja makan aja, entar Jihan nyusul, " Ucap ku sontak membuat nya menoleh.

Dia pun menuruti kata ku

Tumben nurut _ batin ku

" Alhamdulillah doa mpok di kabulin ama gusti Allah, " Ujar mpok sri sepeninggal bara.

Aku tersenyum penuh arti ke mpok sri.

Meja makan...

" Mas , " Ucap ku saat bara sedang menyuapi makanan nya ke mulut.

" Hmm, "

" Mama kok gak keluar kamar yah mas, tadi Jihan udah ketuk kamar nya tapi dia nyuruh Jihan jangan ganggu dia , "

Ku lihat mas bara yang menghembuskan napas nya kasar.

" Udah lah Jihan kamu gak perlu perhatiin dia, " Ucap mas bara yang membuat ku sontak kaget.

" Mas kok gitu sih, "

Tlak tlak

Bunyi sendok yang di hempas kan mas bara di piring nya, aku pun kaget di buat nya.

" Udah saya bilang!!! Kan Jihan jangan urusin dia anggep aja dia cuma pembantu di rumah ini!!, " Ucap mas bara kasar.

Aku hanya diam sambil menunduk tangan ku bergetar hebat baru tadi ku rasa kan sikap lembut mas bara tapi kini sifat iblis nya kembali.

Dia pun mendorong kursi nya kasar lalu pergi dari hadapan ku.

Aku pun hanya bisa menangis

" Hiks hiks, "

Apa aku salah jika memperhatikan ibu mertua ku sendiri _ pikir ku.

Mpok sri yang melihat ke jadian tadi pun menghampiri ku, lalu memeluk ku erat.

" Udah neng, jangan nangis entar dedek bayi nya ikut sedih  , " Ucap mpok sri sambil mengelus rambut ku.

Aku pun menganguk sambil meredah kan tangisan ku.

Ku  berani kan diri memasuki kamar, pemandangan pertama saat aku memasuki kamar tampak mas bara yang telah usai memakai dasi nya yang kini sedang berdiri di cermin sambil memejam kan mata nya, ku lihat tangan nya yang di kepal seolah menahan amarah.

Aku pun masuk ke kamar seolah olah tidak melihat apa apa, lalu aku memasuki kamar mandi mengambil pakaian kotor, saat hendak keluar ternyata ada mas bara yang menunggu di depan kamar mandi.

" Mas, Jihan mau lewat, " Kata ku saat dia menghalangi jalan ku.

Detik kemudian dia menarik ku kedalam pelukan nya.

" Maaf, "

Apa? Dia mengatakan maaf??

Aku hanya diam tampa membalas pelukan nya.

Detik kemudian ia berjongkok di hadapan perut ku yang kini telah membuncit.

" Sayang maafin papa yah buat mama kalian sedih, " Ucap mas bara mengajak ngobrol bayi dalam perut ku.

Kemudian ia berdiri

" Jangan lupa makan yah sayang , " Ucap nya sambil mencium kening ku lama.

Deg

Apa? Dia memangil ku dengan sebutan apa tadi? Sayang? _ pikir ku.

Aku hanya diam mencerna apa yang ia bilang.

" Saya berangkat kerja dulu yah, nanti pulang kerja kita beli perlengkapan bayi, " Ujar nya.

Deg

Tuhan kenapa jantung ini

Bersambung...

Nikah MudaWhere stories live. Discover now