06. tidak nyata 🍭

776 26 1
                                    

Bara pov

Saat di kantor kepala saya sangat pusing jadi saya memutuskan untuk pulang ke rumah.

Di rumah tanpa sengaja saya melihat Jihan yang berada di pinggir kolam renang sambil memakan mangga.

Kok saya jadi pingin makan mangga yah_ batin ku.

Dan tanpa malu saya menghampiri nya lalu duduk di samping Jihan dan ikut memakan rujak mangga nya.

Saya tidak menghiraukan dia bicara, dia yang mencoba menyadarkan saya bahwa saya telah memakan mangga buah yang sangat tidak saya sukai.

Saya memang tidak suka mangga tapi tidak tau kenapa saya ingin memakan nya hingga habis.

Saat hendak berdiri saya ingat akan sesuatu, langsung saya berikan saja amplop berisi uang itu pada Jihan.

Saya hanya ingin memastikan, saya sebenarnya  sudah tau siapa yang menyuruh Jihan meminta uang tersebut.

Saat ia hendak keluar rumah tanpa sepengetahuan saya, saya mengikuti nya dari belakang dengan mengendarai mobil sampai tiba di kafe yang lumayan kumuh.

Ku lihat Jihan yang memasuki kafe.

Saya pun turun dari mobil dan mengintip apa yang di lakukan Jihan.

Saat Jihan menemui wanita yang saya tau itu mama nya.

Ck. Betul dugaan saya, Jihan Jihan kamu terlalu baik walau sering di sakiti_ batin ku

Saya bisa melihat dan mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan sampai dengan kasar nya mama Jihan mendorong bahu Jihan.

Saat saya ingin masuk kafe saya urung kan niat saya saat melihat seorang pria yang saya kenal menghampiri meja ibu mertua saya.

Saat dengan lancang yang ia menatap penuh nafsu tubuh istri saya.

Bajingan _ batinku

Ku lihat mama mertua ku yang hendak keluar kafe.

Dia tersentak melihat ku.

" Tuan bara, " Umpat nya kaget yang ku balas dengan senyuman sinis

Ku lihat ke dalam kafe saat dengan lancang nya pria itu mulai mencium belakang leher istri ku dan hendak meraba gundukan nya.

" Brengsek !! Singkirkan tangan anda dari istri saya, " Ungkap ku marah.

Ku lihat Jihan yang hanya menangis tersedu sedu.

" Tuan bara, " Ucap laki laki itu takut pada ku.

Ku pukul dia dengan sekuat tenaga hingga ia terjatuh ke lantai.

" Ampun tuan, saya tidak tau bila dia istri tuan, " Ucap nya

Ku ambil pistol di kantong ku dan ku arah kan pada nya.

" Tuan saya mohon jangan, " Ujar nya Ngemetaran.

Saya hanya tersenyum sinis, jangan pernah mengharapkan rasa iba dari saya.

" Berani anda sentuh milik saya, berarti Anda sudah siap menemui ajal, " Umpat ku sinis.

Dhorrr dhorrr

Ku tembakan peluru itu ke samping badan nya yang sudah ketakutan setengah mati.

" Arghhh, "

Kulihat Jihan yang menutup telinga dan mata nya yang sudah duduk di lantai ke takutan.

Ku tarik ia hingga berdiri dan memeluk nya erat.

" Jangan takut ada saya, " Bisik ku di telinga nya.

Nikah MudaWhere stories live. Discover now