"(F/n)!!!" Lia dan Arthur langsung berhenti bertarung lalu berlari mendekati tembok tempat (f/n) mendarat. Sayangnya itu ditutupi dengan asap debu sehingga mereka berdua belum bisa tau keadaan (f/n)

Asap debu mulai menipis dan keduanya tersentak saat melihat posisi (f/n).

Saat ini kedua kaki (f/n) menempel di tembok untuk menahan agar tubuhnya tidak terbentur. (F/n) hendak melesatkan ujung kakinya dan mengarah kearah Anaak yang sedang tiba-tiba berhenti menyerang dan menoleh kesamping.

"Akkhh--!!" tapi tidak bisa karena (f/n) merasakan kedua pergelangan kakinya sangat sakit

'Wah sial... Aku lupa menguatkan shinsu dibagian kaki ku..'

Alhasil (f/n) pun terjatuh. Dan beruntung Arthur bisa menangkapnya.

"Lebih baik kita mundur!" seru Lia

(F/n) dengan cepat menoleh kearah Lia. 'Tapi aku belum dapat jawabanku..!' serunya dalam hati

"Tidak!--UKH!!" (F/n) kembali meringis ketika rasa ngilu menyerang kedua kakinya

"Kau terluka, (f/n)! Lebih baik mengikuti ujian selanjutnya daripada lukamu makin parah!" balas Lia dengan nada khawatir

"Tapi...--" (F/n) melirik kearah Anaak dan seketika matanya melebar saat melihat Anaak yang menghancurkan jeruji besi ruangan tim Bam

'Tidak!! Bam!!' (f/n) mendorong Arthur sehingga ia bisa turun dari gendongan laki-laki itu

Ia mengabaikan rasa sakit yang sebenarnya kembali terasa dan memilih untuk melesat kearah ruangan tim Bam.

"(F/n)!!!"

===⛩===


"Serahkan senjata itu" ucap Anaak pada Bam

"...!!" tim Bam nampak kaget dengan kedatangan Anaak tiba-tiba

"Hei, kau, rambut hitam, darimana kau bisa mendapatkan senjata itu?" tanya Anaak

"Hah..? Senjata apa.."

"Yang itu. Jarum hitam yang sedang kau pegang" Anaak menunjuk black march. "Darimana kau mendapatkannya?"

"Mengapa... kau menanyakannya?" tanya Bam balik

"Seharusnya senjata itu tidak berada di tanganmu" jawab Anaak angkuh

Puk!

Sebuah tangan memegang pundak Anaak. Dan pemilik tangan itu adalah (f/n).

"Kenapa kau sangat ingin tau? Black march juga seharusnya tidak berada di tanganmu" ujar (f/n)

Anaak menatap (f/n) dengan tajam.

Dan tiba-tiba,

"HEEEEIIIII!!!! ANAAKK!!!!" Shibisu muncul sambil marah-marah

"BAGAIMANA MUNGKIN KAU BISA MENINGGALKAN SINGGASANA?!!! APA YANG KAU LAKUKAN?!!"

(F/n) menjauhkan tubuhnya dari Anaak saat Shibisu berjalan mendekat. Shibisu pun memegang pundak Anaak.

"KITA KALAH JIKA KAU MENINGGALKAN SINGGASANANYA TAU!!"

"KITA KALAH KARENAMU!! HEI!! ANAAK!!"

"Tidak usah dijawab kalau tidak mau" Anaak mengabaikan omelan Shibisu dan kembali berfokus pada Bam

"Bagaimanapun juga... Serahkan senjata itu, anak kecil" lanjut Anaak

"... Senjata?" Shibisu ikut menatap black march

The Tower, The Goals ⁽ᵀᵒʷᵉʳ ᵒᶠ ᴳᵒᵈ⁾Where stories live. Discover now