Cia menoleh ke arah gadis itu.

"Maafin aku"

"Cia maafin aku ya, aku janji nggak akan ngulangin lagi"

"Lili jahat, boneka aku jadi hilang"

"Maafin aku"

"Udah Cia, Lili. Kalian baikan gih"

"Cia maafin Lili, tapi Lili harus janji temenin Cia buat beli boneka lagi"

"Iya, janji"

FLASHBACK OFF

"Kakak" panggil kedua gadis itu membuyarkan lamunan Cia.

"Eh, iya. Kenapa?"

"Kita mau pulang, makasih ya kakak udah nolongin Abel"

"Iya, sama-sama. Oh ya, kamu siapa namanya?"

"Nama aku Erica, dipanggil Ica"

"Ica lain kali jangan jahilin Abel kayak gitu lagi ya"

"Oke, kak"

"Kita pulang ya, dadah kakak"

"Hati-hati"

Cia menatap punggung kedua gadis itu yang berjalan beriringan, bergandengan tangan, menjauhi dirinya, Cia tersenyum melihat keduanya.

Melihat mereka, Cia seperti melihat dirinya dan lili dulu, ketika mereka masih kecil, masih sering bermain bersama.

"Aww" Cia meringis ketika ada anak kecil yang tak sengaja menyenggol tangannya, Cia melihat ke arah tangannya.

"Berdarah lagi" gumam gadis itu.

Ia masuk ke dalam mobilnya dan membersihkan luka di tangannya.

"Stt" rintihnya ketika merasakan sakit di kaki dan tangannya saat mengerakkan kaki dan tangannya.

"Kenapa sih kaki sama tangan gue  sakit waktu di gerakin, apa karena jatuh tadi?"

Ntah la Cia tak tahu, ia berharap kondisi tangan dan kakinya akan membaik besok. Karena kalau tidak, pasti hal itu akan menganggunya berenang.

Tanpa Cia sadari ada sepasang mata yang melihat kejadian tadi, dia tersenyum melihat perbuatan Cia.

🌱🌱🌱

Setelah menolong anak tadi, Cia langsung pergi ke kantornya karena ada beberapa berkas yang harus dia urus.

Jadi, disinilah ia sekarang, di kantor pusat yang ada di Jakarta milik Charles, ralat, itu semua sudah menjadi miliknya.

"Bu, ini ada beberapa berkas yang harus ibu tandatangani juga"

"Letakkan saja si meja"

"Baik, bu, saya permisi"

"Ria"

"Iya, bu?"

"Kamu tolong berikan dokumen ini ke pak Toni"

"Baik, bu"

"Satu lagi, jangan memanggil saya dengan sebutan 'ibu' berasa tua banget, panggil nama aja, gak usah kaku dan gak usah terlalu formal. Okay?"

"Oke, bu- ehm maksudnya Cia. Yaudah, saya permisi dulu"

Cia mengangguk, selepas kepergian Drianti selaku asistennya, Cia kembali memeriksa beberapa dokumen, dan menandatangani beberapa dokumen penting.

Soal dunia bisnis, Cia memang sudah mempelajarinya semenjak ia masuk SMP. Pada saat itu juga kedua orangtuanya sudah menyinggung bahwa mereka akan menyerahkan perusahaan mereka untuk Cia pegang.

Jadi, atas keinisiatifan Cia, ia memutuskan untuk mulai mempelajari dan menjelajahi dunia bisnis.

Ketika ia duduk di kelas IX, ia sudah sangat mengenal 'dunia bisnis'

Cia merenggakan jari-jari tangannya begitu selesai mengerjakan semua dokumen, ia segera merapikan meja kerjanya karena hari sudah mulai malam, dan ia harus segera pulang karena ia harus menyiapkan dokumen untuk presentasi untuk kerja sama dengan perusahaan lain yang akan dilakukan beberapa hari lagi.

Dan itu bukan hanya 1 meeting, banyak perusahaan yang menawarkan kerja sama, bukan hanya perusahaan lain saja yang menawarkan kerja sama, Cia juga ada menawarkan kerja sama ke beberapa perusahaan yang menurutnya bisa membantu perusahaannya berkembang, untuk itu ia harus mempersiapkan presentasi sebaik mungkin.

Karena ini bukan hanya tentang kesuksesan kerja sama itu, tapi ini juga tentang perusahaannya dan orang-orang yang bekerja di perusahaan itu. Jika mereka mau bekerja sama dengan perusahaan Cia, dan kerja sama itu sukses,  perusahaannya dapat berkembang, begitu pun dengan perusahaan mereka, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan itu dapat menerima kenaikan gaji juga.

Cia segera masuk ke mobilnya, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Toh, ia juga tidak dikejar waktu, jadi untuk apa buru-buru kalau akhirnya bisa membahayakan dirinya sendiri ?

Beda halnya jika ia memang sedang terburu-buru, ia pasti akan melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tidak main-main, ya tentunya dia juga tetap berhati-hati.

Okay, back to topic.

Cia mengerem mobilnya begitu lampu lalu lintas menunjukkan lampu berwarna 'merah' yang artinya berhenti.

Ia melihat ke arah kiri,

"Itu bukannya Glen sama Celine? Ngapain mereka? Kok akrab banget?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Cia-cia ngapain sih lo nanyain mereka, gak penting banget" gumamnya lalu kembali fokus ke depan.

Tapi itu cuman berlangsung beberapa detik, rasa penasarannya terlalu tinggi, Cia kembali melihat ke arah kedua orang itu.

Mereka sedang mengobrol dan mungkin bercanda karena Cia dapat melihat mereka tertawa beberapa kali.

"Kenapa Glen bisa akrab banget dengan Celine?" Entahla, Cia tak tahu jawabannya.

TITTT

Suara klakson mobil mengagetkan Cia, ternyata lampu sudah berubah menjadi warna hijau, dan Cia belum jalan-jalan. Pantas saja dari tadi mereka sibuk mengklakson mobilnya.

Gadis itu menginjak pedal gas, melajukan mobilnya menuju rumah.

TBC

02.06.2020

Cindy Caroline


CHIARA (Completed)✅✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang