Makin—anjir.
Tapi bukan karena Junseo-nya, melainkan cowok yang di sebelahnya.
YASH, HAM!! WON!! JIN!! Sama-sama sambil bawa nampan makanan pula.
Ibaratnya bukan jantung Beomgyu lagi yang copot, tapi seluruh organ dalamnya melorot.
TOLONG DEPORTASI AJA GUE KE ISEKAI! ASDFGHJKL!
Dan tanpa permisi Junseo menggabungkan diri begitu saja. "Eh, Gyu, sebelah lo siapa?"
Sanubari Beomgyu bergetar. "A-ada temen, lo pada duduk di depan aja," ATAU CARI MEJA LAIN AJA ATAU LESEHAN AJA UDAH NAPA!?
Mereka berdua menurut dan duduk dengan Jeongin di tengah-tengah mereka, yang kini lagi kontak mata batin dengan temannya.
"Mati lo."
"IYA EMANG GUE UDAH MATI DIBILANG JUGA,"
"Hush, Jeongin udah ah, nanti Beomgyu nangis."
Beomgyu sih maunya pilih kejang-kejang saja seketika biar yang lain panik kemudian semua bubar jalan seperti tidak terjadi apa-apa. HAHAHAHAHAHA—tapi ya gak mungkin lah.
Karena Minkyu telah datang bersamaan dengan Wonjin yang baru mau menyuap makanan. Kaget mereka—atau dalam sepenglihatan Beomgyu, Wonjin yang nampak begitu kaget.
Mana mengira pemuda Ham kalau 'teman' yang dimaksud Beomgyu adalah Kim Minkyu.
"Eh, ada Wonjin. Ahahaha, iya ya, suka lupa kalau Wonjin sama Beomgyu sejurusan." kata Minkyu sambil duduk di sebelah Beomgyu.
"Ahaha..." Wonjin balas ketawa saja.
"Wah, saling kenal kalian ya? Gue aja yang enggak," celetuk Junseo. "Kenalin, gue Kim Junseo."
"Kim Minkyu, teknik pangan. Salam kenal."
Ngapain sih pakai kenalan segala? Penting banget gitu hah?! Rasanya Beomgyu sudah bakal menusuk kepala Junseo pakai sumpit kalau gak diinjek kakinya sama Jiheon.
Suasana ini... agaknya... canggung.
Atau mungkin hanya berlaku bagi si non-Kim saja, karena Junseo mendadak bawel banget sementara si tukang bacot (Beomgyu) dan tukang ngegas (Wonjin) malah bisu. Seolah-olah makanan mereka ada ramuan buat menghilangkan kemampuan bicara.
Idealnya kalau Beomgyu ingin menunjukkan dia gak punya perasaan apa-apa pada Minkyu, harusnya Beomgyu tetap bersikap seperti biasa. Sebagai seseorang mood maker dalam lingkaran meja makan ini. Namun pemuda Choi itu malah diam diiringi kedua temannya pun yang sesekali malah melempar tatap satu sama lain.
Hah, kenapa pula Beomgyu harus mempertahankan diri buat bersikap nyaman sementara dia merasakan hal yang sama seperti Ham Wonjin sekarang?
Enggak, Beomgyu sama sekali gak nyaman dengan keadaan ini. Otaknya memprotes supaya dia bersikap seperti 'dirinya', namun perasaannya mengakuisisi seluruh akal sehatnya.
Ini gak bagus. Untuk Wonjin... atau untuk Beomgyu sendiri sendiri? Sebenarnya, pihak mana yang seharusnya bergeming?
Beomgyu dan Minkyu hanya teman. Seharusnya adanya beberapa interaksi layaknya teman gak masalah, berbeda jika mereka dalam hubungan yang lain yang membuat satu—atau keduanya—malah berdiam diri.
Kembali, pertanyaannya, kenapa Beomgyu harus diam?
"—Gyu, Beomgyu?"
Empu nama tersentak spontan menoleh. Bertemu dengan seluruh pasang mata menatapnya, terutama Kim Minkyu yang barusan memanggil.
YOU ARE READING
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
10 : don't die
Start from the beginning
