"Yah lagian lo juga ngaco banget balik ke asrama malem-ma—ADUH! Kok gue dipukul sih?!"
"Beomgyu bacot." Jiheon makin cemberut kemudian melengos sambil memainkan ujung bajunya.
"Aish, coba tanya grup jurusan, siapa tahu ada yang asrama dan masih bangun."
Jiheon gak lantas menjawab, malah semakin mengalihkan wajah dari Beomgyu. "Baterai ponsel gue habis..."
Beomgyu menepok jidat Jiheon. Iya, jidat Jiheon yang ditepok, bukan jidatnya sendiri.
Pada akhirnya, Beomgyu mengajak Jiheon untuk duduk di bangku dekat tangga gedung asrama Jiheon, TB2.
"Ya udah, coba gue yang tanya." kata Beomgyu sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya. "Tapi serius, kenapa lo balik malem-malem sih? Biasanya juga baliknya pagi pas kelas."
"Maunya begitu, tapi saudaranya Papa meninggal, dikabarin tadi sore. Malamnya Papa langsung nganterin gue ke sini—sampai pintu gerbang doang—terus Papa pergi ke Incheon malam ini juga sama Mama."
"Ya ampun, maaf, turut berdukacita ya Heon."
"Iya Gyu," Jiheon mengangguk pelan. "Gimana? Ada yang jawab?"
"Ada, tapi mereka jawab 'gak tahu', suruh tanya ke Nakyung atau Minjoo, udah gue chat mereka tapi belum dibales sampai sekarang."
"Udah tidur yah kayaknya mereka."
"Kayaknya sih..."
Jiheon gak menyahut lagi habis itu. Sementara Beomgyu sepertinya masih mengusahakan supaya teman ceweknya ini ada tempat untuk tidur.
Beomgyu melirik Jiheon yang duduk di sebelahnya. "Heon, kalau tidur di tempat gue aja gimana?"
Jiheon menoleh pada Beomgyu dengan melotot, tapi dia gak ngomong apa pun. Semacam panik-panik ajaib dia dengar saran dari temannya.
"Gila, kalau keciduk CCTV kita bisa ambyar."
"Ambyar? Mampus maksudnya kali,"
"Ya udah itu maksudnya, ish."
"Terus gimana ini, masa' lo tidur di selasar? Gue juga gak akan tega ninggalin lo di sini."
"Ya udah, Beomgyu di sini aja temenin jangan tidur."
"Dingin banget anjir, kena hipotermia gimana?"
"Enggak lah..."
"Ya nggak tahu lah..."
Kemudian mereka saling diam lagi tanpa bertatapan.
Dicek lagi ponsel Beomgyu, siapa tahu sudah ada balasan dari teman-teman ceweknya yang asrama atau sekiranya bisa bantu, tapi nyatanya tetap gak ada satu pun yang jawab.
Beneran sudah pada pergi ke alam mimpi kayaknya. Beomgyu juga sudah setengah kantuk meski sebelumnya sudah sempat ngiler di kamarnya Jaehyuk, makanya sudah gak kepikiran banyak apa pun karena sudah gak fokus. Tapi Beomgyu jelas lebih kasihan sama Jiheon yang belum rebahan sama sekali, pasti badannya sakit kalau gak tidur. Kan, mana tega.
"Dah lah, lo tidur di tempat gue aja. Mau nunggu bantuan kapan lagi? Besok pagi baru dibales kayaknya." tukas Beomgyu sambil melepas jaketnya dan meletakkannya di pundak Jiheon kemudian tudungnya dia naikan. "Pakai gih, tudungnya dipasang, jalannya sambil masukin tangan ke saku biar keliatan macho dikit."
"Nanti lo jalan duluan, gue di belakang biar tinggi badannya gak kelihatan beda jauh pas naik tangga." kata Beomgyu lagi sambil menepuk kepala Jiheon. "Kalau kenapa-napa, pokoknya gue yang tanggung jawab. Tapi, yah, jangan sampai lah ya..."
YOU ARE READING
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
10 : don't die
Start from the beginning
