Tapigak gini, guenya yang gak suka. Akhirnya Stella memilih diam dan menikmati perjalanan dengan mendengarkan musik lewat earphone bluetooth-nya. Tidak lama lagi, mereka tiba di tempat pemotretan.

Stella ikut turun karena diseret Hyunjae. KENAPA JADI SEMENA-MENA KAYAK YOUNGHOON SIH?! Sumpah, demi Biu— nama kucingnya, Hyunjae ini lebih ngeselin daripada tampang kerennya doang. Demi apa orang-orang demen wajah doang? Apa mereka gak tau sifat Hyunjae ini?

"Welcome, Jae."

Tunggu, suaranya seperti Stella kenal. Tapi dia ada di belakang Hyunjae persis, jadi dia tak terlalu melihatnya karena laki-laki ini begitu tinggi dan punggung yang lebar. Saat mengintip, ada sosok manusia tengil lain yang Stella kenal.

Wait, sejak kapan Younghoon ada di sini? Maksudnya,  Younghoon jadi model majalah juga gitu?

"Heh, setan. Kenapa lo ada di sini?" tanya Stella dengan kesal.

Younghoon menjitak dahi Stella dengan kencang hingga gadis itu meringis kesakitan. "Gue punya nama ya, pewangi ruangan. Lo gak ada akhlak banget manggil sepupu gak pake 'Kak' atau 'Mas' atau 'Abang' gitu."

"Hidih. Ogahlah gue. Lo kebanyakan bikin gue sebel." Stella mengusap dahinya yang sakit. "Sejak kapan lo ada di sini? Lo juga model?"

"Oh iya dong," Kata Younghoon membanggakan diri. "Gue kan ganteng. Lo nya aja yang gak pernah baca majalah di kampus, kan dibagian akhir ada foto Bermuda triangle."

"Itu siapa lagi anying."

"Gue, Hyunjae, sama Juyeon."

"Oh."

Hyunjae cuman natap dua orang ini yang ribut sedari tadi. Sumpah, berisik banget sampai dilihatin orang lewat. Apalagi Hyunjae baru tau kalau Younghoon lebih cerewet dari yang ia kira.

Satu orang lagi datang. Itu Juyeon. Satu tingkat sama Hyunjae dan Younghoon, hanya saja umurnya satu tahun lebih muda daripada keduanya dan lebih tua satu tahun daripada Stella. Dia datang sambil memakan ayam goreng KFC yang ia beli saat pulang dari kampus.

"Eh, ada Stella."

Loh, kok kenal gue? Stella kebingungan.

"Kenalin, gue Juyeon." Lelaki itu mengulurkan tangannya. "Gue tau lo dari Younghoon. Dia suka gibahin lo ke gue kalau lagi ada jeda waktu."

Oke, Juyeon ini sebenernya polos-polos gitu. Dia gak bermaksud mengadu pada Stella, cuman faktanya emang hitu. Alhasil, lelaki itu mendapatkan pukulan dari Younghoon di bahunya karena ember.

"Apa orang ini juga ikutan ngegibah gue?" tanya Stella menunjuk pada Hyunjae di sampingnya.

"Heh?! Kok gue? Gue mah juga kayak Juyeon kali. Kayak gak ada kerjaan banget gue gibahin lo," protes Hyunjae saat dituduh seperti Younghoon.

"Kalau gak ada kerjaan, ya gak usah pacarin gue lah."

"Diem dulu, gue mau ganti. Nih, jagain tas gue." Hyunjae langsung memberikan tasnya di depan dada Stella dengan keras dan menuju ke ruang ganti untuk berganti dari outfitnya ini ke baju model.

Stella memandang tas itu dan malah melemparkannya ke lantai. "Gue bukan babu dia, setan!" dengusnya. Lalu, ia menatap Younghoon. "Hoonnn! Anterin gue balik ke kostan! Gak mau satu ruangan sama itu iblis, hueeeee."

Yang diminta malah menjauh, "Hah? Ogah, ogah! Lo balik sendiri aja sono. Gue kan ada pemotretan di sini tau."

"Ngeselin banget lo monyet."

"Bodo amat."

"Au ah!"

Cewek itu beneran ngambek dan keluar dari tempat pemotretan tiga anak cowok yang terkenal dengan BERMUDA line. Stella akhirnya buka aplikasi gojek dan cek tarif dari situ ke kostnya. Pas ditotalin...

"LIMA PULUH RIBU APAAN ANJENG. Perasaan tadi bentaran doang ke sininya."

Jujur aja, Stella tuh juga lagi laper dan hemat duit. Dia cuman bawa tiga puluh ribu doang, dan itu aslinya buat jatah makan nanti malam sama buat besok. Mau gak mau ya udah, Stella coba nekat jalan kaki yang agak jauhan. Siapa tau pas mau deket, tarif gojek udah jadi lima belas ribu.

Bermodal nekat dan Google maps, dia bisa kemana saja hanya dengan kedua kakinya yang masih sehat. "Let's go!"

Sementara itu...

20 menit kemudian

"Hoon," panggil Juyeon masih makan ayam.

"Apa?"

"Itu.. si Stella pulang naik apa?" tanya Juyeon.

"Paling gojek atau grab lah," jawab Younghoon masih cek hasil selfie dia hari ini.

Juyeon terkagum. "Mantep juga dia akhir bulan gak sayang duit. Dari sini bisa nyampe tarif lima puluh sampai delapan puluh ribu loh. Stella kaya juga kek Hyunjae."

Gegara ngomong gitu, Younghoon jadi inget sesuatu. Kayak ada yang mengganjal di dalam hatinya. Tapi.. apa? Ini Younghoon mikir keras banget sama otak gantengnya. Emang dasar sepupu gak berguna, kebanyakan narsis, otaknya sempit buat peka sama cewek, apalagi itu masih satu keluarga besar besarnya.

"Juy," panggil Younghoon.

"Hmm."

"Stella udah pergi berapa lama?"

Juyeon memeriksa arlojinya. "Sekitar 25 menit yang lalu. Ini si Hyunjae ngapain lama banget gantinya, gue juga mau ganti."

"Nitip!" Younghoon melempar tas kuliahnya.

"HEH! INI LAGI MAU KEMANA?!"

"Nyusul Stella. Gue lupa itu anak kalau akhir bulan miskin banget anjir. Gue bisa dimarahin emaknya ntar," kata Younghoon.

Sebelum Younghoon bergerak lebih, Hyunjae muncul dan mencegahnya. "Biar gue aja. Gue udah selesai pemotretan awal. Giliran lo sebentar lagi, dan gue masih ada waktu buat sesi pemotretan akhir. Dia pasti jalan di jalan yang tadi mobil gue lewati."

"Oke. Hati-hati bawa mobilnya. Anak itu bisa mabuk kalau diajak ngebut."

¤¤¤


Aku suka BERMUDA Line🙂
Apalagi kalau lihat Juyeon polos wkwkwk
Ahaahahay

Asmaraloka | Hyunjae Where stories live. Discover now