"Ishh mulai ya lo kesempatan" Prilly menjauhkan badan nya dan sedikit menggeser posisi duduk nya.

"Yah ngejauh lagi dah"

"Tapi, makasih li" Tutur Prilly dengan lembut.

Ali tertegun mendengar apa yang barusan Prilly ucapkan. Baru kali ini Ali mendengar Prilly berbicara lembut padanya.

"Tapi bener ya laporin ke guru BK" Lirih Prilly sambil menunduk.

"Iya, ntar gue kasih bukti juga pake CCTV yang deket gudang"

"Dan janji jangan cerita ke siapa-siapa"

"Iya"

Prilly menganggukan kepalanya sambil menatap Ali lirih. Ia masih syok, tidak ada satu lelaki pun yang berani terhadap nya. Hanya Satria yang nekat melakukan ini. Brengsek.

Ali melihat Prilly mengusap sisa air mata nya. Menikmati sosok yang selalu ia kejar, bulu mata nya basah karna air mata, hidung nya merah karna basah, mata nya merah karna ia lama menangis tapi tetap bola mata hazel itu masih menawan di hati Ali.

"Apaan lo liat-liat,"

Ali tersadar dari lamunan nya. Ia langsung tersenyum kala melihat Prilly dengan wajah jutek nya. Hm kembali cuek.

"Ngga. Udah tenang? Kalo udah kita ke kelas" ajak Ali seraya bangkit dari kursi taman.

Prilly mengangguk mengiyakan ajakan Ali.

Mereka berjalan berdua dengan Prilly yang berjalan lebih dulu di depan Ali. Banyak siswa lainnya menatap kami, entah menatap karna iri atau aneh.

Sesampai nya di kelas Prilly, "Kamu tunggu sini ya, aku ke kantin dulu beli minum sama makanan. Gapapa kan? Tuh banyak temen-temen kamu kok jadi jangan takut lagi" ucap Ali sambil mengelus pelan rambut Prilly.

Prilly mengangguk lalu masuk ke dalam kelas nya, duduk di kursi miliknya.

"Tumben gak marah-marah ke si Ali?" Tanya Naya yang berada di samping kiri Prilly.

Prilly yang memang masih syok atas kejadian tadi, ia enggan untuk menjawab pertanyaan teman nya itu.

***

Ali memasuki area kantin. Ia berjalan ke arah gerobak yang menjual soto.

"Mang soto satu ya, sama air mineral nya"

"Siap jang"

Ali memutar arah tubuh nya, menatap sekeliling kantin mencari Rezki. Dan orang itu berada di meja ujung kantin ini dengan mata yang fokus pada ponsel.

"Bang ntar anterin ke pojok ya," ucap Ali sambil memberikan uang lima belas ribu.

Dengan senyum jahil nya Ali menghampiri meja Rezki, "WOY!"

"Eh anjing" sontak tubuh Rezki merespon dengan kaget nya.

"Dih najis gitu aja kaget" Ali terkekeh lalu menarik satu kursi untuk ia duduki.

"Bego. Kaget lah gue masih punya jantung," balas Rezki ketus.

"Yeh baperan sia mah" dengan logat sunda.

"Lo bisa sunda bor?" Rezki sedikit kaget dengan logat Ali errhhggg sedikit aneh.

"Bokap gue asli bandung kali, ya nurun lah dikit-dikit" Ali menarik jus alpukat yang ada di depan nya. Ia yakin Rezki telah memesankan ini untuk dirinya. So sweet kan dia?

"Lo dari mana aja sih? Gak macem-macem kan di kelas?"

"Abis nyari Prilly, tadi nya mau ada yang gue omongin tapi tuh anak lagi kena musibah"

"Hah? Apaan apaan?!" Jiwa gibah nya membara.

"Jangan banyak bacot ke orang-orang yak"

"Iya iya dah, cepetan apaan?"

'duh tapi Prilly nyuruh gue janji buat ga bacot ke siapa-siapa. Ck. Gapapa kali ya kalo cuman ke si kunyuk ini doang. Maapin aa ya neng'

"Prilly tadi di cium si Satria di lorong gudang, untung gue ngelewat situ" kata Ali memelankan suara nya.

"HAH?!" Teriak Rezki. Spontan orang yang berada di kantin melirik meja Ali dengan tatapan sinis karna merasa terganggu.

"Ck. Lo apaansih respon nya"

"Gue kaget bego, serius lo?" Rezki mulai lagi dengan tatapan serius nya.

"Demi cinta gue ke dia, aslian. Awas ya lo jangan banyak bacot" ancam Ali.

"Lo gak percayaan amat ke temen sendiri".

"Ya lagian lo kek cewe, jawab 'iya janji gak bakal cerita-cerita ke yang laen' padahal mah boong, dijadiin bahan gibahan ke yang orang laen tuh pasti"

"Lo nyama---"

"Ieu jang soto na" ucapan Rezki terhenti karna mang kantin nyodorin soto pesenan Ali.

"Nuhun mang"

"Lanjut ntar, gue mau ngasih ini dulu ke Prilly" Ali beranjak dari meja lalu membawa soto dan air mineral yang ia beli.

"Awas di buang lagi" teriak Rezki yang masih dapat Ali dengar.

Rezki menatap Ali keluar dari area kantin, bisa ia lihat betapa peduli nya Ali pada gadis itu. Padahal dia sudah di tolak mentah-mentah.

****

"Nih makan dulu, masih anget soto nya" Ali menyodorkan soto dan air mineral yang ia bawa.

Prilly yang semula menidurkan kepala nya di lipatan tangan diatas meja segera mendongkak.

"Buat gue?" Tanya Prilly sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya dong, nih. Apa mau di suapin?" Kata Ali sambil terkekeh.

"Gak usah" balas Prilly ketus.

"Udah lo balik aja sana ke kelas, gue gak suka kalo makan diliatin"

"Yaudah, abisin ya" Ali mengelus pelan rambut Prilly sambil tersenyum lembut.

Prilly hanya menganggukan kepala nya. Sedikit kaku.

Setelah Ali keluar dari kelas, "ehemm ada yang luluh kayak nya" goda Naya yang sedang membaca novel.

"Apaansih nay, ngga ya!" Bantah Prilly.

"Iya deh sekarang ngga, gak tau kalo nanti"

Prilly termenung. 'masa sih?'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tanda-tanda jatuh hati bukan si kalo gitu?🙈

Vote comment nya jangan di lewat, hargai setiap usaha penulis☺️

-salam kecup dari author

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕 𝑬𝒏𝒆𝒎𝒚Where stories live. Discover now