Chapter 7

614 59 9
                                    


Happy reading.

Bel istirahat sudah berbunyi, orang-orang berbondong-bondong menyerbu kantin sekolah. Kecuali Ali dan Rezki yang masih betah dalam posisi duduk di kelas.

"Ayo kantin nyet"

"Lo duluan deh, gue ada urusan bentaran"

"Dih so sibuk si libi"

"Apaan lagi sih ki, libi apaan lagi?" Tanya Ali jengah sambil membereskan buku yang baru saja ia pelajari.

"Ali Babi, hahahaha" Rezki tertawa terpingkal-pingkal seraya beranjak dari kursi.

"Tapi ntar nyusul ya ke kantin, awas lo"

"Iyaiya banyak bacot"

Tak lama Ali keluar kelas tergesa-gesa, ia menyadari hanya ia seorang diri yang berada di dalam sini ia hanya takut jika ada kehilangan barang dan berakhir fitnah.

***

Ali berlalu mencari seseorang, ia harus segera menyelesaikan masalah ini agar cepat terselesaikan. Menyulusuri lorong tiap lorong namun terhenti saat tepat berada di lorong yang menyambung ke arah gudang. Ia menajamkan indra telinga nya.

"Hikss...lepasin sat" Lirih Prilly sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Satria. Ya, Satria Rasyidin. Pria yang terobsesi pada Prilly. Ia dikenal dengan sosok yang arogan, keras, dan egois.

"Itu suara Prilly bukan sih?" Gumam Ali.

"Semakin ngeberontak, semakin gue kasar sama lo"

Ali masih menajamkan telinga nya sambil mengendap-endap di tembok lorong.

"Iya iya tapi lo mau ngapain ngajak gue ke tempat sepi gini"

"Mau---" ucapan Satria terhenti, dia langsung mencium bibir Prilly dengan kasar. Kedua tangan nya mencengkram pergelangan tangan Prilly dan mengunci nya.

"Mmhhhh mhhhh.. Sat please jangan gini" Prilly berusaha melepaskan tangan nya, kepala nya ia gelengkan agar bibir itu terlepas.

Mata Ali membulat saat ia melangkah masuk ke dalam lorong gudang.

"Anjing!"

Bugh.

Bugh.

Bugh.

"Setan lo keparat"

Bugh.

"Anjing lo berani nya ngerusak!"

Satria terkapar di lantai, cukup kuat pukulan Ali hingga darah keluar dari hidung dan memar di tulang pipi. Saat Ali dan Prilly keluar Satria tersenyum licik, ia merogoh ponsel yang berada di saku celana nya, "ke lorong gudang cepet!"

****

Ali segera merangkul Prilly dan menggenggam tangan nya. Mereka berdua lari dari lorong gudang ke arah taman belakang.

"Hikss..."

"Hiksss...."

"Udah sssttttt ada gue disini" Tangan kanan Ali masih menggenggam tangan Prilly, tangan kiri nya pun ia angkat untuk mengelus rambut lurus nya.

"Dia nyium bibir gue li hikssss..,"

Ali masih dalam posisi memeluk Prilly dari samping. "Nanti gue laporin ke guru BK ya, udah jangan nangis lagi" ia usap pipi bulat nya, berniat menghapus air mata dan ingus Prilly.

"Hiksssss... Euhh--gu.. gue takut hikss"

"Jangan takut disini ada gue, udah dong neneng Prilly nya Ali" kata Ali sambil terkekeh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝑺𝒘𝒆𝒆𝒕 𝑬𝒏𝒆𝒎𝒚Where stories live. Discover now