❄️58❄️

Mulai dari awal
                                    

"Ah aku jadi terharu mendengar nya" Ucap Felysia.

"Kemari kan tangan kanan mu" Pinta Kyra saat sudah selesai mengobati luka goresan di tubuh Jeon.

Jeon mengangguk. "Bagaimana kak? Sudah sembuh bukan?"

"Iya, sepertinya aku tidak perlu menyuapi mu lagi" Kyra mengacak-acak rambut Jeon.

Jeon terkekeh. "Terimakasih banyak"

Kenzie yang sedari tadi hanya diam melihat interaksi Kyra dan Jeon, juga Felysia dan Mr. Devan, akhirnya angkat bicara.

"Tidak ada yang mau mengobati ku?"

Sontak pertanyaan Kenzie langsung dibuahi tatapan bingung dari keempat orang didepannya.

"Untuk apa?" Tanya Kyra.

"Benar, kau hanya mendapatkan beberapa luka goresan saja. Lihat tubuh kami yang terkena goresan pedang dari mu. Banyak sekali bukan? Putra mahkota memang beda" Timpal Felysia.

"Setidaknya ada yang memeriksa kondisi ku. Aku serasa di anak tirikan disini"

"Jika aku mendekati mu, kau pasti mengusir ku" Ucap Felysia.

"Sejak kapan kak Kenzie jadi banyak bicara seperti itu?" Bisik Jeon pada Kyra yang masih terdengar jelas di telinga mereka.

"Kau baru tahu? Dia memang cukup rewel menurut ku" Kyra membalas dengan bisikan lagi.

"Kalian berdua tidak bisa memakai Mind-link? Oh pantas, kalian berbisik-bisik saja masih terdengar jelas" Sarkas Kenzie.

Mr. Devan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Biar saya lihat kondisi mu"

Saat Mr. Devan hendak berdiri, perkataan Kenzie menghentikan nya.

"Tidak usah. Tidak perlu"

"Menyebalkan ya?" Bisik Kyra lagi.

"Benar, aku berencana untuk berhenti menyukainya saja" Balas Felysia dengan berbisik.

"Hei aku masih bisa mendengar nya"

"Wah kau serius?" Tanya Kyra yang tidak berbisik lagi. Ia menghiraukan ucapan Kenzie barusan.

"Kenapa kau terlihat bersemangat setelah mendengar Felysia akan berhenti menyukai ku?" Kenzie menaikkan sebelah alisnya.

"Ti-tidak, aku biasa-biasa saja" Jawab Kyra.

Kenzie berdecak. Ia mengalihkan wajahnya menatap kearah lain, agar mereka berempat tidak melihatnya tersenyum. Ya dia tersenyum.

"Menurut ku kalian sangat cocok" Celetuk Jeon.

"Benarkah?" Tanya Kenzie.

"Kenapa kau terlihat bersemangat setelah mendengar ucapan Jeon?" Kyra meniru pertanyaan Kenzie.

"Tidak, aku biasa-biasa saja" Kenzie meniru jawaban Kyra.

"Aku juga baru tahu jika Kenzie bisa bicara sebanyak ini" Felysia melanjutkan obrolan Jeon yang tadi.

"Ku rasa Kak Kenzie bisa banyak bicara jika bersama kak Kyra" Jeon dan Felysia melihat kearah Kyra yang tengah beradu mulut dengan Kenzie.

"Yah kurasa juga begitu" Felysia menghembuskan nafas nya pelan. "Tapi anehnya sekarang aku tidak merasa cemburu sama sekali, yang kurasakan saat melihat interaksi mereka berdua hati ku terasa hangat, dan yah walaupun agak sedikit jengkel karena mereka tidak sadar dengan perasan mereka masing-masing"

"Karena kak Kyra menyelamatkan nyawa mu bukan? Jadi kau ingin dia yang memiliki kak Kenzie" Tanya Jeon to the point.

"Memang. Tapi bukan hanya itu, aku sudah menyerah untuk mendapatkan hati sang pangeran es itu. Pria tampan tidak hanya dia, masih banyak lagi, Mr. Devan misalnya"

Queensha JovankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang