01. tentang ku🍭

1.2K 50 0
                                    

Nama ku jihan vinanda azam, keluarga ku sering memanggilku Vina sedangkan yang lain memanggilku jihan.

Umur ku baru 16 tahun , aku termasuk gadis yang pendiam tidak suka keramain ataupun obrolan.

Aku anak ketiga  dari 3 bersaudara, dan aku lah yang di perlakuan berbeda bukan kerena aku cacat tapi karena aku seorang anak perempuan yang tak di inginkan.

Dan masalah pun hadir, masalah yang menuntut ku untuk berkorban, masalah yang merampas segala impian ku.

Iya aku harus mengikuti permintaan orang tua ku untuk menikah dengan ceo muda dari perusahan ternama di kota ini, ceo yang merupakan raja bisnis yang kejam, itu lah dia menurut ku.

Orangtua ku yang terlilit hutang, serta kakak kakak ku yang tak bisa membantu ku.

Aku tidak mempunyai pilihan lain selain  menerima pernikahan ini.

Selamat tinggal impian

Selamat tinggal sekolah ku.

" Jihan!! "

Teriakan nya dan selalu menjadi sarapan pagi untuk ku.

Iya sudah genap satu tahun aku menikahii Bara ziga pratama seorang ceo muda berumur 25 tahun yang amat egois.

Sudah genap satu tahun juga iya menyiksa ku, diri nya yang selalu membentak ku, dan kerap kali berlaku kasar pada ku.

Kehidupan rumah tangga yang harmonis dan selalu ku damba kan harus ku kubur dalam dalam kerana itu tidak akan terjadi.

" Iya mas, " Lirih ku sambil menunduk.

" Dasar gadis bodoh!! Sudah saya bilang kan tutup pagar nya bila saya pergii? Dimana otak kamu bila maling masuk bagaimana? Apa kamu bisa menggantikan barang barang yang hilang bila ada pencuri, " Kasar nya.

Aku pun hanya menunduk.

Saya lelah

Saya capek

Saya bosan

" Saya sedang bicara dengan Anda jangan hanya menunduk, " Ungkap nya sambil mendorong bahu ku kasar hingga terbentur lemari hias.

" Maaf mas, lain kali akan saya lakukan dengan baik, " Lirih ku

Dia menatap ku sinis

" Dasar jalang, " Ungkap nya membuat hati ku sakit.

Jalang kata nya, begitu rendah kah aku di mata mu.

Sudah suatu hal yang biasa bila suami ku mengeluarkan kata kata kasar yang menyakiti hati ku.

Air mata ku pun mengalir

Hiks hiks

" Dasar gadis cengeng, berhenti menangis, " Ungkap nya kasar.

Perlahan aku pun menghapus air mata ku.

Dia pun pergi dari hadapan ku.

Malam hari nya...

Seperti biasa nya aku harus menunggu mas bara pulang dari kantor.

Sejahat apapun dia memperlakukan ku, aku akan tetap melakukan tugas seorang istri dengan baik.

Sudah tengah malam ia belum juga pulang.

Saat ini aku sedang menunggu nya di ruang tamu sambil menonton TV sebenarnya mata ku sudah sangat mengantuk tapi aku harus tetap menunggu nya.

Bunyi mobil pun memasuki perkarangan rumah kami.

Aku pun segera berlari membuka kan pintu rumah.

" Mas kok malam banget pulang nya, " Kata ku sambil mengambil alih tas yang ia pegang.

" Menyingkir dari hadapan saya, " Kata nya kasar.

Aku pun menggeser kan tubuh ku supaya dia bisa lewat.

" Mas udah makan, aku panasin yah makanan nya, "

" Udah, saya capek kamu pergii aja, " Ketus nya.

Aku pun hanya menghela napas.

Di dalam kamar...

Aku memang sekamar dengan suami ku.

Tapi tidak seranjang aku yang tidur di   lantai sedang kan dia tidur di kasur empuk

Bahkan sering kali ia dengan sengaja menendang ku.

Kami tidak pernah melakukan hubungan suami istri.

Masih teringat betul ucapan nya malam itu
" Saya tidak akan pernah menyentuh tubuh kamu dasar jalang!! , "

Saat aku ingin merebah kan tubuh ku ia menendang ku dengan kasar bagaikan seekor binatang.

" Aduuh?!!, " Lirih ku.

" Kamu tidak boleh tidur malam ini, " Ujar nya.

Aku hanya diam menatap nya, mata ku sudah sangat mengantuk.

" Kamu harus menemani saya, saya ingin nonton bola, " Ujar nya yang baru selesai mandi.

" Cepat berdiri," Lanjut nya.

Aku pun hanya mengekor di belakang nya.

Saat di ruang keluarga dia sudah duduk nyaman di sofa sedangkan aku duduk di bawah, bagai majikan dan pembantu.

" Pijitin kaki saya, " Kata nya mengojor kan kaki nya.

Aku pun mulai memijit nya.

" Loyo banget sih!!, ikhlas gak? , " Ujar nya marah belum sempat aku membalas ucapan nya dia sudah menarik ku berdiri lalu mendorong ku kuat hingga kening ku terbentur ke dinding ada sedikit darah yang mengalir.

Ku lirik dia yang hanya menatap ku kaku.

Apa tidak pernah ada rasa iba di hati nya __batin ku.

Dia pun meninggal kan ku yang sedang merasakan kesakitan di pelipis .

Aku pun menahan tangis ku supaya tidak terdengar

Kejam

Tuhan sampai kapan aku harus menderita

Apa aku akan tetap di perlakuan bagaikan hewan oleh suami ku sendiri.

Apa engkau tidak mengizinkan ku bahagia Tuhan.

Bersambung.....







Nikah MudaWhere stories live. Discover now