vier [semi M]

Mulai dari awal
                                    

"Lalu kenapa hyung menjadi guru?"

"Aku diminta untuk melakukannya. Gurumu yang sebelumnya mengambil cuti. Adiknya memintaku untuk menggantikannya dengan alasan pengalaman mengajar serta medali emas yang kukantongi di bidang matematika."

Kemudian Yoongi tersenyum kecil seperti tersnyum miris, "Tenang saja. Tahun depan aku tidak akan mengajar lagi disini. Kau akan bebas dariku."

Seharusnya Jimin senang mendengarnya. Guru yang tidak becus ini tidak akan ada lagi tahun depan. Tidak akan ada lagi yang menggodanya.

Tapi kenapa Jimin malah sedih mendengarnya? Apalagi setelah Jimin mengetahui kalau Yoongi menyukainya, pasti berat untuk meninggalkannya.

"Aku sudah memberitahukan semuanya. Sekarang kemarilah,"

Yoongi menepuk bagian kiri sofa. Meminta Jimin untuk duduk disana. Kini mode Yoongi yang dingin dan mendominasi sudah kembali. Bagaikan tombol power ON yang sudah diaktifkan. Jimin yang seperti tersihir kemudian menurutinya dan duduk di sebelahnya.

Tentu dia tau ini adalah saatnya untuk menerima hukuman.

"Salah instruksi. Berbaringlah diatas pahaku. Letakkan kepalamu di pinggir sofa."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jimin baru saja mau membuka mulut untuk membantah namun menyadari tatapan dingin dan dominan yang diberikan Yoongi kepadanya membuat dirinya total tersihir hingga menuruti titahnya. Posisi ini begitu memalukan bagi Jimin. Apalagi dengan Yoongi yang menatap bokong bulatnya seperti kelaparan dengan tatapan dinginnya.

Dalam satu tarikan, Yoongi membuka celana Jimin beserta dalamannya hingga menampilkan bokong bulat dan mulus sesuai ekspektasinya. Lengan bajunya dilipat lebih tinggi dengan tangan kirinya menahan leher Jimin supaya tidak menengok ke belakang.

Sedangkan tangan kanannya bersiap.

"Hyung! A-apa yang kau lakukan?"

Jimin memberontak namun percuma karena tangan kiri Yoongi yang benar-benar menahan pergerakan kepanya. Membuat keringat dingin menetes di pelipis Jimin yang tidak bisa membayangkan hal buruk apa yang akan dilakukan Yoongi dibawah sana.

"Mulai berhitung, Park."

Plak!

"Ahk! S-sakit..."

"AKU BILANG MULAI BERHITUNG!"

Plak!

"S-satu.."

Plak!

"Ahhk! Du-a..."

Plak! Plak!

Math Teacher [Yoonmin] • COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang