Bukan.

Kita berbuat kebaikan bukan itu tujuannya. Bukan biar orang lain tahu bahwa kita ini udah bikin kebaikan. Sama sekali bukan ke sana.

Kita berbuat baik, itu ditujukan buat diri kita sendiri. Khusus buat diri kita aja. Nggak ada tujuan lain. Kita berbuat baik memang fokus untuk memperbaiki diri. Jangan sampe kita berpikir berbuat baik itu untuk sebuah pujian. Doain aku biar nggak jadi kayak gitu ya temen-temen.

Sekarang gini,

Memang terkadang, satu hal kecil yang menurut kita nggak berarti apa-apa, itu tuh penuh arti banget buat orang lain. Begitu pun sebaliknya. Yang menurut kita berarti, terkadang di mata orang lain tuh nggak ada apa-apanya.

Nah. Poinnya di sini.

Seandainya kita ngelakuin hal kecil, ngasih satu kebaikan keciiill aja buat orang lain, terus kita bangga. Kita omongin ke yang lain bahwa kita udah berbuat baik. Orang lain mungkin diem aja. Padahal terkadang, tanpa kita tahu, kebaikan yang udah dia lakuin jauh lebih besar dari apa yang udah kita lakuin. Cuma dianya aja yang nggak ngumbar sana sini. Dia sadar, dia tau bahwa kebaikan yang udah dia lakuin itu cukup dirinya sama Yang Maha Tahu aja yang harus tahu. Dia ngelakuin semuanya bener-bener murni untuk memperbaiki diri. Nggak ada niat lain.

Toh, yang namanya orang baik tanpa dia harus ngaku baik pun, tanpa dia ngasih tau dia orang baik pun, orang lain pasti bisa lihat dia sebagai orang baik, orang lain pasti bisa nilai dia.

Baik atau nggaknya kita itu diakui, bukan mengakui.

Jadi, yuk sama-sama kita perbaiki diri kita masing, kita lakuin hal kebaikan sebanyak-banyaknya, tanpa harus orang lain tau.

Ada satu quotes nih,

Kebaikan itu bukan hal yang harus kita tunjukkin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kebaikan itu bukan hal yang harus kita tunjukkin. Tapi kebaikan itu ibarat biji, kalo kita tanam, kita sembunyiin dalam tanah. Gak akan ada orang lain yang tahu bahwa di tempat yang ia pijak, di bawahnya terdapat satu biji yang nantinya bisa menghasilkan buah. Tanpa orang lain tahu, matahari bersinar memberi kehangatan ke dalam sana, berselang air hujan yang mengguyur membuat tanahnya semakin subur. Belum lagi cacing-cacing yang membuat tanahnya menjadi gembur, ayam yang tidak sengaja menjatuhkan kotorannya di sana, sampai menjadi pupuk untuk biji itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, biji tersebut akan tumbuh menjadi tanaman. Berbunga. Berbuah. Dari sini, barulah orang lain sadar akan adanya biji ini, tanpa mereka tahu proses dan perjalanannya. Dan pada akhirnya orang lain bisa memetik kebaikan dari biji itu sendiri.

Beda lagi cerita kalo kita sengaja tampakin bijinya. Kita taro di atas tanah biar banyak orang yang bisa liat. Kita simpen air di pinggirnya supaya bisa di liat orang lain juga, kita sediain cacing di sana, kita bawa ayamnya ke sana. Kebayang nggak apa yang bakal terjadi? Paling-paling bijinya dipatok ayam kan? Kalo nggak, cacingnya yang dimakan ayam. Bisa-bisa airnya juga tumpah.

Begitu pun manusia. Ia berbuat kebaikan ini, kebaikan itu, tanpa ia kasih tahu ke orang lain. Setiap hari ia terus seperti itu, bahkan kebaikan yang ia lakukan semakin bertambah banyak. Selama berproses, ia terus menutupi apa yang sudah ia lakukan. Orang lain tidak akan ada yang menyadari sebanyak apa dan sejauh mana kebaikan yang sudah ia lakukan. Namun semakin lama, semakin banyak kebaikan yang ia lakukan, semakin kebaikan itu juga akan muncul dengan sendirinya. Tidak perlu dorongan ataupun tarikan sedikitpun, kebaikan itu akan menampakkan diri dengan sendirinya. Dari sini, barulah orang lain akan sadar dan mengakui bahwa manusia itu baik. Tanpa perlu manusia itu bicara, tanpa perlu manusia itu menulis tentang kebaikannya, tanpa manusia itu berteriak-teriak.

Beda lagi kalo setiap kita berbuat kebaikan, kita kasih tau kalo orang-orang. Kita umumin ke semua orang. Apa yang bakal terjadi? Yang ada orang lain ilfeel kan sama kita? Yang ada orang lain jadi males sama kita. Yang ada kita di judge abis-abisan.

Jadi kalo emang kita mau berbuat kebaikan. Cukup lakuin itu murni untuk diri kita sendiri. Ini bener-bener murni untuk memperbaiki diri. Jangan sampe ada maksud lain. Orang lain gak perlu tahu kebaikan kita, orang lain gak perlu tahu udha sejauh apa kita berbuat baik. Orang lain gak perlu tau proses panjang dan rumit yang harus kita laluin. Orang lain cukup menikmati hasil dari kita yang berproses.

.
.
.
.
.
.

HAI GUYYYSSS!!

Aku ingetin lagi di sini, bahwa apa yang aku tulis sama sekali bukan untuk menggurui. Aku menulis semua murni untuk aku sendiri. Tidak ada maksud untuk menasehati ataupun menggurui. Bahkan maksud untuk mengingatkan pun tidak ada. Karena di sini aku percaya, temen-temen udah neglangkah lebih jauh dari aku, temen-temen udah lebih baik dari aku. Dan aku gak pantes buat kasih ini itu ke temen-temen.

Sekali lagi tulisan-tulisan di sini nggak ditujukan buat siapa pun ya. Aku nggak berniat menyudutkan ataupun menyinggung siapapun di sini.

Aku cuma mau ngajak temen-temen buat bikin cerita bersama.

Ok deh.

Jangan lupa buat tekan bintang dan ajak orang-orang tersayang buat baca jugaaa🥳🥳🥳🥳

Because GOODNESS should to be FLOWS

Ok good bye and see you in the next topic👋👋👋







Our StoriesWhere stories live. Discover now