Kadang Atlas merasa takut sendiri kalau dia membayangkan hal itu, tapi sekali lagi. Atlas percaya Hafsah mampu dan qodarullah.

Atlas dan Randi menghentikan motor mereka di lahan depan bengkel. Mereka bingung karena bengkel ramai dengan para ibu-ibu dan nenek- nenek yang biasa ikut senam dengan Randi.

"Nah… itu Atlasnya datang." Terdengar suara Alif yang sedikit berteriak.

Kumpulan wanita beda usia itupun langsung berbondong-bondong mengepung Atlas.

"Nak Atlas, ini Ibu kasih hadiah untuk anak kembarnya."

"Ini nenek kasih uang buat beli popok."

"Ini kado, isinya tempat makan serta botol susu untuk anak kembarnya Nak Atlas."

Atlas diam, dia masih dalam mode bingung sekarang. Dari mana datangnya semua ini? Demi Tayo yang tengah bernyanyi dengan para sahabatnya,  Rogi ,Lani ,Gani.  Atlas syok bukan main karena mendapat hadiah banyak.

"Terima kasih," ucap Atlas dengan senyum kikuk di balik helm. Bahkan dia baru sadar jika belum melepas helmnya.

Dan setelah ucapan terima kasih, seketika para rombongan wanita itu hilang dan pulang ke rumah masing-masing.

Alif dan Bagus langsung menghampiri Atlas dan Randi, mereka membantu Atlas untuk mengmbil hadiah yang berjatuhan di bawah motor.

"Kita di kepung dari tadi, mereka cari elu Pet," ucap Alif.

Atlas melepas helmnya dan mengerjap pelan. "Kaget gue."

"Gue juga, mereka antusias banget tahu. Herannya, kenapa bisa tahu ya kalau Hafsah sebentar lagi bakal lahiran?" Bagus juga bingung akan itu semua. Detik berikutnya, terdengar tawa dari salah satu sahabat mereka. Randi.

"Gue'kan ada grup senam. Gue yang kasih tahu ke mereka." Atlas, Alif, dan Bagus menatap Randi dengan tatapan yang sulit di artikan.

Satu keuntungan memiliki sahabat jenis seperti Randi. Kadang otaknya pintar bin untung, uang Atlas bisa di simpan kembali untuk biaya persalinan Hafsah nanti.

"Selama hidup di dunia, baru kali ini otak lu bermanfaat bagi Peta," ucap Alif.

"Kurang ajar lu Swiper! Otak gue selalu berguna ya bagi kalian. Coba ingat, selama ini kalian sering makan rendang gratis, buah gratis, dapat uang tambahan, dari mana coba? Gue lah."

"Sombong!" hardik Alif.

"Sirik aja lu!" balas Randi.

"Makasih ya Dor," ucap Atlas sambil menepuk bahu Randi.

"Sama-sama, demi calon tiga  keponakan gue, apapun bakal gue lakukan asal itu grtis hehe."

Kaum gratisan memang lebih nikmat untuk hidup, kalau masih ada gratis, why not?

Otak Randi ternyata bisa di andalkan. Atlas patut berterima kasih karena Randi secara tidak langsung, menghemat pengeluarannya lagi dan ini adalah salah satu bentuk rezeki si kembar.

***

Sedari tadi Hafsah tak henti-hentinya tertawa, karena cerita Atlas mengenai hadiah yang dia dapat untuk si kembar.

Atlas [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now