Bab. 15

51.2K 6.7K 1.5K
                                    

Pre Order akhir Juni 2021
Untuk info lebih detail, bisa pantau IG aku (nadianisa13) dan IG Penerbit (loveable.redaksi)







Kedua bola mata sipit Atlas terbuka secara perlahan, dia mengatur napas dan mengerjap sesaat sebelum menyadari bahwa dirinya ada di sebuah kamar.

Ini bukan kamarnya, Atlas mengedarkan pandangan sebelum akhirnya menemukan Randi yang tengah duduk di kursi belajar sambil memainkan gawainya.

Telinga Atlas terusik karena Randi sedari tadi mengoceh seorang diri.

"Apakah kalian melihat sungai?"

"Itu di belakang elu!" jawab Randi.

"Di mana?"

"Itu… belakang elu! Buset dah!"

"Aku tidak melihatnya, apakah kalian mau memberitahu?"

"Tadi gue udah beritahu, itu di belakang elu Dora item, tapi gue sayang!"

"Apakah kalian melihat sungai?"

"BODO AMAT! GUE GAK LIHAT, KITA PUTUS!"

Atlas menghela napas, pasti Randi tengah menonton acara Dora di youtube. Berisik sekali.

“Dora?” panggil Atlas. Randi langsung mengangkat wajah.

“Eh…Pet! Udah sadar ternyata.” Randi  menutup gawai lalu bernajak dan berjalan ke arah Atlas, cowok itu duduk di sisi kasur, menatap Atlas yang mengubah posisi dari berbaring menjadi duduk menyandar di kepala kasur.

“Elu pingsan apa tidur? Lama amat sampai empat jam!” tegur Randi.

Atlas mengerjap, jadi tadi itu dia benar-benar pingsan, Atlas kira hanya mimpi. Jadi sekarang dia telah sah menjadi suami Hafsah.

Bibir Atlas mengukir senyum tipis, Randi mengangkat satu alisnya.

“Ngapain senyum?”

“Oh… itu, Hafsah…”

“Dia minta cerai.”

“APA?!!” Mata Atlas membulat sempurna. Iya meski masih terlihat sipit.

“Katanya sih dia ogah punya suami kaya elu. Masa iya habis akad pingsan. Akhirnya Hafsah minta cerai,” penjelasan Randi. Atlas menatap Randi tidak percaya.

Bahkan Atlas belum melihat Hafsah hari ini, boleh Atlas memutar waktu. Dia ingin tidak pingsan,  Atlas hanya merasa sangat gugup beberapa jam lalu saat mengakad Hafsah, makanya dia sampai pingsan.

“Katanya, Hafsah mau nikah sama gue aja,” lanjut Randi. Atlas melotot. Wah… ini sih hanya tipu daya Randi yang hobi mengerjai Atlas.

“Gue udah jantungan aja.” Atlas menyugar rambutnya ke belakang.  Randi cekikikan tidak jelas karena berhasil membuat Atlas merasakan sensasi panik.

“Lagian,habis akad malah pingsan! Kaga ada akhlak lu!”

“Elu yang kada ada akhlak!” balas Atlas.

"Terus ini kamar siapa?" tanya Atlas.

"Kamar Hafsah," jawab Randi.

Tidak lama kemudian, pintu kamar Hafsah terbuka, menampakan sosok Sarah, Alif, dan Bagus.

"Sudah bangun ternyata." Sarah tersenyum lembut pada sang putra.

"Sumpah, gue tadi pengen ketawa pas Peta tiba-tiba pingsan," ucap Alif dengan diakhiri tawa. Bagus juga ikut tertawa.

Semua orang dibuat kaget oleh Atlas, terutama Hafsah. Awalnya Hafsah tidak tahu kalau Atlas pingsan, dia'kan menunggu di dalam kamar selama akad.

Tiba-tiba Ayahnya masuk dan memberitahu kalau Atlas pingsan. Laki-laki yang telah resmi menjadi suaminya itu pun di bopong oleh beberapa orang, lalu dibaringkan di kasur Hafsah.

Atlas [Sudah Terbit]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें