"Triple K, where you all?" Zila yang baru saja pulang di sore itu tidak menemukan anak-anaknya di ruang keluarga.
"Anak-anak... Mama bawa sesuatu nih buat kalian," tetapi, masih saja belum ada sahutan.
Setelah membuka ponselnya untuk melihat CCTV, Zila menuju kamar Khalisa dan akhirnya menemukan anak-anaknya dengan wajah masam di dalam sana. "Kok nggak jawab sih Mama panggilin?"
Hening, tak ada satupun dari mereka yang menjawab. Bahkan mereka pura-pura sibuk, seolah di sana tidak ada Zila sama sekali.
"Hei.. lagi praktek jadi anak durhaka, kalian?" tanya Zila geram.
"Nggak, Ummi," balas Khalisa cepat.
Khalifah menatap tajam pada adiknya itu karena sudah melanggar perjanjian.
"Kok di jawab? kita 'kan lagi mode ngambek," bisiknya pada Khalisa.
Mereka sedang kesal pada ibunya. Tadi malam, ketika di tes speaking dalam bahasa China, mereka semua bisa melakukannya dengan baik, bahkan terlalu baik. Namun, Zila malah mengatakan tidak akan membelikan ponsel karena mereka kelebihan durasi ketika berbicara. Apalagi Khalifah, lelaki itu mengungkapkan perasaannya kepada sang ibu dalam bahasa China sampai lima belas menit, Zila bilang itu akan membuang-buang waktu dirinya.
"Padahal Mama bawain hp baru buat kalian. Yaudah, kalau nggak mau,"
"Beneran, Mom?" berbinar mata Khadija mendengarnya. Zila mengangguk pelan, lalu menyodorkan sebuah paper bag ke hadapan anaknya.
"Merk ini, Mom?" tanya Khadija sembari mengeluarkan salah satu kotak hp. Sementara sisanya disodorkan ke Khalisa dan abangnya.
"Itu abang kamu yang nyuruh, yaudah Mommy sama ratakan aja," balas Zila.
"Recommended," ujar Khalifah bangga. "Harganya beneran tiga juga 'kan, Ma? murah 'kan hpnya?"
"Tiga juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah. Puas kau?" kesal Zila. Khalifah tertawa kecil sementara kedua adiknya geleng-geleng kepala melihat kelakuan abangnya itu, lalu mereka kembali sibuk menelisik gadget barunya.
"Abang balas dendam," Khalisa yang sedari tadi hanya diam, kini membuka suara. Matanya sibuk meneliti panduan pemakaian ponsel dan garansinya.
"Maksudnya?" tanya Khadija yang sulit mengerti.
"Kemarin Ummi suruh speaking by Chinese language. Liat hpnya, made in siapa?" tanya Khalisa yang membuat mereka semua tertawa.
"Oke, karena sekarang kalian sudah pakai hp, berarti kita tambah peraturan baru!" ujar Zila penuh semangat ketika anak-anaknya sedang asik dengan gadget baru mereka itu.
Mulai lagi deh!!
_____
Khalifah dengan muka ditekuk memasuki kamarnya. Setelah shalat maghrib berjama'ah bersama ibu dan adiknya, ia langsung melengos keluar dari mushalla. Kertas yang bertuliskan peraturan diremasnya kuat-kuat.
Peraturan gila!
Khalifah membuka kertas kusut itu dan kembali membacanya.
New Rules
Untuk anakku tercinta, sebelumnya kalian harus ingat tujuan awal kalian ingin memiliki HP untuk apa, jangan disalahgunakan nantinya.
YOU ARE READING
Kembar tapi Beda ✔
Teen FictionTentang bagaimana seharusnya kamu melewati masa remajamu, tentang bagaimana bersikap pada orang tuamu. Temukan di sini! Setiap orang tua pasti memiliki cara yang berbeda dalam mendidik anaknya. • Jangan iri pada temanmu yang orang tuanya terlihat l...