PART 3

9 1 0
                                        

L I L Y

.

.

Nama bunga ini sudah tak asing untuk para makhluk yang hidup di muka bumi, bermacam-macam warna dan memiliki arti dari masing-masing warna.

namun disini, hanya akan timbul dua macam bunga lily, Lily orange dikenal sebagai lambang kebencian, kesombongan dan penghinaan, dan bunga lily putih yang dilambangkan sebagai lambang kesucian, kemurnian, ketulusan, kemuliaan, pengabdian juga persahabatan, dan tak lupa lily putih juga merupakan bunga yang sangat umum digunakan saat pemakaman, Bunga lily putih melambangkan simpati kepada keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.

5 Tahun yang lalu.

Sebuah mobil berhenti tepat di halaman rumah berwarna putih bersih, pria paruh baya yang berada di halaman sesegera mungkin menyambut mobil tersebut, dan membukakan pagar rumah.

"Ini" Ucap seseorang yang baru saja keluar dari mobil.

"Lily?" Tanya pria paruh baya tadi, orang itu hanya mengagguk dan tersenyum yang kemudian berjalan lebih dulu.

"Apa tuan menyuruh saya untuk menanamnya?"

"Tentu saja, jangan lupa kamu rawat baik-baik, karena suatu saat bunga itu akan berguna" Memperlihatkan wajah aneh sudah tak asing lagi, sembari masuk kedalam rumah.

'Tuan memang selalu saja mengumpulkan bunga ini disetiap tahunya' Batin pria paruh baya itu sembari pergi kehalaman belakang untuk menanam bunga lily yang bisa dihitung telah mencapai kesekian kalinya.

--------

Bali 4 Februari 2010

Tak pantas jika seorang anak berperilaku seperti itu dikatakan sebagai anak yang memiliki sopan santun juga tatakrama, itu sudah bukan hal yang bisa disebut dengan kata wajar, membayangkannya saja sudah membuat raga enggan menatapnya, menjijikan.

ucapan, kalimat, dan perkataan yang cukup membuat satu keluarga terkena sebuah Razia besar-besaran, baik diri maupun seisi rumah.

"Anak siapa kamu?!" Teriak wanita paruh baya yang terus-menerus mengalirkan air matanya.

"Berani-beraninya kamu melakukan ini!" Sambung laki-laki paruh baya yang sesekali memberikan tamparan maut dan sukses membuat pipi anak tersebut memerah juga bahkan terlihat dari sudut bibirnya jelas darah segar keluar.

"Itu semua karena bunga lily" Balas anak itu, dengan smirk yang ia buat dengan bibir manisnya, "Bunga itu yang membuat ka Azri mati"

PLAK...

Satu kali tamparan kembali datang menghampiri pipinya,

"Jangan pernah salahkan bunga itu Gandhi Gunadhya!"

"Papa udah pa" Selak anak perempuan yang sedari tadi berusaha untuk menghentikan aktivitas kekerasan itu.

'dasar pria bodoh' Batin si anak pemilik nama Gandhi Gunadhya yang kemudian pergi tanpa mengatakan kata pamit dan penyesalan.

Beberapa jam sebelum kerecokan terjadi.

Sebuah ruangan gelap nan dingin terlihat jelas dari sudut pandang mata seorang anak laki-laki yang sedang asyik bermain dengan boneka barbienya.

"Hey bodoh" Suara itu sangat jelas terdengar dari arah rungan itu yang membuat anak laki-laki tadi melihat kearah sumber suara,

"Jangan panggil gua bodoh kalo kaka sama sekali nggak punya otak buat berfikir"

"lu ntu masih kecil, mainan aja berbie kaya anak perempuan"

"Apa ada hubungannya dengan anda?"

"Aish, gua lagi males debat sama lu, petik beberapa bunga lily disana buruan, bawa kesini"

"mau lakuin ritual apa lagi lu ka?"

"mau tau? makanya cepet bawa kesini" Dengan sigap, setelah ucapan kakanya tadi anak itu segera memetik beberapa bunga dan masuk kedalam ruangan yang didalamnya terdapat kaka laki-lakinya beserta sebuah kertas bertuliskan Anya.

"Anya?" Ekspresi bingung saat ini sedang menyelimuti anak itu.

"Lu tau bukan Anya siapa?" Sembari membuka lemari yang berada di sudut ruangan.

"Mantan lu bukan? dia udah matikan beberapa bulan yang lalu"

"pinter" Pujian melontar begitu saja yang kemudian laki-laki bernotabene kaka dari sang anak kembali mendekati anak itu membawa sepotong tangan utuh yang di jari manisnya masih terhias sebuah cincin.

"Hebat, kapan lu ambil ini ka?"

"Gampang aja si, gua gali kuburannya abis itu gua ambil"

"Papa tau mampus lu nanti"

"Tenang aja lagian" Sebuah pisau tetancap dengan jelas di bagian perut sebelah kanan secara spontan membuat sang kaka menghentikan ucapannya dan meringis kesakitan.

"Dasar gila" Ucap anak itu yang kemudian mencabut kasar pisau tersebut.

"kaka macam apa lu ngajarin adiknya buat jadi orang mesum?" Berjalan Perlahan mendekati sang kaka yang sudah jatuh ke tanah.

"Dasar bunga lily, apa perlu gua ukir di leherlu gambar bunga lily?"

"Lu kemasukan apa? jangan de, gua janji gua kaga akan mesum lagi" Mundur, mundur dan mundur, hingga akhirnya sebuah tembok tepat berada di belakang sang kaka.

"Penghancur alur" Tersenyum kemudian menusuk leher sang kaka tepat dibagian nadi, mencabutnya kembali sehingga membuat semprotan darah keluar mengenai wajah anak itu.

"mejijikan" Sembari tertawa anak itu mengukir tubuh sang kaka dengan bentuk lily didaerah pipinya, dan tak lupa menyayat sisi lain, mecabik-cabik hingga hilang tubuh utuh dihadapanya.

Flashback OFF

-------

Oca POV

Jangan sampai anak itu melalukan hal yang membuat orang sekitar depresi, itu prinsip gua saat ini.

"Gandhi!" Teriak gua sambil nyamperin dia.

"Kenapa?" Tanyanya, gua liat jelas dari matanya, saat ini dia panik.

"Ngapain disini, lu jangan buat masalah yang aneh-aneh" Narik dia masuk ke dalam rumah dan pergi meuju kamar itu adalah pilihan terbaik,

"Gua nemu pemeran lagi ka" Ucap dia dengan wajah bahagia.

"Otak lu itu udah gak bagus buat berfikir jernih"

"Oca, Gandhi nggak akan ngapa-ngapain, Gandhi anak baik" Senyuman melontar ke arah gua dan sukses membuat gua bergidig ngeri yang kemudian raga gua sontak membawa gua keluar dari kamar bernuansa amis itu.

Sebenarnya sudah menjadi hal biasa buat gua juga mama, tapi papa? gua rasa itu nggak akan mungkin, walaupun dia udah bersikap seolah-olah nggak pernah terjadi apapun, sang bunga tak akan pernah hilang didalam pikiranya.

Lebih tepatnya papa mengalami trauma yang cukup parah, diam adalah aktivitas rutin yang dia kejain, sekali melihat sosok anak laki-laki berusia 10-18 tahun, dia menjadi buta akan segalanya, berteriak tanpa sebab dan berlaku kasar, dan itu salah satu sebab kenapa Gandhi tak pernah melihat papa untuk beberapa tahun kedepan.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Next part selanjutnya~

'YFMK'Where stories live. Discover now