Part 11: Bahagia

40 2 2
                                    

Setiap malam selalu ku titipkan rindu ini pada angin malam, apa angin malam menyampaikan rinduku padamu?

***

⚠Beritahu author bila ada typo

Happy reading ❤

Senyum manis masih tercetak jelas diwajah cantik Orin, Orin terus mengingat-ingat kejadian tadi dimana Dillon mengantarkannya pulang, oh my god, entah apa yang ia rasakan saat ini. Senang? Pasti.

Orin mulai beranjak dari tempat tidurnya dan mulai mengambil buku diary miliknya, seperti biasa Orin akan meluapkan apa yang sedang Orin rasakan saat ini.

9   Januari  2020

Hari  ini mungkin Orin gak akan melupakan nya, dimana Dillon mengantar Orin pulang, dan menolong Orin dari anak cowok yang ingin menampar Orin.

Dibuku ini Orin bakal ceritain deh perasaan Orin saat di bonceng sama Dillon, ehehe.

Awalnya si Orin ga percaya Dillon mau nganterin Orin pulang, kan Dillon pernah nolak ajakan Orin pulang bareng:(

Tapi gapapa berarti Orin ada kemajuan.

Seneng banget rasanya dibonceng sama orang yang kita cinta, Orin gak bisa buat ga senyum. Apalagi sekarang jantung Orin jedag-jedug ga karuan lagi.

Entah ada dorongan dari mana tangan Orin meluk Dillon! Oh my god. Sungguh Orin makin jedag-jedug ga karuan.

Pelukan ini terasa nyaman bagi Orin, gatau kalau Dillon dia nyaman apa engga. Tapi Orin berharap sih iya, eheheh.

Tapi nih ya! Biasanya Dillon tuh risi kalo ada Orin, tapi kenapa pas Orin peluk dia diem aja? Ah gapapa deh yang penting sekarang Orin seennneeenggg banget bisa boncengan sama Dillon. Ahay.

Love you Dillon❤

Setelah menulis ungkapan hatinya Orin mulai beranjak dan mulai turun kebawah untuk menemui Ayahnya.

"Papa!" panggil Orin ketika mendapati Papanya yang sedang menontin televisi di ruang keluarga.

"Kenapa sayang?" tanya Arya lembut.

"Orin pengen makan, lapperr," kata Orin seraya menautkan kedua alisnya serta memajukan bibirnya. Hal itu membuat Arya gemas, Arya pun bangkit dan berdiri di hadapan putrinya.

"Mau makan apa? Hm," tanya Arya sambil mengelus lembut surai putrinya.

"Mau makan bakso Mang Asep di depan komplek," jawab Orin semangat.

"Boleh yuk!"

"Tapi kita kesana naik sepeda ya Pah sekalian keliling taman,"  kata Orin.

"Yaudah yuk berangkat."

Kini Orin dan Arya sudah berada di warung bakso Mang Asep yang ada di depan komplek rumah Orin.

"Mang! Bakso kaya biasa ya, jangan dikasih sambal sama saus, kalo Papa dikasih sambal-saus gak Pa?" tanya Orin pada Ayahnya.

"Gausah. Samain aja kaya kamu."

"Yaudah Mang dua ya!"

"Siap Neng," kata Mang Asep lalu mulai membuat bakso pesanan Orin.

Keluarga Orin memang tergolong berada, Ayahnya seorang CEO dari perusahaan Xenon milik Kakek Orin dan kini diwariskan pada Arya, Ayahnya Orin.

Menurut Orin makan enak itu gak harus di restoran, makan enak itu yang penting tempatnya nyaman.

"Ini Neng," kata Mang Asep yang baru saja datang dengan membawa dua mangkuk bakso pesanan Orin.

Orin dan Arya mulai memakan baksonya, hingga ketika bakso mereka hampir habis ada seseorang yang menepuk pundak Arya pelan.

"Hey!" sapanya.

"Eh, ternyata kamu Wi, ku kira siapa," kata Arya pada seseorang yang tadi menepuk pundaknya. Dia Dewi, anak dari sahabat Ayahnya.

"Itu anak mu ya Mas," tanya Dewi pada Arya sambil menatap Orin yang masih memakan baksonya, mungkin dia belum menyadari kehadirannya.

"Iya dia anakku Wi," jawab Arya.

"Orin sayang," panggil Arya pada putrinya.

"Iya Pah ada apa?" tanya Orin lalu tatapnya beralih pada wanita di samping Ayahnya.

"Dia– siapa Pah?" tanya Orin.

"Dia Tante Dewi, sayang kenalan gih," ucap Arya yang di jawab anggukkan dari Orin serta senyum yang menghiasi wajahnya.

"Kenalin Tante aku Orin anak Papah, hehe," kata Orin sambil mencium punggung tangan Dewi.

"Ah iya Tante tau ko, kamu cantik,"

"Makasih Tante, Tante juga cantik ko," Dewi tersenyum menanggapinya.

"Oh iya, anakmu mana Wi?" tanya Arya.

Setahu Arya, Dewi memiliki satu anak perempuan umurnya 1tahun lebih muda dari Orin.

"Dia tinggal di Aussie bareng Kakek-Nenek nya,"

"Ah iya, yasudah Mas Arya aku pamit dulu,"

"Iya hati-hati,"

"Papah kenal deket sama Tante Dewi?" tanya Orin ketika Dewi sudah melangkah jauh meninggalkan warung bakso Mang Asep.

"Iya,"

Sekedar info Dewi sudah bercerai dengan suaminya.

"Yuk pulang," ucap Arya.

"Bentar Papah bayar dulu ya kamu tunggu disini aja,"

"Siap bos!"

Orin menatap langit malam yang dihiasi oleh rasi bintang, ia tersenyum. Hari ini ia sangat merasa bahagia, pertama dia pulang diantar oleh sang pujaan hati, Dillon. Kedua, Ayahnya yang selalu perhatian padanya, dan selalu ada untuknya, selalu menemani Orin kemanpun Orin mau.

Semoga kebahagiaan ini akan terus ada untukknya.

————————
————————————

Votment❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ORIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang