Puk

Yeonjun memukul bagian belakang kepala Beomgyu, merasa kesal sendiri dengan kalimat yang di lontarkan pemuda yang lebih muda dua tahun darinya itu.

"Dih, bang Njun mah gitu. Bang Soobin aja yang di omongin gak mukul tapi, bang Njun malah mukul tanpa sebab." Dia mengucapkannya dengan penuh drama.

Memilih untuk tidak meladeni, Yeonjun pun mengalihkan pandangannya kepada yang lain.

"Eh, lo perginya kapan, Bin?"

"Kata pak Namjoon gue besok perginya dan kembali lagi kira-kira dua atau tiga harian."

Yeonjun mengangguk anggukkan kepalanya, paham.

"Eh, lo udah kasih tau Yeonji soal ini?" Ini bukan Yeonjun tapi, Taehyun lah yang bertanya.

Sekadar info, Yeonji adalah kekasih dari Soobin dan juga adik dari Yeonjun. Keduanya sudah menjalin hubungan selama dua tahun lamanya.

"Belum, nanti habis ini gue kasih tau."

Kelimanya kembali larut dalam suasana. Berbincang bincang kecil, berbagi suka dan duka, tertawa bersama dan saling bercerita tentang apa yang mereka alami.

"Eh, gue ada petasan, main yuk!" ajak Beomgyu seraya meraih tas miliknya dan mengambil apa yang baru saja di maksud.

"Hah?" Semuanya lantas membelalakkan mata, terkejut dengan kalimat yang di lontarkan pemuda beruang itu.

Bermain petasan di tengah hari seperti ini?

"Dih, gila lo!" Hueningkai dan Yeonjun serentak mengatai pemuda itu dan sisanya memalingkan wajah mereka, bergumam dalam hati bahwa mereka tidak mengenali Beomgyu dan tidak mengakui pemuda itu sebagai sahabatnya.

"Apaan?" Tinggal si empunya yang masih belum mengerti keadaan.

"Otaklo jatuh di mana, eh? Ini masih siang, lo pikir ini udah malem? Begono kah?"

Yeonjun menatap Beomgyu malas sedangkan Hueningkai menatap pemuda itu dengan wajah julidnya yang jatuhnya malah menggemaskan.

"Ck, bang Njunaedi pikir kita bakal nginep di sini sampe malem, kah? Gak kan? Udah, terima aja saran gue!"

Dia membagikan petasan yang di simpan pada tas kepada para sahabat-sahabatnya, mereka sempat menolak namun akhirnya menerima juga. Petasan yang ia bawa juga bermacam macam jenisnya.

Setelah masing-masing telah menerima, kelimanya pun mulai menghidupkan dan bermain memainkan petasan.

Semuanya nampak sangat bahagia, menikmati moment-moment bersama yang entah sampai kapan itu akan terus bertahan. Tak tahu bahwa dari senyum bahagia yang terlukis, tergambar seulas senyum licik yang suatu saat nanti akan menghancurkan semuanya yang selama ini mereka bangun bersama.

 Tak tahu bahwa dari senyum bahagia yang terlukis, tergambar seulas senyum licik yang suatu saat nanti akan menghancurkan semuanya yang selama ini mereka bangun bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[√] Can't You See Me? [END]Where stories live. Discover now