01

292 109 207
                                    

‘’Hai Anya.’’

‘’Sudah lama ya.’’

‘’Gimana kabarnya?’’

‘’Baik.’’

‘’Aku datang cuman mau kasih ini sih.’’

‘’Undangan pernikahan, datang ya.’’

Kamu kembali, akhirnya aku bisa menatapmu lagi. Kamu yang sangat aku cintai, dan ku rindukan selama ini, tapi mengapa engkau kembali dengan kalimat sapa seperti itu. Belum cukupkah rasa sakit kala itu? Masih kurangkah penantianku? Aku dulu mengikhlaskanmu pergi dengan wanita itu, tapi mengapa kau kembali dengan wanita baru.

Aku tidak tahu harus berkata apa. Lidahku terasa begitu kelu, kau mau aku menjawab apa? Apa kau memintaku berdoa agar pernikahanmu itu bahagia? Hei, apa kau tahu kau itu jahat sekali, tidak usah kembali bila harus pergi lagi. Jangan membuatku hancur untuk kedua kali, ku mohon. Seharusnya dulu kita tidak usah dekat, tidak usah kenal sekalian. Seharusnya.

‘Iya.’’ Ucapku dengan senyum getir.

Sulit, sulit sekali hingga kalimat itu bisa terucap dari mulut ku. Kilatan memori kenangan dulu memutar kembali seperti kaset usang yang telah lama tertinggal. Aku membencinya, aku benci kenangan itu, karena hanya aku yang hancur, hanya aku yang terluka. Aku benci semua ingatan itu, tapi mengapa aku tidak bisa membencimu.

‘’Mas, cepetan kita udah di tunggu ibu.’’ Seru seorang gadis bermata brown dengan rambut panjang bergelombang yang kini sedang tersenyum padaku.

Aku membalas senyuman itu, senyum yang ku paksakan agar tertarik dari sudut bibirku. Ku tatap nanar wanita itu, wanita yang sebentar lagi jadi pendamping hidupmu. Cantik, wanita mu sangat cantik, sungguh cocok dengan kamu Awan. Aku menahan agar bulir air mata ini tidak jatuh, dan terlihat oleh mu. Pergilah, aku tidak mau kau melihatku menangis.

‘’Anya aku pamit pergi dulu ya, buru-buru soalnya.’’

‘’Kamu harus datang, aku tunggu.’’

Aku hanya bisa mengangguk lemah mengiyakan ucapanmu itu.

Sejujurnya aku masih mencintaimu, sangat mencintaimu.

Aku ingin kau kembali lagi padaku.

Aku ingin, sungguh aku ingin.

Tapi kini mustahil bukan.

Sepertinya aku harus melupakan mu.

Benar-benar melupakan mu.

Vote, dan komen ya gaes🌹♥️

MIRACLES [HIATUS] Where stories live. Discover now