04┊ nostalgia singkat padat

1.4K 363 53
                                    

kalau yanuar ditanya soal apa yang lebih candu dari sebuah heroin—walau yanuar sendiri belum pernah mencoba heroin, jawabannya cuma satu yang pasti, senyum astri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

kalau yanuar ditanya soal apa yang lebih candu dari sebuah heroin—walau yanuar sendiri belum pernah mencoba heroin, jawabannya cuma satu yang pasti, senyum astri.

astri, mala, pokoknya namanya nirmala paramastri. dahulu saat masih di jakarta, yanuar memanggilnya dengan astri. astri memanggilnya asa—singkatan dari yanuar angkasa. angkasa, asa.

asa, harapan.

sampai astri bilang mau pamit pergi menerjang samudera, berhari-hari terbang di atas gelombang air laut yang pasang surut tak menentu. lewat sekian tahun, yanuar menyerah. ikut mencari hidup baru di pulau sumatera. sampai lelah akhirnya memutuskan jadi orang biasa, mendaftar di sebuah kantor swasta.

lalu mendadak, kemarin bertemu lagi dengan astri yang dalam benaknya sudah dia lupa akan bagaimana manis raut wajahnya. astri tidak banyak berubah selain beberapa garis tegas yang menyatakan dia panglima, sungguh, yanuar makin jatuh cinta.

semuanya sebenarnya akan mulus jalannya kalau nirmala mendatanginya seorang diri, bukan dengan pemuda abimanyu yang menggandengnya mesra sambil tersipu malu bilang pada semesta, hei, ini gadisku!

sekian tahun jadi tutor pribadi rea, sungguh mudah menangkap gurat redup gadis itu tiap pulang sekolah lewat pelabuhan, bertanya ke beberapa awak kapal soal chandra. yanuar cuma geleng-geleng kepala kalau dalam kurun waktu tiga tahun, rea sia-sia menunggu chandra pulang.

sama sia-sianya seperti dia yang memilih diam, menunggu kehadiran satu gadis lainnya untuk mengulurkan tangan, membantunya bangkit. sungguh yanuar benar-benar butuh kaca di rumah jendra karena sekarang dia tidak bisa melihat kalau rea adalah refleksi dirinya sendiri!

"kak yanuar?" suara rea mengetuk masuk ke dalam pendengarannya, yanuar menghela nafas sedetik dua detik, menenangkan diri dari ribut isi kepalanya sendiri.

yanuar membuka pintu, mendapati rea yang sedang menatapnya malu-malu, terntunduk seperti mau menanyakan sesuatu. "iya rea? kenapa?"

rea merangsek masuk ke dalam rumah yanuar, buru-buru mencari kertas dan pena sambil menuliskan sesuatu,

kak yanuar ada hubungan apa dengan kak mala?

yanuar menghela nafas diikuti deru jantungnya yang kelewat normal. kembali lagi ingatannya ke warsa sembilan puluh tiga dahulu, saat genggamannya belum terlepas dari astri, saat keyakinan mereka memeta apa yang terjadi di semesta. saat semua baik-baik saja, sebelum...

sebelum astri memilih mengakhirinya dengan tragis, satu kalimat magis yang menendangnya sampai habis. ah, astri, pemuda ini masih mencintaimu sama dalamnya sejak dulu. andai kamu tahu.

"kamu sayang abim, ya?" mala, sedang di dapur rumah rea membuatkannya bubur sebagai tanda terima kasih karena mau membagi ruang untuknya tinggal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"kamu sayang abim, ya?" mala, sedang di dapur rumah rea membuatkannya bubur sebagai tanda terima kasih karena mau membagi ruang untuknya tinggal.

"abim?" rea terhenyak, bingung siapa abim yang dimaksudkan oleh mala.

"abimanyu. itu loh, pemuda yang kamu tatap sedemikian rupa sampai lupa berkedip." mala selesai dengan tungkunya, berbalik arah menemani rea yang setia dengan lampu minyak yang berpijar remang-remang di meja belajar seadanya.

oh, maksudnya chandra. rea tersipu sedikit, malu menutupi semburat warna merah yang sepertinya juga tidak begitu kelihatan karena sudah gelap, malam.

di luar, suara ombak sedang beradu dengan jangkrik, suasana malam yang dingin seperti menusuk tulang ditambah angin dari daratan yang bekerja sama mau menghanyutkan rea dalam pikirannya sendiri.

kalau mala seperti paham perasaannya, lalu kenapa lakonnya bak sedang bermain sandiwara? kenapa seperti punya hubungan dengan chandra? lalu kenapa tiba-tiba rea merasa menjadi orang jahat di antara mereka. tidak, rea tidak salah.

sejak awal, chandra tidak pernah dimiliki siapapun. chandra terbang bebas walau punya sangkar. lalu, kalau perasaan rea sudah jatuh begini, dan mala yang mengiyakan, serta chandra yang tidak punya arah tujuan, yang salah siapa?

ah, kepala rea mau pecah rasanya.

"rea, asa—maksudku yanuar, siapamu?" mala menjatuhkan diri untuk duduk di ranjang rea, tepat di sebelah meja belajarnya.

"kak yanuar? dia guru les privat ala-ala gitu deh, kak. dulu sih kak jendra, tapi kak jendra sedang mengejar kekasihnya. terus kak jendra nawarin sepupunya. jadi, ya, begitu." rea menjawab sambil menatap lembaran tts koran di hadapannya, fokus.

mala mengangguk, kembali menimang-nimang, "re, kamu mau kuliah, ya?"

"iya, kak. kata ibu boleh sampai yogyakarta, atau bandung, atau depok juga bisa. tapi masih bingung mau dimana. kenapa?"

"dulu aku juga ingin kuliah seperti kamu, beneran deh. tapi, ya, orang tuaku ngga ngizinin. takut ini itu, banyak hal yang padahal ngga harus ditakutin." mala merebahkan diri di ranjang yang cukup lebar itu, seperti muat tiga orang kalau dihitung, di balik kelambu warna biru.

"rea, mau kuliah apa, memangnya?"

ah, sudah lama rea menantikan pertanyaan ini. lama sekali sampai rasanya mau teriak pada dunia menyuarakan isi hatinya. rea mengulum senyum, menahan debaran yang menggebu-gebu sambil menatap mala penuh sayang,

"kedokteran." jawabnya mantap.

note :guys ak tiba tiba mau jadi paddle pop:(huhu, jangan berharap banyak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

note :
guys ak tiba tiba mau jadi paddle pop:(
huhu, jangan berharap banyak... sama jangan tinggi banget ekspektasinya buat cerita ini...

hidup ini jauh lebih sehat kalau ekspektasinya diturunin dikit-dikit.

property of jenoctopush

langit dan lautWhere stories live. Discover now