08 : all day long

Start from the beginning
                                        

...

"Kan udah gue bilang, move on Gyu. Lo sendiri yang bilang kalau Minkyu cuman nganggep lo temen."

"Gyu?"

Beomgyu berkedip dan menoleh. Sialan, dia malah tiba-tiba ingat Minkyu.

"E-eh, kenapa?" tanya Beomgyu.

"Bus lo bentar lagi datang, tuh," tunjuk Taehyun pada bus yang nampak mendekat dari jauh.

Mata Beomgyu menyipit. Hari ini dia pakai softlens, tapi tetap saja kalau malam kadang masih agak susah lihat. Begitu bus berhenti di depannya, baru Beomgyu ngeh. "Wah, iya, kalau gitu gue duluan nih. Gak pa-pa?"

"Iya, gak pa-pa." Taehyun menatap Beomgyu.

Harusnya Beomgyu lekas berbalik memasuki bus, tapi dia malah bertahan di tempat dan balik menatap Taehyun. Entah mengapa kali ini Beomgyu menyadari ada sesuatu yang berbeda dari cara menatap Taehyun padanya. Itu membuat jantungnya berdegup gugup dan pikirannya berputar.

"Kenapa?"

"O-oh, ngh—gak pa-pa. Sorry ya gue ngerepotin terus."

"Gak lah, gue harusnya berterima kasih."

"Heh, harusnya kan gue yang—" ucapan Beomgyu terputus oleh bunyi klakson dari bus membuat kedua orang itu menoleh pada sang supir.

"Nak, mau naik gak?" tanya si supir bus menunggu, agaknya dia familiar dengan salah satu penumpangnya ini.

Beomgyu meringis dan beralih pada Taehyun. Namun belum Beomgyu berucap, Taehyun menyela lebih dulu. "Cepetan masuk, entar ketinggalan dan keburu malam kalau nunggu bus lagi."

"Ya udah, kalau gitu gue duluan."

"Iya, hati-hati. Met malem."

"Met malam juga." lantas Beomgyu segera memasuki bus dan kendaraan tersebut langsung berangkat bahkan sebelum Beomgyu menemukan tempat duduk.

Dari dalam, Beomgyu melihat Taehyun melambai padanya yang tentunya dibalas Beomgyu meski masih sambil berdiri—dia belum menemukan tempat duduk. Posisi Beomgyu jelas semakin menjauh, namun Beomgyu masih melihat sosok Taehyun masih berdiri di tempatnya. Meski samar dilihat.

Ya udahlah, Beomgyu segera menarik diri buat mencari tempat duduk. Dia sudah bakal berjalan menuju bagian belakang sampai lengannya dicekal dan mendadak ditarik sampai duduk.

Beomgyu melotot kaget spontan menoleh dengan protes. "Bang—"

"Hayoloh dek, lo main ketemu temen atau temen? Kok berat amat mau ngelepasnya?"

Melihat siapa yang seenaknya menariknya ini Beomgyu langsung tersulut emosi. "Bacoooddd, Kak Soobin, BACOOODDDD. Pengen tak—HIIIIIHHHH," Beomgyu menjerit tertahan sambil gerak-gerakkin sepasang lima jarinya. Gemesh pengen menggeprek si tetangganya kamarnya ini.

Gila banget. Ini orang kayaknya di mana-mana ketemu aja dah. Curiga Beomgyu tuh jangan-jangan Choi Soobin itu masih satu marga sama Naruto dan bisa kagebunshin. Kayaknya kalau Beomgyu ke Kutub Utara pun, dia gak bakal heran kalau ketemu cowok yang lebih tua ini.

"Gue kira copet udah mau gue gaplok lo tadi kak. Sumpah dah!"

"Harusnya lo terima kasih dong udah gue kasih tempat duduk."

Iya sih, tapi—gak tahu ah.

Beomgyu menghela napas dan membenarkan duduknya supaya nyaman.

Rencanya Beomgyu tuh mau emo sejenak selama perjalanan pulang, tapi semuanya ambyar karena jelas sosok Choi Soobin bikin segalanya buyar. Saking kesalnya, Beomgyu gak mau basa-basi sama yang lebih tua. Lagian dia juga capek seharian main terus. Tapi sayang rencananya hancur lebur lagi.

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now