#30: "Aku cemburu."

2.3K 106 3
                                    

Assalamualaikum guys..
Maaf sebelumnya, aku cuma mau bilang kalau aku salah alur dari awal. Nah, karena ceritanya udah berlanjut sampai sini, jadi author mohon untuk bekerja sama dengan readers yang masih ingat betul di cerita sewaktu Fatimah bilang kalau dia gak kuliah. Nah, sumpah deh, author gaje banget idenya sampe sini🤣 dan ga sadar kalau salah alur. Hadeh. Jadi author mohon untuk tolong di cek lagi ya yang bagian Fatimah bilang dia ga kuliah krna mondok.

Syukron🙂 Selamat membaca.

***

"Aku tahu, takdir terletak di ketentuan Allah semata. Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin agar aku mendapatkanmu sebagai takdirku."

***

"Ya Allah, maaf aku berlebihan dalam mencintainya."

***

          "Jadi kenapa kamu bilang kalau Annisa itu istri kamu?" tanya Fatimah heran. "dan kenapa Annisa manggil kamu abi?"

          Fatimah teringat saat mereka ke toko kue dan mendapati Raihan dan Annisa layaknya seperti sosok suami istri. Mungkin bukti itu yang membuat Fatimah yakin untuk menetapkan mereka adalah sebuah pasangan kekasih.

     "Oh itu." desisnya.

     Kini Fatimah mulai membenarkan cara duduknya di perpustakaan. Ya, setelah shalat dhuha, mereka memutuskan untuk kembali mengobrol di perpustakaan kampus. Ia menopang dagunya oleh kedua tangannya. Sambil sesekali ia menyeruput jus jeruk yang ia pesan tadi sewaktu ingin kembali ke perpustakaan.

     "Waktu itu aku sama Annisa gak cuma berdua kok. Aku bertiga sama umi aku. Tapi, umi bilang beliau mau di mobil aja. Jadi aku beli roti sama Nisa. Sewaktu aku manggil Nisa sebagai istri aku, itu karena aku malu sama kamu, Fat. Aku malu karena sebenernya Annisa itu adek kandung aku sendiri. Terus..." Raihan menyeruput es cappucinonya. "soal Nisa manggil aku abi, itu karena aku udah kode sama dia kalau ada kamu. Jadi dia paham. Tapi sekarang aku gatau kenapa dia bisa berubah jadi begitu. Maafin dia ya." lanjutnya.

     "Jadi, sewaktu kamu nawarin aku tumpangan?"

     Raihan menghela nafasnya. "Itu sebenernya umi yang nyuruh, aku udah cerita semua sama umi. Katanya, umi pengen banget jumpa sama kamu. Tapi waktu kamu nolak, dia kecewa banget. Senyumnya sampai mengendur. Annisa malah bilang sama umi, kalau kamu itu perebut suami orang. Nah, dari itu Nisa benci banget sama umi dan kamu."

     Fatimah menghela nafasnya tak percaya. Ia merasa bahwa bukan takdir yang mengingkarinya. Hanya saja, takdir sedang mengujinya. Dan mungkin, bukan Raihan yang terlambat mengkhitbahnya. Tetapi, Fatimah yang tak pernah mengutarakan langsung rasa cinta untuk Raihan.

     Raihan tersenyum tipis. "Yaudalah, kan semuanya udah diatur sama Allah. Kalaupun nanti Annisa memang jodoh Adit, Allah pasti akan mempertemukan mereka dengan cara yang benar." ledek Raihan di akhir kalimatnya.

     Fatimah memalingkan wajahnya ke arah Raihan. Ia menatap Raihan dengan tatapan tajam. Sungguh mengerikan ketika Fatimah menatap seseorang tajam seperti itu.

     "Apaan sih Rai, pokoknya aku gak rela!" tegasnya lalu mencubit pinggang Raihan sepuasnya.

     Raihan hanya meringis kesakitan ketika pinggangnya dicubit oleh wanita itu. Ia kini sedang menahan rasa sakit dan lucu secara bersamaan.

Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]Where stories live. Discover now