#07: Innallaha ma'ashobirin

2.3K 142 0
                                    

"Untuk kepedihan yang engkau alami, bersabar dan bertahanlah. Karena Allah tahu dimana batas kemampuanmu untuk masalah itu."

***

       Senja berlalu lalang menjadi malam. Aku shalat maghrib disertai dengan bacaan murotal qur'an di samping tempat tidurku sambil menunggu waktu 'isya datang. Terus berdzikir kepada Allah, menanti jawaban yang tepat untuknya. Saat ini aku hanya duduk termenung, bukannya berdzikir ataupun membaca murotal qur'an. Masih terbayang di benakku tentang kejadian tadi pagi.


Tok..Tok..Tok..

       Aku tersadar dari lamunanku setelah seorang mengetuk pintu kamarku. Aku bangkit dan membuka knop pintu.

       "Ada apa Bang?" tanyaku kepada lelaki berjubah coklat disertai dengan celana hitam dan sekaligus peci. Ya, dia Bang Alif.

       "Kamu masih marah dengan Abi tadi pagi Dek?" tanya Bang Alif mendangkupkan tangannya di pipiku.

       "Enggak kok Bang, Fatimah tak seharusnya membantah Abi tadi pagi." jawabku dengan penuh senyum merekah.

       "Jangan lupain nanti malam ya Dek, ingat kata Abang tadi pagi." goda Bang Alif sambil menarik hidungku.

      "Ih, apaansih. Udah ah Fatimah mau lanjuttin murotal." jawabku sambil menutup pintu.

     "Assalamu'alaikum Bang Alif." cibirnya mengekspresikan wajah centil.

       Aku kembali membuka pintu dan menatapnya. Kucubit pinggangnya lengannya. "Aduh, sakit tau Dek." decaknya sambil mengelus lengannya.


       "Bodo amat, habisnya ngeselin sih." ejekku sambil kembali menutup pintu.

       Ah, sudah kuduga. Apakah malam ini juga ia akan mengkhitbahku? Apakah tak ada pilihan lain selain dia? Oh Allah, semoga ia yang terbaik dari semuanya.

       Bukannya melanjut berdzikir dan murotal, aku malah membaringkan diriku di atas kasurku sambil memeluk guling. Masih tidak terbayang takdirmu oh Allah. Semoga dia yang terbaik.

       Saat ini aku hanya mengingat satu nama, Ustadz Raihan. Oh Allah, bagaimana rasaku terhadapnya? Haruskah aku menghapus rasa cintaku kepadanya? Allah, engkau maha pembolak-balik hati manusia.

Kriing..Kriing..

        Aku menggapai ponselku yang berada di atas meja samping kasur. Kulihat layarnya dan aku berdecak. Ah, dia lagi.

       "Halo Assalamu'alaikum." ucapnya dari balik telepon.

       "Wa'alaikumussalam. Ada apa Gus?" jawabku dan menanyakan keperluannya meneleponku.

       "Fatimah." nadanya lirih.

       "Iya?"

       "Kamu akan di khitbah oleh lelaki lain?" tanyanya merendah.


Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]Where stories live. Discover now