#35: Terbongkar

445 24 1
                                    

"Jangan berharap lebih kepada manusia, karena Allah itu maha pembolak balik hati. Jika kamu berani mencintai, artinya kamu berani menerima sakit hati."

-o0o-

Budayakan vote, follow sebelum membaca. Terima kasih😊

-o0o-

        "Mas, tolong ambilkan popok Nafisah dong." ucap Fatimah, ia sedang menggantikan popok anaknya itu. Sore ini udaranya sangat dingin, jadi anak perempuan mereka tidak akan ia biarkan kedinginan, maka dari itu Fatimah tidak ingin anaknya sakit.

       Seperkian detik belum ada jawaban yang muncul dari suaminya, Fatimah menghela nafas dan melangkahkan kakinya sendiri, pergi mengambil popok Nafisah dan memberi Nafisah asi. Lalu, Nafisah tertidur pulas di sebelah Ummah nya.

       Sementara itu, Adit masih berkutat dengan ponselnya di gazebo rumah. Ia seperti orang yang sedang menahan amarah, sambil sesekali melontarkan perkataan yang sedikit kasar.

       "Annisa, stop menggangguku. Kamu ini gila ya?" ucap Adit setengah berbisik.

       "Plis, Dit. Aku mau kamu ceraikan istrimu. Aku gak suka liat dia bahagia." jawab Annisa disebrang telepon.

        "Kamu emang benar-benar gila ya. Sekian banyaknya lelaki, kenapa harus aku!" kini amarahnya memuncak, naasnya sudah beberapa kali ia memblokir nomor Annisa, namun tetap saja wanita itu bersikekeuh untuk membuat nomor baru dan mengganggu Adit.

       "Of course, aku gila karena kamu, Dit. Andaikan dulu aku tau kalau Raihan itu Abang aku sendiri, pasti aku bakalan terima lamaran kamu. Pasti kita sekarang hidup bahagia, tapi k...." belum saja selesai berbicara, Adit langsung memotong perkataannya.

       "Stop! Aku udah muak ya. Ini terakhir kali aku bilang sama kamu, jangan gangguin aku." kini Adit menutup deringan telepon, lalu ia duduk di gazebo sambil mengusap wajahnya kasar, lalu menimpuk keningnya sendiri merasa bersalah kepada semesta. Ia hanya bingung cara takdir membuat nya ada di keadaan seperti ini.

       Jujur, lelaki itu sudah melupakan masalalunya penuh. Namun yang ia khawatirkan adalah kesehatan istri dan anaknya itu. Adit dan Fatimah mungkin sama-sama sudah melupakan masa lalu mereka masing-masing. Namun cobaan terus menghantam rumah tangga mereka, tidak tahu darimana saja cobaan itu datang.

       "Mas?" panggil Fatimah yang menghampiri suaminya itu dengan wajah kecewa.

       Adit membeku, ia tak tahu bagaimana akan terjadi jika istrinya itu mengetahui kejadian sebenarnya. Adit melirik istrinya itu, lalu tersenyum kikuk.

       "S...sayang, kamu ngapain disini?" tanya Adit sedikit terbata-bata.

       "Loh? Seharusnya aku dong yang tanya. Kamu ngapain disini? Terus tadi teleponan sama siapa, kok marah-marah?" kini Fatimah menghampiri suaminya, menarik ponsel dan membaca nickname riwayat telepon.

       "A...annisa siapa mas?" tanya Fatimah gagu, ia menatap suaminya dengan tatapan tajam.

       Adit merampas ponselnya, lalu menarik Fatimah dalam pelukannya, Adit mengeluarkan punggung Fatimah. "Bukan siapa-siapa, tadi ada salah paham doang." kini lelaki itu beralibi lagi agar istrinya tidak mengetahui semua fakta yang ada diruang rahasianya sendiri.

Cinta Halalku✔ [BELUM REVISI]Where stories live. Discover now