Prologue

7.7K 211 10
                                    

I miss the taste of a sweeter life
I miss the conversation
I’m searching for a song tonight
I’m changing all of the stations

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Sat Nov 8, 2014

[Suara Radio]

Terjadi sebuah kecelakaan di depan mall Beverly Hills pada 1 dini hari tadi. Tidak dapat dipastikan apa penyebab kecelakaan itu. Dari laporan yang kami dapatkan satu mobil hancur terbakar di tempat kejadian. Penumpang mobil itu berhasil keluar dan sekarang sedang dibawa ke rumah sakit terdekat untuk pertolongan pertama. Sekian laporan dari saya Jasmine V melaporkan langsung dari tempat kejadian.

Pagi itu aku mendengar kabar dari radio bahwa ada sebuah kecelakaan yang terjadi tidak jauh dari apartemenku. Sudah menjadi kebiasaan jika ada kecelakaan di hari itu. Mengingat bahwa TGIF adalah hari yang paling di nanti semua orang.

Mereka seakan-akan tidak menyadari bahwa hari jumat bukanlah hari bebas dari segala-galanya. Terlebih buatku, hari kemarin Friday, Nov 7 dia datang ke apartemenku. Aaron Mike Harbinger, temanku yang bahkan aku tidak menyadari bahwa ternyata aku menganggapnya lebih dari sekedar teman.

Aku tidak menyangka dia datang secara tiba-tiba setelah sekian lama dia pergi, menghilang entah kemana. Tanpa kabar dan tidak ada tanda-tanda keberadaan dari dirinya. Kemarin dia datang menampakan mukanya di depan pintu apartemenku. Aku tidak heran bagaimana dia bisa tahu dimana posisiku berada. Dia masih memiliki kertas itu.

Pengusaha muda yang sudah terkenal di seantero New York. Kaya, tampan, kharismatik dan memiliki attitude yang baik. Tidak jarang banyak orang-orang yang memujanya. Terlebih kaum hawa. Bagaimana aku seorang Rachel Victoria Smith bisa mengenal pemuda itu? Pemuda yang bahkan sulit untuk didekati, apalagi untuk dimiliki.

Dreettt dreetttt...

1 message on WhatsApp

Leah: Ini kabar gawat. Kita harus bertemu sekarang!10:30

Me:Baik. Bertemu di tempat biasa.10:32

Send.

>>>>>>>>>>>>>>>>>

“Ada apa?” ucapku pada Leah sahabatku. Bahkan dia bisa dibilang sahabat terbaikku.

“Kau yakin tidak dapat berita itu Rel?”

“Berita apa? Jangan panggil aku dengan sebutan itu Leah. Kau tau hanya Aaron yang memanggilku seperti itu.” Lagi-lagi kenapa aku memikirkan orang itu. Rachel, entah mengapa Aaron memanggil ku Rel. Ada kalimat yang sengaja dia buang. Dulu itu sebuah julukan. Tetapi dia mengakui itu adalah nama agar dia mudah mengingat aku.

“Aku tidak yakin kau akan kuat menerima hal ini.” Jelasnya. Itu membuatku tambah bingung dan juga penasaran.

“Tidak apa katakan saja. Apa yang terjadi?” Seakan dia enggan menjawab pertanyaan dariku. Leah mulai menyodorkan sebuah koran padaku. Aku menatapnya dengan ekspresi bertanya-tanya. Dia hanya menyuruhku membaca artikel dibagian halaman depan koran yang dia berikan.

[Bagian dari isi Koran]

Pengusaha muda perusahaan Bethany Company menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit St.Phosenas jam 7 pagi waktu New York. Diduga lelaki muda yang bernama Aaron Mike Harbinger terlalu lelah sehingga menabrak trotoar dan juga tiang listrik yang ada didepannya. Mobilnya langsung hangus terbakar. Ia sempat di bawa ke St.Phosenas namun sayang 6 jam waktu yang telah dilakukan tidak berhasil menyelamatkan jiwanya. Sekarang jasadnya tengah dibawa ke kediamannya di Sanangels Maria.

Air mataku jatuh meluncur bebas tanpa sepengetahuan diriku sendiri.

“Kau harus sabar dan tabah Rachel. Ini cobaan dari Tuhan...”

Tidak mungkin. Aaron baru saja ke apartemen ku semalam.

“Josh, Flo, Sabrine dan lainnya berniat menghadari pemakaman. Bagaimana denganmu?”

Pemakaman? Dia masih hidup. Aaron tidak mungkin mati.

“Rachel...” Seakan pikiran dalam diriku memberontak tetapi tubuhku tidak melakukan apa-apa. Aku seakan mati rasa dengan apa yang telah terjadi.

“Akan ku antar kau balik ke apartemen.” Tidak sopan rasanya jika tidak menjawab pertanyaan dari Leah. Tapi mulutku kelu tidak dapat berkata apa-apa.

Kami tiba di apartemenku. Tepat dimana untuk pertama kalinya dan mungkin terakhir kalinya Aaron menginjakkan kakinya disini. Tidak. Aaron pasti akan kembali lagi kesini aku yakin itu.

Leah mengambil kunci dari saku cardigan ku. Mengapa? Mengapa aku jadi seperti ini?

Dia membukakan pintu dan mengajakku ikut masuk bersamanya. Leah membawaku ke tepi kasur dan aku duduk disana. Entah dapat kulihat dari wajahnya dia sangat frustasi. Aku bahkan tidak mengenali siapa sebenarnya yang ada didiriku ini. Seperti bukan diriku. Bukan Rachel Victoria Smith.

“Aku tidak tahu harus berbuat apa Rachel. Sungguh aku bingung maafkan aku!” ucapnya masih dengan nada sama frustasi. Dia mengacak-acak rambutnya. Bukan kah seharusnya aku yang melakukan hal itu?

Aku hanya menatapnya dengan tatapan kosong. Tetapi tidak dengan pikiranku. Kepalaku seakan pusing. Berdenyut sangat hebat apa yang terjadi?

“Maaf jika aku harus melakukan hal ini. Ini demi kebaikanmu Rachel, aku tidak ingin kau kenapa-kenapa. Jika kau sudah merasa baikan hubungi aku. Aku akan secepatnya kemari.” Katanya lagi dan dia datang menghampiriku untuk memeluk tubuhku. Aku merasakan air matanya yang turun jatuh di atas pundak cardiganku. Dia melepaskan pelukannya dan menatap ku lekat-lekat. Sesekali dia meremas pundakku. Dan dia berlalu pergi sambil menghapus air matanya.

Cekleekkkk...

Leah mengunci pintu apartemenku.

Sekarang aku disini. Di apartemen milikku sendiri. Aku masih dapat mencium aroma parfum yang biasa Aaron pakai sejak SMU sampai sekarang. Aroma tubuh maskulinnya masih melekat erat diseluruh ruangan ini. Kenapa Leah tidak mencium aromanya? Apa hanya aku yang dapat mencium aroma tubuhnya?

Aku berniat untuk melepas semua pakaianku dan menggantinya dengan pakaian rumah yang biasa aku gunakan. Pakaian tidurku semalam masih tergeletak di pojok kasur. Pakaian yang sama yang aku gunakan saat bertemu dengan Aaron. Tetapi aku tidak melakukannya. Aku hanya berbaring diatas ranjangku dengan pakaian yang sama seperti saat pergi menemui Leah. Lengkap dengan sepatu yang masih merekat erat dikaki ku.

Kepalaku pusing. Dunia seakan berputar disekelilingku. Pandangan mataku kabur, terlalu banyak genangan air di bawah mataku sendiri. Aku mencoba memejamkan mata. Tetapi pikiran ku seakan memberontak dan menyuruhku untuk tidak melakukannya. Namun terlambat mataku telah terpejam dan aku dapat merasakan ketenangan disana.[]

>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<
Yang udah baca maupun yang baru mau baca, diharap meninggalkan jejak ya. Aku butuh banget masukan atau support dari kalian semua. Mengingat cerita ini adalah nyata walaupun banyak yang dirubah sedikit alurnya. Jadi dimohon pengertiannya. Terimakasih:')

MAPS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang