iya2

udh pake piyama

tidur aja

hehe okeii

bangunin ya nnti

yeolda

oke

Baekhyun sudah siap-siap menarik selimutnya dan meletakkan ponselnya di atas meja. Menurut pada perkataan Chanyeol untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Dipikir-pikir, bisa juga bulan ini jauh lebih sakit dibanding sebelumnya akibat stress yang ia terima belakangan ini karena jumlah tugas yang tidak manusiawi.

///

Chanyeol memasuki kamar dengan kantong kompres yang sudah ia isi dengan air hangat di tangannya. Awalnya ia tidak terpikirkan untuk menyiapkannya, tapi kantong kompres yang biasanya Baekhyun gunakan pada saat-saat seperti ini tergeletak menganggur di lemari atas dapur.

Ia membuka pintu dengan pelan, takut mengejutkan Baekhyun. Tapi disambut dengan kesunyian dan suara angin dari pendingin ruangan yang menyala.

Chanyeol menghela nafasnya sebelum menghampiri Baekhyun dan meletakkan kantong kompres yang ia bawa pada perut yang sedang tidur. Sepertinya pergerakan Chanyeol menyebabkan Baekhyun untuk membuka matanya.

Baekhyun tersenyum lega ketika merasakan rasa hangat yang ada di atas perutnya itu.

"Makasih." bisiknya.

"Sampe keringet dingin. Gapapa apanya?" Chanyeol mengerutkan dahinya sambil membetulkan posisi selimut yang harusnya menutup tubuh Baekhyun.

"Gapapa kok." Baekhyun terkekeh.

"Mau makan kapan? Cheeseballnya udah di meja makan."

Baekhyun menahan nafasnya ketika tangan Chanyeol mendekati wajahnya untuk menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi matanya. Ia menatap wajah Chanyeol, yang entah kenapa, tampak lebih tampan dan tegas dari biasanya.

Deg deg

Ah, sepertinya rasa sakit pada perutnya benar-benar membuatnya kacau.

"Sekarang aja."

Chanyeol mengangguk.

///

Chanyeol mendudukkan dirinya pada sofa ruang tengah setelah memastikan Baekhyun sudah bisa beristirahat dengan nyaman di kamar. Selesainya makan siang tadi, Baekhyun berkata ia benar-benar malas melakukan apapun hari ini dan hanya ingin merebahkan badannya di atas kasur.

Ia membuka buku tebal yang ia sudah baca hingga pertengahan dan semakin tenggelam dengan dunianya sendiri.

Maka dari itu, ia begitu kesal dan merasa terganggu ketika bel rumahnya berbunyi, menandakan ada tamu yang harus ia layani, dan otomatis mengganggu waktunya yang berharga.

Dengan malas, ia menghampiri interkom yang terpasang di dekat pintu dan memencet tombol di sana.

"Siapa?"

"Chan, buka pintunya."

Astaga-

Maaf. Chanyeol tidak ingin jadi anak durhaka.

Tarik lagi semua perkataan Chanyeol yang katanya tidak ingin diganggu tadi. Ternyata yang datang adalah orangtuanya dan Baekhyun. Mana mungkin Chanyeol merasa terganggu?

Chanyeol memeluk satu persatu dari mereka yang datang.

"Baekhyun dimana?"

"Baekhyun enggak enak badan. Lagi istirahat."

"Loh?"

Keempat orang tersebut langsung menengok ke arah Chanyeol dan seolah bertanya dengan mata mereka apa yang terjadi.

"Kram perut."

Nyonya dan Tuan Byun langsung paham atas apa yang terjadi. Sedangkan orangtua Chanyeol hanya mengangguk walaupun sedikit bingung mengapa Baekhyun bisa memiliki kram perut. Secara, mereka belum tahu soal itu.

"Aku panggilin dulu ya."

Chanyeol segera bergegas ke kamar mereka setelah mempersilahkan orangtuanya dan Baekhyun untuk duduk.

"Baek," panggilnya.

"Papa mama dateng."

Ia duduk disamping Baekhyun yang masih dalam posisi tertidur, walau matanya sudah mulai terbuka dan menatap ke arah Chanyeol.

"Kuat gak kira-kira?"

Baekhyun mengangguk yakin. Ia kemudian bangkit dan segera berjalan ke arah ruang tengah, menyapa keempat orangtua yang ada di sana, diikuti oleh Chanyeol.

Diam-diam, Chanyeol mengambil kantong kompres yang Baekhyun pegang. Ia sempat menyentuhnya dan hangatnya sudah lumayan hilang. Jadi ia memutuskan untuk mengganti airnya dengan yang lebih hangat.

"Kamu gapapa?" Tuan Park bertanya kepada Baekhyun.

"Gapapa kok, om." Baekhyun tersenyum meyakinkan. Ia merasa lebih baik dibanding tadi, tapi ia tidak bisa memungkiri kramnya masih membuatnya sedikit tersiksa.

"Enggak istirahat aja?"

"Engga apa-apa. Baekhyun kuat kan?" Tuan Baekhyun mengelus rambut halus anak bungsunya dan menjawab pertanyaan temannya yang sebenarnya ditujukan pada Baekhyun.

Baekhyun mengangguk.

"Aku bikin minuman dulu ya. Chanyeol enggak peka nih pasti."

Perkataan Baekhyun membuat mereka tertawa. Chanyeol memang terkadang kurang kaku dan dingin, membuatnya tidak peka dengan keadaan. Walaupun Baekhyun yakin, sebenarnya Chanyeol tidak berniat seperti itu. Ia bangun dari duduknya, meringis pelan ketika kram perutnya kembali menganggu pergerakannya.

"Duduk aja." Belum juga Baekhyun melakukan apa-apa, Chanyeol sudah lebih dulu memerintahkan Baekhyun untuk kembali ke tempat duduknya.

"Mau bikin minum dulu buat papa, mama sama om, tante. Lo duduk aja sana. Temenin."

"Biarin aja dulu." Chanyeol menutup bukaan kantong kompres dan memutarnya erat, agar air yang sudah ia tuang tadi tidak tumpah.

Perlahan, ia mendekati Baekhyun yang sedang membuka toples teh dan memberi keempat gelas itu masing-masing satu kantung teh. Chanyeol melingkarkan salah satu lengannya, menempelkan benda hangat itu pada perut Baekhyun, membuat sang empu mendesah lega.

"Enaknya."

"Pegang ya."

"Sebentar, susah. Taruh aja di meja dulu." perintah Baekhyun. Tapi, tampaknya Chanyeol enggan untuk menurutinya.

Ia malah melingkarkan kedua tangannya dan menenggelamkan Baekhyun dalam dekapannya. Secara reflek, Baekhyun meregangkan dan menyenderkan tubuhnya pada dada bidang Chanyeol. Namun kemudian, dirinya sedikit terlonjak kaget.

"Ada papa mama!" bisik Baekhyun marah.

"Terus kenapa? Kan taunya lo pacar gue."

"Papa mama gue?"

Tanpa menjawab apapun, Chanyeol hanya mengeratkan dekapannya dan memastikan bahwa kantong kompres yang ia pakai berada tepat di bagian perut bawah Baekhyun.

Sedangkan orangtua mereka hanya bisa tersenyum penuh makna.

Straight-A Student | ChanBaekTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon