Hilang sudah harapannya. Hilang sudah cintanya.

*****

Seminggu telah berlalu, kini tiba hari dimana Jaehyun sangat membencinya. Berharap hari ini hanyalah mimpi buruknya. Berharap bahwa hari ini dia masih memiliki harapan untuk memiliki Taeyong sepenuhnya.

Tetapi itu semua hanyalah harapan. Harapan semu yang semakin membuat hati Jaehyun hancur.

Jaehyun menatap dirinya di cermin. Menatap dirinya yang sangat terlihat sempuna dengan setelan abu-abu gelapnya. Tapi itu semua tidak ada artinya baginya. Dia akan melihat cintanya bersanding dengan pria lain. Dimiliki oleh pria lain.

Jaehyun sebenarnya tidak ingin datang hari ini, tetapi malam tadi Taeyong menelponnya. Memastikannya untuk datang. Jaehyun tidak bisa menolak permintaan Taeyong.

Jaehyun hanya berharap dirinya bisa menahan diri di acara pernikahan Taeyong untuk tidak memeluk Taeyong, berteriak dengan keras bahwa Taeyong hanya miliknya, menghancurkan acaranya dan membawa Taeyong kabur.

Dia harus bertahan demi kebahagiaan kesayangannya.

*****

Lantunan musik mulai terdengar pertanda sebentar lagi pengantin pria nya akan datang menuju altar. Semua orang berdiri menyaksikan tak terkecuali Jaehyun.

Taeyong memasuki gereja dengan menggandeng lengan Ayahnya. Terlihat luar biasa sangat cantik dengna balutan jas putihnya. Jaehyun memandang Taeyong terpesona dan tak lama berubah menjadi sendu. Kala mengingat Taeyong sebentar lagi akan dimiliki pria lain.

Taeyong menatap Jaehyun dan tersenyum lembut. Membuat hati Jaehyun semakin hancur.

Taeyong telah sampai di altar dan mengucapkan janji suci dengan suaminya.

Jaehyun hanya bisa membayangkan bahwa dialah yang berdiri disana, mengucapkan janji suci sehidup sematinya dengan Taeyong, dan mengecup bibir Taeyong mesra. Sekali lagi, itu semua hanya harapannya.

Acara resepsi sedang berlangsung, Jaehyun mendatangi Taeyong dan suaminya.

"Taeyong, selamat atas pernikahanmu." Jaehyun tersenyum terpaksa. Menjabat tangan suami Taeyong. Taeyong hanya diam memandang Jaehyun.

"Ah——kau Jaehyun ya? Sahabat Taeyong. Aku Mingyu, Taeyong sering menceritakan kau padaku." ucap Mingyu ramah.

Jaehyun hanya tertawa pelan akan hal itu. "Aku pamit ya." ucapnya pada Mingyu dan Taeyong. Cukup sudah, dia tidak tahan lagi berlama-lama disini.

"Kau tidak melakukan sesuatu. Hati-hati dijalan Jaehyun-ah." senyum Taeyong mengembang walau jika dilihat lebih dalam lagi, itu hanyalah senyuman palsu yang terlihat terpaksa.

Mendengar itu Jaehyun hanya mengernyit bingung. Dan akhirnya dia hanya mengangguk dan segera pergi dari situ.

*****

Jaehyun mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, hatinya sangat hancur sekarang. Cantiknya, manisnya, cintanya sudah bukan miliknya lagi.

Jaehyun memberhentikan mobilnya ditepi jalan, memandangi hamparan sungai dihadapannya, langit malam yang tidak ada berbintang seolah mengerti perasaan Jaehyun yang sedang kelabu saat ini. Dia menangis pelan. Dia hanya ingin menangis malam ini. Melampiaskan seluruh perasaannya. Biarkan dia. Hanya malam ini, besok dia akan mencoba melupakannya. Meski Jaehyun tau, itu tidak pernah akan terjadi.

*****

~2 Minggu Kemudian~
Jaehyun melangkahkan kakinya di bandara John F.Kennedy sekarang. Jaehyun memutuskan untuk pindah ke New York meninggalkan semua kisahnya yang menyakitkan di Korea, meninggalkan cintanya.

JAEYONG COLLECTION STORYWhere stories live. Discover now