Aku tidak mengerti kenapa aku merasa dekat dengan seorang pria yang bahkan hanya berkomunikasi lewat aplikasi chat. Apa karena dia perhatian padaku? Mungkin. Apa karena dia tiba-tiba menyatakan perasaannya padaku? Mungkin juga. Tapi perasaan nyaman itu memang terasa di benakku.
Aku pernah bertemu dengannya sekali, saat itu aku meminta bantuan padanya karena aku kehilangan ponselku. Aku meminjam ponselnya yang dimana pria itu dulunya hanya orang asing. Dan kesan pertamaku dulu padanya, ya dia adalah pria yang baik.
Hanya itu saja. Tidak lebih. Tidak ada komunikasi yang berlanjut, lagipula keadaanku dulu tidak mungkin aku memikirkan pria lain. Hingga suatu hari aku mendapatkan notifikasi "huna_124 started following you", aku membuka profilnya dan aku hanya "oh" saja. Dan lagi, tidak ada komunikasi sedikit pun antara aku dengan dirinya.
🐥🐥
Aku adalah seorang wanita biasa, yang sedang berjuang untuk kebahagiaanku sendiri. Sudah banyak hal yang aku lalui seorang diri, tidak ada orang yang tahu kalau aku menyembunyikan luka yang begitu dalam, bahkan kekuargaku sendiri pun tidak tahu. Aku seperti merasa berada di titik terendah dalam hidupku, perasaan ingin mati pun sudah sering terlintas di pikiranku. Hingga akhirnya aku bisa merasakan kebebasan dan bisa tersenyum lega, saat segala beban terlepas begitu saja di pundakku.
Tapi apakah ini suatu kebetulan atau bagian dari rencana Tuhan untuk mengujiku kembali? Pria huna_124 itu memulai komunikasi denganku setelah 2 tahun berlalu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dia membalas story-ku ...
03 Feb, 05.15 pm
Hehe
Dan aku langsung membalasnya ...
Aku sedang pusing tapi kau malah tertawa
Maaf, aku tidak bermaksud
Tapi bukankah kau yang pernah menolongku saat itu?
Sebenarnya aku tahu tapi aku hanya berbasa-basi dengannya.
Kau mengingatku? Senang rasanya aku diingat oleh dirimu
Ya sedikit
Dan seperti itulah percakapan kami di sebuah platform media sosial.
Awalnya kupikir, hanya akan biasa aja. Lagipula dia tidak terlalu sering menghubungiku, hingga sebuah pengakuannya sedikit mengejutkanku.
