Prolog

13.9K 669 8
                                    

"Kenapa?"

Bara menatap perempuan berambut pendek tengah berdiri sembari menahan tangis di depan pintu apartment milik sahabatnya, Alex. Dari fostur tubuhnya Bara yakin kalau itu Merlin. Wanita cantik yang pernah disangka Bara seorang gadis lajang dan tanpa sengaja berhasil mencubit hatinya. Untung saja, waktu itu Bara lebih cepat mengetahui status Merlin sehingga bisa dengan cepat menahan perasaannya untuk tidak berkembang lebih jauh.

"Jelaskan apa maksud semua ini, Mas?" Sekali lagi, Bara mendengar Merlin berteriak. Meski posisi Merlin memunggunginya, tapi Bara yakin kalau Merlin sedang marah. Tapi kenapa?

Bara ingin bertanya tapi urung setelah mendengar jawaban Alex.

"Aku mencintai Vanesa. Kuharap kamu paham. Diantara kita tidak ada lagi cinta. Kau membuatku muak dengan segala kehidupan sempurnamu. Jadi... tolong segera tanda tangani surat perceraian kita secepatnya. Aku tidak bisa membuat Vanesa berada diposisi sulit. Dia sedang hamil."

"A-apa?" tanya Merlin dan Bara bersamaan. Merlin menoleh pada Bara, semetara Bara yang awalnya tidak ingin ikut campur dan berniat pergi mengutuk mulutnya yang tidak bisa direm. Akhirnya mau-tidak mau Bara terpaksa harus jadi penengah. Malas sebenarnya, tapi melihat Merlin terluka rasanya Bara tidak bisa membiarkan Alex menyakiti dia lebih jauh.

Bara berjalan mendekati Alex. "Aku hanya ingin mengembalikan kunci mobilmu, Lex, tapi melihatmu seperti ini membuatku muak. Merlin mungkin wanita sempurna dimatamu, tapi Vanesa jauh lebih tidak sempurna," kata Alex telak, matanya menatap Vanesa yang tengah bersembunyi dibalik tubuh jangkung Alex dan perempuan itu tidak bisa menahan amarahnya.

"Bar, jangan ngomong sembarangan! Vanes itu nggak seperti ...."

"Kurasa ucapan Bara benar. Hari ini aku mungkin akan menangis karena penghianatanmu. Tapi, aku yakin suatu saat nanti aku akan sangat bersyukur bisa lepas dari cowok brengsek kaya kamu." Selepas mengatakan itu, Merlin langsung pergi. Dia tidak menangis tapi raut wajahnya tidak bisa berbohong. Dia ingin terlihat baik-baik saja.

Bara berdecih. Dulu, dia sangat iri melihat kehidupan pernikahan Alex. Pasangan muda dengan karier cemerlang serta kehidupan romantis yang selalu mencuri perhatian seluruh karyawan, tak terkecuali dirinya yang diam-diam mengagumi Merlin. Bara harus menekan perasaannya agar tidak berkembang agar dia tidak merusak kebahagiaan mereka. Tapi, kenapa Alex tega menghianati Merlin? Sialan! Tidak peduli apa yang membuat Alex bisa terjerat oleh Vanesa, yang harus Bara lakukan adalah membantu Merlin selamat sampai rumah. Jangan sampai dia berpikir buntu dan melakukan hal yang tidak-tidak.

"Kuharap Lo konsisten dengan omongan Lo, Lex! Lo jangan pernah ganggu Merlin lagi dengan memintanya kembali setelah mengetahui kebusukan cewek murahan itu." Bara berniat pergi tapi sebuah bogem mendarat dipipinya. Alex memukul Bara berkali-kali dan membuat Bara yang belum siap terhunyung dan jatuh.

"Lo teman gue tapi kenapa lo malah belain cewek sialan itu? Satu hal yang harus lo ingat, Vanes itu cewek baik-baik. Gue adalah cowok pertama yang merebut keperawanannya. Jadi kalau maksud omongan lo Vanes cewek nggak bener, Lo salah besar!" usai mengatan itu, Alex masuk bersama Vanesa. Membiarkan Bara meringis sendirian.
***

Maaf, author baru balik bertapa.
Makasih yang sudah setia menunggu dan komentar.

Yang mau komen dan kasih semangat buat para tokoh silahkan kasih jejak ya, biar author receh yang baru come back ini semagat.

Merlin.

Bara.

Alex.

Vanesa.

Aku usahain ya up setiap hari senin. Kalau aku molor tolong timpuk notif.


Jodohku Teman Satu Kantor Mantan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang