09

7.2K 811 112
                                    

——Now or Die Slowly?

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

——Now or Die Slowly?















































~∆~

"Ibu masak apa?"

Jaein terkejut saat suara berat putranya tiba-tiba menusuk indra pendengarannya, matanya terbelak sempurna saat Jaemin sudah berdiri di dapur dengan sangat santainya.

Jaemin tertawa kecil, "Aku sudah mendingan, Ibu. Punggungku sakit jika terus berbaring." Keluh Jaemin mengulum senyum cerahnya, wajahnya itu masih bantal, ia baru saja bangun tidur.

Jaein menggeleng pasrah pada akhirnya, menarik kursi lalu mengkode Jaemin untuk segera menjatuhkan pantatnya di sana. Tak butuh waktu lama, Jaemin menurutinya.

Jaein menatap Jaemin penuh selidik, lantas tangannya terangkat untuk mengelus pipi tirus putranya, "Sungguh? Kau sudah mendingan?" Tanya Jaein sedikit khawatir.

Jaemin terkekeh pelan, "Ayolah, Ibu... Aku sudah besar sekarang, sakit seperti ini tidak masalah bagiku." Sahut Jaemin sambil merenggangkan otot-otot tangannya.

Jaein menghela nafas panjang, mengambil sesuatu dari dalam lemari es, lalu memberikan gelas berisi yogurt itu kearah Jaemin, "Cepat pulih..." Jaein mengusap rambut Jaemin dengan lembut sebelum akhirnya kembali pada aktivitas memasaknya.

Jaemin merinding saat mendapati potongan stoberi di sana, rasanya... Jaemin tiba-tiba enggan memakannya. Tapi mau bagaimana lagi, jika tidak begitu ia tidak akan cepat pulih.

"Apa rencana Ibu hari ini?" Tanya Jaemin dengan pandangannya yang mulai terarah pada punggung sang Ibu yang bergerak kesana kemari.

Jaein menoleh, lalu mengibaskan tangannya diiringi dengan gelengan kepalanya. Jaemin mencebik sambil memasukkan yogurt itu kedalam mulutnya, ya... Wanita itu tidak punya rencana.

Jaemin menundukkan kepalanya sambil melipat tangannya di depan dada, baru juga beberapa hari tinggal di rumah. Rasanya ia sudah merindukan dorm dreamies, biasanya pagi-pagi begini ramai-ramai saling membangunkan.

Tetapi sekarang Jaemin bahkan tidak di bangunkan hingga ia bangun kesiangan, memang badannya masih belum fit. Namun... Jaemin ingin bergerak bebas, mau berjalan saja harus pelan-pelan.

Sangat sulit berkomunikasi dengan Ibunya, jika mereka ingin mengobrol, maka mereka harus berhadapan. Dan sekarang Ibunya itu sedang sibuk memasak, Jaemin tidak mungkin mengganggunya dengan terus bertanya.

Andai kecelakaan itu tidak pernah terjadi, maka semua ini juga tidak akan pernah terjadi. Jaemin terkekeh singkat, lalu lagi-lagi meminum yogurtnya.

Drtt...

Jaemin menggigit sendoknya, membiarkan sendoknya bertengger di mulutnya, meraih ponselnya yang awalnya berada di dalam saku celananya lalu mulai mengoperasikan benda pipih itu dengan cekatan.

[✓] Dear DreamUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum