Menjemput

124 24 5
                                    

Yunhyeong meregangkan badan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yunhyeong meregangkan badan. Menyebalkan sekali dirinya diseret dalam rapat penanganan medis padahal bukan bagiannya sama sekali. Ingin menolak tapi tak bisa karena ayahnya yang meminta.

"Setidaknya jika nanti kau sudah jadi kepala rumah sakit kau sudah terbiasa dengan rapat seperti ini." Selalu menjadi alasan sang ayah.

Yunhyeong terlalu banyak mendumal sampai tak sadar sudah hampir tiba di ruangannya. Poli gigi sudah tampak sepi. Tentu karena sudah tutup sejak beberapa jam lalu.

Helaan napas keluar dari bibir Yunhyeong. Sudah dipastikan dia akan pulang telat. Matahari bahkan sudah berpindah kebagian bumi lain. Bobby pasti akan bertingkah kenakan lagi nanti.

Pintu ruangan pun terbuka. Yunhyeong terkejut saat mendapati sosok berpakaian serba hitam di kursinya.

"Bobby?!" Teriak Yunhyeong. Terkejut sekaligus lega karena sosok yang ada tanpa diundang di ruangannya ini adalah kekasihnya sendiri.

"Hi sunshine!" Sapa Bobby lengkap dengan cengiran khasnya.

"Kenapa ke sini?" Tanya Yunhyeong. Memilih mendekat pada Bobby. Kemudian dia duduk di meja kerjanya, tepat menghadap Bobby.

"Menjemputmu." Jawab Bobby. Diikuti kekehan diakhir kalimatnya.

"Dengan menerobos masuk melalui jendela?" Tanya Yunhyeong setengah menyindir.

Bagaimana pun Yunhyeong selalu meninggalkan ruangannya dengan keadaan terkunci. Dan satu-satunya jalan masuk yang tersedia untuk sang kekasih adalah jendela. Terbukti dengan jendela yang terbuka lebar.

Hanya sekedar info, ruang Yunhyeong ada di lantai dua.

Bobby terkekeh. Memberi jawaban lewat anggukan singkat. Kursi yang didudukinya diseret mendekat ke arah Yunhyeong. Yunhyeong pun dipeluknya. Wajahnya ditenggelamkan dalam perut Yunhyeong. Menggesek hidungnya pelan.

Yunhyeong kegelian akibat ulah kekasih. Tawa kecil terdengar dari bibirnya. Rambut sang kekasih pun diusapnya pelan.

Mereka bertahan cukup lama pada posisi masing masing. Bobby begitu nyaman rasanya. Dia bisa mencium dengan jelas aroma tubuh Yunhyeong yang manis. Ingin rasanya Bobby menggigit kecil perut Yunhyeong lalu menghisap darahnya sedikit.

Sedang Yunhyeong masih betah mengusap halus kepala Bobby. Usapannya terhenti saat menyadari ada luka bakar di area leher Bobby.

Yunhyeong mengernyit heran. "Jam berapa kau tiba?"

"Setengah jam sebelum waktu yang kau janjikan untuk pulang." Jawab Bobby acuh.

Yunhyeong membulatkan mata. "Kau disini sejak sore?!" Tanya Yunhyeong tak percaya.

Bobby mengangguk dengan wajah yang dibuat lucu. Membuat Yunhyeong ingin menamparnya.

"Kau terlalu memaksakan. Lihat lehermu terbakar."

Bobby dengan menyentuh lehernya. Dia merasakan permukaan kulit yang melepuh. Bobby meringis merasakan perihnya.

"Aku terlalu bersemangat hingga tak menyadari kulitku terbakar." Ucap Bobby diakhiri dengan cengengesan khasnya. "Tak usah khawatir. Ini akan hilang setelah aku minum darah nanti."

Yunhyeong mengulurkan tangannya didekat hidung dan mulut Bobby. "Minum sekarang saja. Aku tak keberatan." Ucapnya.

Bobby menatapnya tak percaya. Biasanya Yunhyeong tak mau Bobby menghisap banyak darahnya karena Yunhyeong akan mengeluh pusing setelahnya. Bobby pun menghisap darah Yunhyeong hanya disaat tertentu saja. Itu pun sedikit.

"Tapi nanti kau-"

"Tak apa. Anggap permintaan maafku karena pulang terlambat dari jadwal yang dijanjikan." Ucap Yunhyeong.

Bobby masih terlihat ragu. Yunhyeong gemas sendiri melihatnya. Dia tahu Bobby sangat menginginkan darahnya, namun dia juga tahu Bobby tak ingin menyakitinya. Lucu sekali kekasihnya ini.

Yunhyeong membungkukkan badannya. Meraih rahang Bobby kemudian mencium bibirnya singkat.

"Kenapa masih diam? Apa kau ingin menghisap di tempat lainnya?" Tanyanya Yunhyeong sedikit menggoda. Kerah kemejanya sengaja diturunkan guna memperlihatkan leher jenjangnya.

Bahkan satu tangan Yunhyeong sudah bersiap melepas kancing teratasnya. Namun dengan cepat Bobby menahannya.

"Jangan! Aku hanya akan menghisap dari tanganmu. Aku tak ingin menelanjangi sekarang. Ada kejutan yang sudah aku siapkan." Ucap Bobby agak panik.

Yunhyeong tertawa melihatnya. Tangannya kembali dia ulurkan. "Selamat menikmati hidangan tuan vampir."

Kali ini Bobby tanpa ragu menerima tangan Yunhyeong. Bobby mulai menciumi pergelangan tangan Yunhyeong.

"Manis seperti biasanya." Ucapan Bobby membuat Yunhyeong sedikit merona. Telinganya memanas.

Yunhyeong merasa kegelian kala Bobby menjilati pergelangan tangannya.

"Akh!" Yunhyeong meringis. Taring Bobby menancap dalam di kulitnya.

Bobby mengelus pinggang Yunhyeong guna menengkannya. Darah Yunhyeong dihisap sepelan mungkin. Tak ingin terburu-buru. Dirinya ingin menikmati darah Yunhyeong dengan perlahan.

Dirasa cukup, Bobby segera berhenti. Luka bekas gigitannya dia jilat agar darah Yunhyeong berhenti mengalir setelahnya.

Bobby kemudian bangkit. Dirinya memeluk Yunhyeong.

"Terimakasih sayang." Ucapnya tulus.

Yunhyeong mengangguk. Bibir Bobby dia bersihkan sebelun dikecupnya. Kemudian dia membalas pelukan Bobby. Kepalanya disandarkan pada bahu kekasihnya.

"Merasa pusing?" Tanyanya Bobby khawatir.

"Sedikit." Jawab Yunhyeong, terkekeh diakhir kalimatnya. "Tapi tak masalah karena kekasih vampirku akan menggendong ku sampai apartemen."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Boyfriend is A VampireWhere stories live. Discover now