Rutinitas Pagi

131 22 15
                                    

Sudah beberapa tahun ini pemandangan yang tersaji pertama kali kala Yunhyeong membuka mata adalah sosok Bobby dengan cengiran khasnya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Sudah beberapa tahun ini pemandangan yang tersaji pertama kali kala Yunhyeong membuka mata adalah sosok Bobby dengan cengiran khasnya.

"Selamat pagi, sunshine!" Adalah sambutan khas Bobby begitu melihat Yunhyeong membuka mata.

Yunhyeong tersenyum. Menggeliat pelan sebelum akhirnya memeluk kembali tubuh Bobby. Menikmati wangi maskulin dari makhluk vampir ini.

Bobby terkekeh. Membalas pelukan Yunhyeong dengan perlahan, tak ingin membuat tulang manusia kesayangannya patah. Puncak kepala Yunhyeong dikecupinya.

"Maaf." Gumam Yunhyeong yang terendam dalam pelukan tubuh Bobby.

"Tentang?"

"Semalam. Aku tertidur dan melupakan kencan kita." Yunhyeong berucap sendu.

Bobby terkekeh menanggapinya. "Harusnya aku yang minta maaf, sayang. Kau pasti lelah dengan urusan rumah sakit. Aku tak seharusnya memaksamu untuk berkencan." Ucap Bobby.

Yunhyeong memandang Bobby lekat. Tangannya pun secara refleks menyentuh kening Bobby.

"Suhu tubuhmu masih dingin seperti biasa." Ucap Yunhyeong membuat arah percakapan berubah.

"Memangnya kenapa? Ada yang salah denganku?" Wajah Bobby merengut bingung.

"Tak biasanya kau bersikap dewasa. Apa ada yang mengganggumu?"

Bobby berdecak mendengar ucapan Yunhyeong. Memangnya kapan dirinya tak bersikap dewasa? Dirinya bahkan berumur sedikit lebih tua dari pada kekasihnya ini, memang sudah sepantasnya dia dewasa.

Tolong ingatkan makhluk vampir ini bahwa kemarin dia baru saja melakukan hal kekanak-kanakan dengan berpura-pura sakit hanya untuk menemui Yunhyeong.

Yunhyeong bahkan sudah terbiasa dengan sikap bocah aneh Bobby dibanding sikap dewasa sok bijaksananya.

"Sunshine, honey, sayang, aku memang sudah dewasa. Dan sikap dewasaku ini penuh dengan karisma." Bobby berucap sombong. Satu alisnya naik-naik tidak jelas.

Tawa Yunhyeong terdengar. Bobby-nya masih tetap Bobby rupanya.

Bibir Bobby pun Yunhyeong kecup sekilas. Iya sekilas sebelum akhirnya Bobby meraup bibirnya lebih agresif.

Rutinitas pagi mereka memang seperti itu. Berbagi obrolan random sebelum akhirnya memulai cumbuan di pagi hari.

"Mau kubuatkan sarapan?" Tawar Bobby setelah mencicipi sedikit darah Yunhyeong di lehernya, tempat favoritnya.

"Mau kubuatkan sarapan?" Tawar Bobby setelah mencicipi sedikit darah Yunhyeong di lehernya, tempat favoritnya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Di meja makan Yunhyeong mulai sibuk membaca jurnal pasien. Ada kasus yang baru dia tangani. Dan dia masih harus mempelajarinya. Terlihat dari banyaknya buku yang berserak di meja.

Sedangkan di bagian dapur, Bobby tampak sibuk menyiapkan sarapan untuk Yunhyeong. Keadaan dapur sudah berantakan total. Suara perempuan menerangkan cara memasak terdengar jelas dari tablet miliknya.

"Bentar nyonya, jangan terburu-buru. Aku masih memotong kentang." Gerutuan Bobby terdengar beberapa kali.

Yunhyeong akan tertawa kecil mendengarnya. Dalam hati dia berharap Bobby tak menghancurkan sarapannya pagi ini.

Tepat setelah dia mendapat kesimpulan untuk penanganan kasus, Bobby telah usai memasak sayur sop ayam. Mangkok bening yang mengepulkan asap dibawanya, juga semangkok kecil nasi.

Harum masakan tercium oleh Yunhyeong. Bukannya tergugah, dirinya malah mengernyit bingung. Tampaknya ada suatu bau menyengat yang aneh. Tapi entah apa.

Yunhyeong menoleh ke arah dapur. Sangat berantakan. Memastikan kompor sudah dimatikan. Dirinya tak mau lagi dapurnya habis terbakar oleh vampir kesayangannya. Menerka-nerka juga apa yang menjadi sumber rasa bau menyengat ini. Mungkin bahan makanan yang tergeletak begitu saja.

"Sarapan pagi buatan Bobby tampan siap dihidangkan." Seru Bobby semangat.

Bobby dengan sigap menyanyikan makanannya di hadapan Yunhyeong. Juga membantu Yunhyeong merapihkan buku-bukunya.

Yunhyeong tersentak saat menyadari bau aneh ini berasal dari sayur sop ayam buatan Bobby. Bukan bau yang menyeramkan sebenarnya. Lebih seperti bau bumbu khas yang terlalu kuat.

Yunhyeong mencoba mengabaikannya. Dirinya segera mencicipi masakan buatan kekasihnya. Baru satu sendok dan

Uhuk!

Yunhyeong terbatuk.

Bobby yang terkaget dengan segera mengambilkan minum dan memberikannya pada Yunhyeong.

"Kenapa? Apa masih panas? Haruskah aku meniupnya untukmu? Atau ada yang kurang?" Rentetan pertanyaan dilontar Bobby.

Setelah menegak airnya, Yunhyeong menghela napas. "Berapa banyak lada yang kau masukan?" Tanyanya kemudian.

Bobby nampak berpikir. Mengingat bumbu mana yang Yunhyeong maksud. "Oh bubuk halus kecoklatan itu ya. Aku memasukan seujung sendok saja." Jawabnya.

"Sendok apa yang kau pake?"

"Sendok sayur lah."

Yunhyeong menepuk jidat. Pantas rasa ladanya begitu kuat. Yunhyeong bahkan masih merasakan sensasinya di hidung.

Yunhyeong masih mencoba sabar. Memangnya apa yang bisa dia harapkan dari masakan seorang vampir yang bahkan tak bisa mencicipi masakannya sendiri.

Bobby yang tak begitu paham kesalahannya memilih menyesap darah bergolongan O dengan begitu tenang, namun cepat. Bagaimanapun dia merasa lapar setelah mencicipi sedikit darah Yunhyeong.

Pada akhirnya Yunhyeong sarapan dengan omlet buatannya sendiri. Dan Bobby membantu membuatkan jus setelah selesai menikmati sekantong darah.

Sudah hampir menjadi kebiasaan memang. Bobby menyiapkan sarapan, memporakporandakan dapur, namun akhirnya Yunhyeong menyiapkan sarapannya sendiri.

 Bobby menyiapkan sarapan, memporakporandakan dapur, namun akhirnya Yunhyeong menyiapkan sarapannya sendiri

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Gemes banget sama YunBob (titik).

My Boyfriend is A Vampireजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें