Air terjun

1.1K 47 1
                                    


Aku mengikuti kegiatan Pramuka untuk tracking ke air terjun di dalam hutan pegunungan di belakang sekolah ku.

Jalan yang akan kami tempuh merupakan jalan setapak yang cukup curam.
Bahkan kami harus melewati jalan bebatuan yang terjal

Butuh waktu 2 jam untuk sampai di air terjun.

Tepat di bawah air terjun ini terdapat sebuah kolam yang sangat dalam, aku dan beberapa anggota dan panitia tertarik untuk berenang di bawah pancuran air terjun.

Setelah cukup lama berenang di kolam. aku merasa lelah dan memutuskan untuk keluar.
Saat berenang ke arah tepi, aku terkejut
Kakiku serasa di tarik seseorang.
Ku berusaha menendangnya karena berpikir itu adalah salah satu temanku yang menjahili ku.

Namun aneh, tarikan nya semakin kuat sehingga aku kewalahan.

"Kak, bantu aku ke atas" pinta ku pada temanku

Dia pun mengulurkan tangannya dan aku menggapai nya.
Sebenarnya aku panik tapi berusaha ku tenang.
Aku tak bisa keluar dari air, bahkan kini tarikan itu semakin kuat.

"Kamu kenapa ?!" Tanya pembina
Aku tak menjawab tubuhku serasa di tarik kuat oleh sesuatu

"Tolong kak!" Teriakku saat tanganku terlepas dari tangan temanku

Tubuhku di tarik hingga ke tengah kolam.

Aku meronta meminta pertolongan, semua yang ada di sana panik.
Tubuh ku sudah tenggelam, saat ku buka mataku aku terkejut sosok hantu air yang berambut panjang dan wajah menyeramkan menarik kakiku ke dasar kolam.

Aku terus berusaha meronta namun tak bisa, air terus tertelan olehku
Nafasku mulai habis

Pembina masuk ke air untuk menolong ku.
Ia menemukan ku ada di dasar danau dalam keadaan setengah sadar
Ia menarikku ku ke atas namun hantu air masih memegang kakiku

Hingga pembina lainnya ikut menarikku ke atas.
Pegangan hantu air terlepas.
Aku pun di bawa naik ke atas kolam.

Saat keluar dari kolam, ku muntahkan semua air yang tertelan.
" Kamu gak apa apa?" Tanya kakak pembina

Aku mengangguk sambil terbatuk-batuk

"Apa yang terjadi?" Tanya pembina lainnya

"Saya juga tidak tahu, tadi Riya tiba tiba tenggelam dan saat di dasar tadi saya liat sesuatu yang aneh" jawab kakak pembina yang menolong ku tadi

"Sesuatu apa?"

"Saya tak bisa menjelaskan nya, tapi itu hal yang sangat aneh, saya rasa kita harus cepat pergi dari sini!"

"Memangnya ada apa?"

"Nanti saya jelaskan, sepertinya penunggu hutan tak suka kita ada di sini" jawabnya

Semua yang ada situ terkejut.
Setelah berdebat, pembina memerintahkan para anggotanya untuk segera pergi dari sini.

Tubuhku yang lemas akibat tadi di papah menuju jalan setapak untuk pulang.
Bulu kudukku berdiri.
Ada sesuatu yang aneh di sini, pikirku

Belum sempat meninggalkan air terjun ini beberapa siswi mulai berteriak dan meronta tak jelas.
Aku terkejut dan menoleh ke sumber suara.
Mereka kesurupan secara bersamaan?

Nana, temanku yang sedang bersamaku mulai bertingkah aneh
"Nana? Kamu kenapa?" Tanyaku

Ia mulai meraung tak jelas.
Kakak pembina pun memegang tubuh Nana yang seperti meronta ronta.

"Riya, jangan kosongkan pikiran kamu!" Perintah kakak pembina
Aku pun mengangguk

Anggota lainnya sedang berusaha memegang tubuh para siswi kerasukan yang terus meronta hendak pergi ke arah dalam hutan.

Kakak pembina mulai membacakan ayat suci berusaha mengusir arwah yang merasuki nana begitu juga dengan yang lain.

Sepertinya berhasil, Nana mulai terdiam dan membuka matanya.
Kami mengucapkan syukur.

"Kamu Nana kan?"tanya kakak pembina

Nana mengangguk

"Riya, bantu jaga Nana, dan Nana ingat jangan kosongkan pikiran mu" perintahnya

Aku pun mendekati Nana dan mengajak nya berbicara
Sepertinya ia sudah normal kembali, pikirku

Kakak pembina itu segera ke arah siswi lainnya yang masih kerasukan.
Aku mengajak Nana berbicara namun ia malah terdiam.

"Nana?" Tanyaku
Ia menoleh ke arahku dengan sorot mata yang tajam.
Ini perasaan ku atau apa, wajah Nana seperti menyeramkan dan warna matanya berubah menjadi merah.

Ku pegang tangannya
"Nana! Sadar! Ini aku" teriakku berusaha mengembalikan Nana

Ia berdiri dan berlari ke arah dalam hutan.
"Kak! Nana kerasukan lagi!!" Teriakku namun kakak pembina lain masih sibuk menangani siswi lainnya.

Aku panik, aku tak boleh kehilangan Nana
Aku berusaha mengejarnya ke arah dalam hutan. ia berlari sangat cepat aku tak bisa mengikutinya

Aku kehilangan Nana, dia kemana? pikirku
Nafasku memburu.
Angin berhembus sangat kencang di sekitarku, perasaan ku tak enak
Ada apa lagi ini?

Saat ku balikan tubuhku, Nana sudah ada di hadapanku
Tapi dia hanya diam dengan wajahnya yang menyeramkan
Perlahan wajahnya mulai berubah menjadi sosok hantu yang aku temui di kolam tadi.

Rambut panjang hingga menjuntai ke tanah.
Wajahnya yang penuh lubang berisi belatung hidup dan nanah.
Darah menetes dari kepalanya sehingga tercecer di tanah.

"Pergilah! Atau nyawamu yang akan kuambil!" Katanya dengan suara Serak

"Gak! Kembali kan dulu Nana!" Ucapku dengan suara bergetar karena ketakutan

"Kamu tak sayang nyawa rupanya! Dia harus menebus kesalahannya padaku!"

Aku seperti di dorong dengan sangat kuat hingga terpental jatuh ke arah belakang, tubuhku sangat sakit

Dalam sekejap ia sudah berada di depanku.
Memegang leherku dengan tangan kurusnya yang penuh dengan darah dan mulai mencekik leherku.

Aku berusaha melepaskan diri namun ia sangat kuat
Ku bacakan ayat suci yang aku hafal. Ia pun melepaskan cekikan
Leherku terasa perih, darah mengucur dari leherku.

"Sialan!" Teriaknya marah ia kembali mendekatiku dan hendak menyerang. ku terus saja membacakan ayat suci nya berulang ulang.

Alhasil ia tak bisa mendekati ku.
Ia menjauh dan berusaha pergi
Aku tak akan membiarkan nana di bawa begitu saja

Kakak pembina dan anggota lainnya datang sebelum arwah itu pergi

Mereka mengepungnya sambil membacakan ayat suci. Arwah itu seperti kepanasan dan perlahan ia terdorong keluar dari tubuh Nana dan menghilang.

Semua selesai, para siswi tak kerasukan lagi.
Nana tak sadarkan diri hingga harus di bopong untuk keluar dari hutan ini.

Kami semua meninggal kan hutan ini dengan tergesa-gesa.
Perjalanan yang sangat jauh membuat kami kelelahan namun semua tak berarti saat mengingat kejadian tadi.

Beberapa hari setelahnya aku mengetahui sebab dari asal kerasukan massal itu
Ternyata Nana membusng pemb*l*t bekas nya ke arah pohon besar di dekat air terjun yang membuat para penunggu di sana terganggu dan ingin mengambil Nana.

TAMAT

Dimana pun tempatnya jaga kesopanan dan tingkah laku karena kita tak tahu ada bahaya apa di sana.

Dimana pun tempatnya jaga kesopanan dan tingkah laku karena kita tak tahu ada bahaya apa di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KUMPULAN CERPEN HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang