Till We Met Again

847 77 18
                                    

Attention🔞🔞
Terdapat adegan wikwik
Read on your risk
..................................................................

Sudah beberapa hari ini Meik hanya terdiam, matanya menatap kosong, tidak ada lagi kata yang keluar dari mulutnya.

Meik sudah mati dengan tubuh yang hidup, tangannya sudah tidak dapat lagi dipakai untuk melukis, tidak ada lagi yang tersisa di dalam hidupnya.

"Meik, pernahkah kau berpikir Oon ingin kau hidup dengan baik? Bukankah dia menyelematkanmu? Apa dia tidak akan sedih melihatmu seperti ini?" Wanita yang melahirkannya menangis memeluk putranya. Di seberang ruangan, Yeung Lok Yi hanya mampu menatap wajah sahabatnya dengan perasaan yang bercampur aduk.

Tidak ada keinginanya untuk mencoba menggantikan Oon, gadis itu tahu, itu akan percuma.

Meik yang dia cintai sudah hilang, tubuh di hadapannya hanyalah selongsong kosong yang bernyawa. Meik seperti mematikan dirinya sendiri, dia sudah tidak ingin hidup tanpa kehadiran Oon didunia ini

.......................................................................
TRUE LOVE STORIES
NEVER HAD AN ENDING
-Richard Bach-

Kesadaran bahwa saat ini mereka memiliki satu sama lain seutuhnya membuat semua sentuhan terasa berbeda.

"Kit, aku mencintaimu.." bisik Singto seduktif di telinga Krist yang sudah sangat memerah.

Kata itu diucapkan nya berulang kali sembari menjilat dan menggigit kecil cuping telinga yang sangat menggodanya.

"PSing... hentikan, jangan..." mulut Krist terbungkam dengan ciuman panas dari Singto. Pria itu memasukan lidahnya, mengajak lidah Krist bergumul, menjelajahi semua rongga mulutnya tanpa tersisa.

Singto melepas ciuman mereka dan menatap benang saliva yang tercipta di antara mereka, di ujungnya, ada lidah Krist yang sedikit menyembul dari mulutnya yang sedang menhirup udara.

Pemandangan itu saja cukup untuk membuat sesuatu dibawah sana menegang dengan sempurna.

Singto kembali menyerang leher jenjang Krist, menjilatnya seperti es krim yang nikmat di hari panas, menyesapnya. Membuat Krist melenguh kuat dan memiringkan kepalanya, memberi Singto akses penuh agar pria itu bisa dengan leluasa memberi tanda di leher jenjangnya.

Tangan Krist menelusup masuk kedalam kaos yang Singto kenakan, mengusap punggung pria tan itu dengan seduktif, turun kedalam celana bagian dalam dan meremas pinggang bagian dalam.

Krist melakukan itu sembari menghirup aroma rambut sang kekasih yang menempel di pipi tembamnya

Jemari Krist menghantarkan rasa hangat pada hati Singto, pria itu dengan tergesa melepaskan seluruh pakaian nya dan juga membantu Krist melakukan hal yang sama.

Tubuh mereka merapat tanpa terhalang sehelai pakaian, membuat peebedaan warna kulit mereka terlihat jelas, hal yang sangat Krist sukai.

Jemari Krist menempel di kedua sisi pipi kekasihnya, menempelkan hidung mereka, merasakan deru napas satu sama lain.

Mata mereka menatap satu sama lain, kali ini jemari Singto membelai wajah Krist yang sedikit basah dengan keringat.

Jemari itu menelusup masuk ke dalam mulut Krist. Jemari yang telah basah itu mengusap lembut bibir Krist yang membengkak akibat ciuman mereka.

Mata Singto masih lekat menatap mata kekasihnya, saat Krist merasakan jemaro Singto memasukinya.

Krist melenguh keras, namun tangan Singto menahan wajahnya, memaksa mata itu tetap menatap mata elang miliknya.

Time after timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang