Episode 7. Evolusi Otak

768 33 3
                                    

Penyesalan memang selalu diakhir. Seperti apa-apa yang ku lalukan banyak sekali rasanya aku merasa menyesal.

Aku merasa semua bisa dilakukan lebih baik dari apa yang telah kulakukan.

Dalam hal bicara saja aku bisa menyesal telah berucap walau itu 2 detik yang lalu ku ucapkan. Terkadang pemikiranku bisa secepat itu namun bisa juga sangat lambat. Seperti menyesalkan perkataan setelah 2 hari atau 3 minggu lalu kadang masih ku sesali.

Tidak hanya perkataan, tindakanpun sering aku menyesalinya. Walau itu perkara memberi sesuatu dengan tangan kanan atau dengan wajah sedikit bermalas-malasan.

Rasanya semua harus bisa direvisi.
Tapi itu tergantung situasi dan kondisi.

Aku orangnya memang sangat pelupa. Kalaupun tidak lupa, ingatanku terasa sangat lambat. Inilah yang sering membuat aku salah bicara.

Aku sering memilih untuk menjawab "sepertinya aku tidak tau,  maaf aku lupa, gak inget banget, dan sebagainya" tapi setelah kata itu terlontar aku sering tiba-tiba mengingatnya dan itu sudah berlalu.

Oleh karena nya mungkin logika ku mulai berevolusi dengan mencoba mencocok-cocokan beberapa ingatan menjadi 1. Kukira hal ini berjalan lancar. Ternyata itu salah besar.

Berbagai puing ingatan yang ku susun menjadi suatu alur ternyata telah salah. Alur nya menjadi baik, namun tidak tepat seperti faktanya.

Dan buruknya hasil dari karangan logika ku ini sering aku publikasikan.

Seperti hal pribadiku tentang hari lahirku.
Aku mengingat dan menceritakan kebanyak orang adalah "aku lahir pada maghrib tepatnya hari rabu" dan itu salah besar.
Setelah aku cek dan tanya ke orang tua ternyata aku lahir pada hari selasa.

Dalam otakku "sialan, bagaimana aku menarik kata-kataku ini? Kalau hanya 1 atau 2 orang saja gampang. Ini ke hampir semua orang"
Faktanya, hari rabu maghrib adalah hari lahir adikku zalza.
Aku sungguh kesal dengan ingatanku.

Ada juga ingatanku yang rusak yaitu. Dalam ingatanku, adikku gilang lahir tepat pada saat dirumah ada panen udang, aku hendak mengintip proses lahirnya dari pintu dan aku dipanggil bapak untuk mengusir burung dalam tambak.

Faktanya, adikku lahir satu hari sebelum panen, dan aku berumur sekitar 3 tahun. Apa ingatan yang bisa dipercaya ketika berumur 3 tahun?

Banyak banget deh ingatanku yang rusak, tidak sesuai dengan faktanya. Gimana mau sesuai? ingatan tentang kejadiannya bener sih, tapi alur ceritanya berubah. Hasil karangan sendiri.

Masalahnya aku menyadarinya ketika cerita karangan itu sudah tersebar luas. Gimana cara revisinya?

Karena seperti yang pernah kuceritakan.  Aku ini sulit sekali untuk bicara, topik pembicaraan selalu sempit. Maka aku bicara ya hal-hal yang aku ketahui saja. Dan kebanyakan itu hasil evolusi otak ku ini. Jadi hanya itu dan itu saja yang aku bicarakan. Dan ternyata salah.

Bodoh yang tersusun. Mungkin juga berkelanjutan.

Menjadi Diri Sendiri?Where stories live. Discover now