Episode 2. Bohong Ah !!

2.4K 90 8
                                    

Dunia maya memang sangat membantu. Aku jadi bisa berkomunikasi hingga punya teman baru. Bisa berdiskusi, bertukar pikiran dan bercanda. Itu semua kurasa sangat menyenangkan.

Iya, aku memang terlihat menjadi orang yang sangat asik. Suka bercanda, berbagi pengalaman, yah seperti layaknya orang biasa lah. Tapi terkadang aku merasa "kenapa hanya di dunia maya ya?"

Aku tidak bisa menerapkan sifat (asik) ku ini di dunia nyata. Bercanda dengan orang hanya bisa ku lakukan saat bersama teman akrab ku. Dan untuk akrab dengan orang aku rasa sangat sulit dan sangat lama. Terkadang saat berbicara dengan orang, dalam hatiku selalu menilai, " Ahh, dia tidak asik " atau "kok dia begitu ya, tidak seperti aku " dan sebagainya.

Ketika berkumpul dengan teman-teman yang kurang akrab aku memang masih bisa berbicara. Namun ya sekedar menjawab pertanyaan teman atau sedikit bertanya. Aku tidak bisa mencari topik yang lain sehingga waktu ngobrol kita menjadi tidak asik. Dalam diriku selalu berkata "hey. Buat topik apa ya biar ngobrolnya seru. Lagi pada diam semua nih. Kalau lagi kumpul tapi pada main hp gak seru kali, mending chattingan saja dari rumah." Atau juga "kalau aku tanya ini kira-kira pada jawab tidak ya? Atau ada yang tersinggung tidak ya? " akhirnya aku hanya berdebat dengan diriku sendiri.

Karena aku sering berdebat dengan diri sendiri, terkadang aku mengikuti apa yang dipertanyakan diri ini. Tapi karena keragu-raguanku aku jadi mengucapkan kata dengan sangat pelan. Ya, itulah aku. Pria dengan suara yang lirih. Orang yang bicara denganku selalu mengkritik ku "Pelan banget sih suaramu?" Atau "apa sih? Aku gak denger" dan banyak lagi. Ya mau bagaimana? Aku selalu merasa ragu tiap kali akan buka suara. Kenapa? Ya karena selalu ada perdebatan dalam hatiku setiap kali aku mau bicara.

Sering kali aku mencoba untuk bersifat seperti saat aku berada di sosial media. Menjadi orang yang banyak bicara, banyak tanya, pokoknya yang gaul gitu deh. Respon lawan bicara ku ya ada yang biasa saja ada juga yang kaget. "Weh, kesurupan apa lo?" Atau "tumben". Haha, sebenernya memang asik jadi orang seperti itu. Namun biasanya setelah itu aku rasa lelah sekali. Seperti energiku sepenuhnya terkuras.

Alhasil aku akan menjadi sangat pendiam. Seperti tidak ada energi untuk bicara. Tersenyum pun aku rasa sangat berat. Namun aktifitas tetap terjaga seperti biasa. Hanya saja aku melakukan semua itu tanpa ekspresi. Benar-benar tanoa ekspresi.

Menjadi Diri Sendiri?Where stories live. Discover now