|04|

2.9K 384 30
                                    

Happy Reading guys ☺️

"Jeno-ssi!" seru keduanya secara bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jeno-ssi!" seru keduanya secara bersamaan. Jaemin lekas berjongkok, membenarkan posisi Jeno yang meringkuk ke samping dibaringkan secara terlentang. Dengan cekatan Jaemin mengambil sapu tangan bersih dari sakunya dan mencoba menghentikan pendarahan dengan cara menekan sapu tangan itu untuk menutupi area luka.

Jisung segera merogoh saku mencari ponselnya lalu memanggil nomor darurat ambulans.

Orang-orang yang berlalu lalang ikut terkejut. Salah satu dari mereka ikut membantu Jaemin. Orang itu meluruskan kaki Jeno lalu diangkat sedikit kedua kaki Jeno ke atas untuk memperlambat pendarahan.

"Gamsahamnida," ujar Jaemin.

Jaemin masih terus mempertahankan tangannya menekan luka Jeno.

"Bertahanlah," ucapnya meski tahu Jeno tidak akan menyahut.

Tak lama ambulans dan petugas medis datang lengkap dengan peralatan P3K dan ambulans stretcher.

Tubuh Jeno diambil alih oleh pihak tenaga medis. Dengan cekatan memberikan pertolongan pertama. Salah satu petugas medis sampai duduk di pinggiran stretcher sembari menekan luka Jeno, sedangkan yang lain mendorong stretcher tersebut masuk ke dalam ambulans.

Jaemin hendak mengekor petugas medis itu, tetapi sebuah tangan mencegahnya. Tangan itu milik Jisung.

"Sebaiknya kau bersiap-siap syuting. Biar aku saja yang menemani Jeno." Jisung bersungguh-sungguh.

"Tidak. Aku harus ikut," tukas Jaemin.

"GR akan dimulai sebentar lagi."

Jaemin  menggigit bibir bawahnya. Matanya tak tentu melirik ke kiri lalu kanan. Cemas dengan keadaan Jeno. Jaemin menilik jam tangan yang ia kenakan.

"Masih sempat sampai siaran langsung dimulai. Aku tidak perlu latihan. Sebaiknya aku ikut."

Jaemin bersikeras. Bagaimana dia bisa tenang? Lelaki bernama Jeno itu jelas-jelas telah menolongnya dari bahaya.

Surat ancaman itu benar tidak main-main. Setelah Hwang Bo Ram, sekarang Jeno. Di mata Jaemin, dua-duanya memang bukan seseorang yang dekat dengannya, tapi hubungan tak langsung itu yang membuat mereka terluka.

Jisung mengembuskan napas. Berpikir barang sebentar sebelum akhirnya menganggukkan kepala.

"Baiklah."

Keduanya kini berlari ke parkiran untuk mengambil mobil mereka mengikuti ambulans yang mengangkut Jeno menuju Ke Neosan Medical Center yang jaraknya dari lokasi syuting hanya lima belas menit.

Jisung menyetir dengan cepat namun hati-hati. Dia tidak mengerti dengan apa yang baru saja ditangkap oleh matanya. Jisung pikir, Jeno tak peduli pada Jaemin, tetapi pada kenyataannya Jeno tetap melindungi Jaemin.

KYŌFU [きょうふ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang