|02|

5.2K 608 50
                                    

Hayuklah langsung saja digas baca

Hayuklah langsung saja digas baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin terdiam. Di saat-saat seperti ini ingatannya melayang pada sosok Eun Ga. Jaemin menyalahkan diri sendiri atas kematian Eun Ga. Jaemin sadar bahwa dia orang yang lemah.

Bayangan tangis Eun Ga dalam sebuah mobil yang terbalik kini menghujani pikirannya lagi. Wajahnya penuh rasa takut.

Pada waktu itu, Jaemin hendak menghampiri mobil, tetapi mobil hitam yang memuat Eun Ga secara tiba-tiba meledak sebelum Jaemin berhasil menyelamatkan Eun Ga. Eun Ga tewas dilalap api di depan mata Jaemin.

Jaemin tersadar dari lamunannya. Ia berjalan cepat keluar kamar guna meminta Jisung melakukan sesuatu.

Pintu itu terbuka lebar-lebar. Jisung menunggu di ruang makan sembari mengunyah Samyang yang dia dapat dari dapur Jaemin.

"Jisung-ah," kata Jaemin yang kini berdiri di tepi kursi tempat Jisung menyeruput mie yang masih agak panas. Spontan Jisung tersedak karena kaget dengan Jaemin yang tengah mengalami mood swing.

Jisung lekas menuang air putih yang ada di depannya ke gelas lalu langsung meneguk air itu.

"Bisakah kau tidak mengagetkanku?" protes Jisung. "Ada apa?" lanjutnya sebelum Jaemin berubah pikiran.

"Tolong carikan aku pengawal," ucap Jaemin yang membuat Jisung mengerutkan kening.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kau tiba-tiba ingin mempekerjakan pengawal?" tanya Jisung pura-pura bodoh. Sebenarnya, perasaan Jisung sudah tidak baik setelah menerima amplop berisi surat ancaman yang dialamatkan pada Jaemin.

"Boram jelas dibunuh. Dan itu hanya motif pelaku untuk memancingku datang padanya," terang Jaemin.

"Pada siapa?" Jisung kini lebih bingung.

Jaemin berakhir menyodorkan ponsel miliknya ke Jisung. Jisung menerima ponsel Jaemin dan mendapati layar yang menampilkan panggilan paling atas berasal dari nomor yang tersembunyi.

"Jadi ... kau menyalakan tv karena panggilan ini?"

"Ya, dan dia mengincarku. Jadi ... tolong carikan aku pengawal." Jaemin memohon sekali lagi.

"Lalu apa motif pelaku membunuh Boram? Bukankah dia tidak dekat denganmu?" tanya Jisung lagi.

Jaemin terlihat diam beberapa saat seperti tengah menimbang sesuatu.

"Hei, Na Jaemin? Jawab aku." Jisung mendesak Jaemin.

"Hwang Boram...," Jaemin mengembuskan napas berat, "dia tewas di rumah pribadiku."

Mata Jisung mendadak terbelalak. Dia sama sekali tidak tahu kalau Jaemin mempunyai rumah pribadi lain selain rumah tempatnya berada sekarang.

"Kau--"

"Dan surat ancaman itu jelas-jelas ditulis bahwa aku akan dibunuh saat waktunya tiba," potong Jaemin sebelum Jisung melayangkan protes atas ketidaktahuannya tentang rumah Jaemin yang lain.

KYŌFU [きょうふ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang