BAB 2 (TAMU)

350 53 5
                                    

Assalamualaikum teman-teman. 

gimana puasa hari ini lancar? loyo? hihiii, bertahan ya. Lapar, haus, lemah, letih, lunglai, capek! EIT! urgen banget buat diingat, sehaus apapun, selapar apapun ingat pahala di bulan ini dilipat gandakan! bahkan tidurmu ketika puasa termasuk ibadah, mengistirahatkan diri juga termasuk ibadah artinya kita nggak dzolim pada tubuh kita yang bener-bener butuh banget yang namanya rebahan lanjut tidur.... 

sudah menunggu lama kah? Maafkan... dah hapal kan tabiat penulis lapak ini ,XD 

dah lah... bulan puasa gaboleh banyak-banyak bacot kan yak... so, Yuk lanjut!!! 

Eits! lupa.... SUPAYA gak ketinggalan update-an buku ini, jangan lupa di add ke perpustakaan kalian ya.... semoga Kayun bisa rajin-rajin update. hihihi 

EIT!!! 1 LAGI GAIS!!! Menurut kalian cerita ini butuh visualisasi kayak CDA nggak? Kayun bingung mau pakai siapa ,XD kalau CDA kan pakai visualnya member idola cilik. karena memang dari dulu Kayun demen idola cilik wkwkw. di cerita ini kan sudah pada dewasa tuh, gamungkin pakai mereka lagi kan... kalau perlu, tolong recomended ya gais. siapa yang cocok jadi si ini, si itu dll... kalo gaperlu juga gak masalah hehehe.... XD

------------------- 


BAB 2

TAMU

"Riki sudah balik, Nak?" seorang wanita tua mendekati Gara yang sedang mencuci mobil di pekarangan rumah.

"Belum, Buk. Palingan langsung ke kerjaanya. Tau sendiri bisnis cucu Ibu yang satu itu kebanyakan." Gara memandang ibunya sekilas lalu melanjutkan aktivitasnya.

"Sampai lupa umur! bilangin sama ponakanmu, Nak cepet nyari pendamping. Mau jadi perjaka tua apa itu anak!"

"Ibu seperti nggak tau Riki saja, kalau disuruh cepet-cepet cari istri pasti jawabannya..."

"Jodoh sudah ada yang ngatur!" Gara dan ibunya berucap bersamaan. Saking hafalnya dengan kalimat yang sering dilontarkan Riki untuk menunda-nunda mengabulkan keinginan neneknya.

Motor ninja hijau masuk halaman rumah ini. Siapa lagi kalau bukan orang yang dari tadi jadi perbincangan. Riki datang masih dengan baju yang kemarin dia kenakan. Kemarin malam ia menginap di rumah Debo sahabatnya. Ia hanya minta izin pada nenek via telephone. Toh rumah Debo sudah seperti rumah keduanya, keluarga Riki sangat mengenal Debo bahkan nenek memperlakukan Debo selayaknya cucu sendiri.

Riki tumbuh menjadi lelaki dengan postur tinggi jangkung, badannya kurus kulitnya lebih cerah dari sebelumnya. Kontur wajahnya menegaskan kedewasaan tidak ada yang berubah selain jenggot tipis menggantung di dagunya.

"Assalamualaikum. Kok pada di luar?" Riki menggamit tangan neneknya.

Sepeninggalan mamanya nenek adalah mama untuknya. Walaupun dulu ia sempat membenci neneknya. Hijrahnya seorang Riki mengubah hidupnya 180 derajat. Dia menghilangkan bencinya pada nenek, meninggalkan kesalnya pada Ayah yang tidak bisa membela mamanya dengan lantang. Riki merasa hari ketika ia berubah jauh lebih baik dari pada hari ketika dirinya menyimpan banyak amarah pada keluarga ayahnya.

"Waalaikumussalam. Nungguin cucu bujang nenek yang nggak pulang semaleman."

"Rumah sendiri aja dia lupain, Bu gimana mau bangun rumah tangga!" Gara nyeletuk sambil mengelap mobilnya.

"Apaan sih, Mas gak jelas! Cepet selesain cuci mobilnya abis itu desain baju. Tapi jangan yang aneh-aneh!"

Gara tersenyum miring meremehkan Riki. Dia masih kesal desainnya ditolak mentah-mentah oleh ponakannya.

PIJAR DALAM KELAM (DWILOGI CDA)Where stories live. Discover now