*
*
*
*
Happy Reading :)
Emi berjalan dengan tenang setelah mengunci pintu kamar Kuran seraya membawa tas ransel. Sepi. Meski belum tengah malam, hotel ini sangat sepi. Gun menyewa lantai dua hingga lima sebagai kamar para peserta dan para polisi cyber selama lima hari. Hotel berlantai sepuluh tersebut menerimanya dengan senang hati meski mereka hanya tahu kalau tujuannya hanyak untuk bermain game. Tidak ada yang salah. Sebuah permainan akan berbahaya jika di tangan orang berbahaya.
Sasaki dengan santai mencari memasukkan colokan laptopnya pada penghubung listrik di aula. Kuran dengan santai memeriksan komputer yang lain seraya menunggu kedatangan Emi. Semuanya menunjukan wajah sedih. Kuran dengan wajah kesal mencoba meregangkan kedua tangannya, menghirup udara yang telah tercemar dengan santai seraya membayangkan dirinya berada di padang rumput. "Sepertinya aku lapar." Gumamnya pada dirinya sendiri. "Mari pesan makan malam!" serunya seraya memandangi anak buahnya. "Josh, pesan pizza dan makanan cepat saji lainnya untuk kita yang berada di sini. Pinta yang lain untuk tidak melupakan makan malam. Dilarang kembali ke hotel sebelum makan." Perintahnya.
"Yes, captain!" jawab Josh seraya berdiri tegap.
Sasaki hanya terdiam menatapnya dengan mulut menganga. Senyuman tipis perlahan terukir di bibirnya. "Penggila kerja ternyata baik pada anak buahnya." Sindirnya. "Kau tidak banyak berubah, Seiji." Sambungnya seraya memandangi Kuran yang berdiri di tengah pintu aula yang berada di sebelah kirinya.
Emi kembali seraya berlari. "Kau lumayan juga, Emi." Puji Kuran seraya menerima ransel miliknya. "Jika sudah sampai sisakan dua humbergur dan satu kola untukku." Ujar Kuran lalu membalikkan tubuhnya seraya membuka ranselnya.
Sasaki hanya tersenyum melihat teman lamanya. "Aku rasa, aku harus sedikit bekerja keras seperti sebelumnya." Gumamnya lalu menatap layar laptopnya. "Mari kita menyortir waktu dan komentar yang memungkinan ada." Sambungnya seraya menarikan jemarinya di atas mouse datar.
Kuran menghubungkan kabel USB pada PC dan laptopnya. Kuran duduk di atas lantai dengan laptop di pangkuannya. Tampilan laptopnya kini, berubah menjadi tampilan seperti isi dari komputer tersebut. Kuran mencoba menghapus aplikasi penyebab DoS attack tersebut namun, wajahnya berubah menjadi kosong. Aplikasi yang dia cari telah menghilang. Sekali lagi, dia menghubungkan komputer dengan laptopnya melalui kabel USB. Satu per satu dia coba ... dan tidak ada satu pun yang menunjukan kehadiran aplikasi tersebut. Dia sudah melakukan scanning pada setiap komputer dan semuanya dalam kondisi bersih dan tidak ada sesuatu yang mencurigakan.
"Hebat sekali mereka menghilang seperti seorang ninja." Pujinya seraya tersenyum kecut. Tangannya terus bergerak dan roda penggerak di kepalanya terus berputar tanpa henti. "Ninja .... Seorang ninja akan kabur atau bersembunyi. Tidak. Lebih dari itu. Virus. Kemampuan menyamar yang lebih hebat. Tidak. Melebur. Melebur dengan cepat akan membuatnya sulit menentukan penyebabnya." Gumamnya tiada henti menatap layar.
Josh berjalan menghampiri kaptennya yang duduk di panggung Gun seraya memangku laptop. "Kapten, makanannya sudah sampai. Mari kita makan bersama." Ajaknya. Kuran yang menoleh ke arahnya hanya tersenyum lalu mencabut kabel USB penghubung komputer dan laptopnya.
"Akan lebih mudah berpikir jika telah mengisi perut dengan makanan. Sejak tahun lalu kita terlalu banyak bekerja. Bagaimana setelah dari sini kita pergi ke Maladewa? Atau pergi ke Thailand? Sesekali kita perlu berlibur." Usul Kuran lalu meminum minumannya. Teriakan senang keluar dari mulut beberapa anak buahnya.
"Boleh juga. Apa aku juga diajak?" Tanya Sasaki dengan penuh harap. Kuran menatap datar Sasaki.
"Jika kau menemukan hal bermanfaat." Jawab temannya tersebut dengan santai. Kerutan kesal muncul di dahi Sasaki. "Apa kau sudah menemukannya?" tanyanya dengan wajah serius. Sasaki mengambil laptopnya dan menunjukkannya pada Kuran. Sebuah seyuman penuh kemenangan perlahan muncul di wajah Kuran.
Kuran mengambil laptopnya, kini dia kembali menghubungkan komputer dengan laptopnya kembali. Kotak dialog berwarna biru perlahan muncul dengan angka-angka yang bergerak dari bawah ke atas. Kuran memicingkan matanya, meneliti dengan cepat. Sebuah kotak dialog lain muncul dengan menampilkan kalimat-kalimat aneh.
"Cara penghapusannya sederhana. Kita buat lebih sederhana lagi. Bisa kau hubungi dan melacak orang yang melakukan hal tersebut, Sasaki?" Tanya Kuran.
Sasaki memperbaiki posisi kacamatanya seraya tersenyum. "Serahkan padaku." Jawabnya dengan penuh percaya diri. Kuran tersenyum menganggukkan kepalanya.
Sasaki membuka cmd, membuka forum yang sangat terkenal dikalangan beberapa orang. Dia sedikit meregangkan bahunya dengan menggerakkan ke kanan dan ke kiri. Menghubungi orang yang terakhir aktif dua tahun yang lalu bukanlah hal yang mudah terlebih melacaknya. Kemungkinan untuk mereka pindah tempatlah menjadi pertimbangan besar. Bukan hanya itu, hot spot dari tempat umumlah yang akan menjadi masalah.
"Apa kau yakin dia mengirimkannya bukan dari tempatnya sendiri? Aku sedikit ragu karena kemungkinan dia memanfaatkan wifi portable yang ada di tempat umum." Resah Sasaki tanpa menghentikan kegiatannya.
"Aku tidak terlalu yakin. Akan tetapi, dia pasti berada di suatu tampat yang bisa membuatnya menyendiri. Seseorang akan mengakses dark web hanya saat malam hari meski tidak menutup kemungkinan saat siang hari mengaksesnya. Anggap saja spekulasi bodoh yang membuatku tidak bisa berpikir." Ujar Kuran dengan santai.
Kuran menekan tombol power memaksa komputer tersebut mati dan memaksanya hidup kembali. Tampilan wajah sedih telah menghilang dari layar berganti menjadi layar desktop biasa. Kuran melakukan scanning kembali. "Pasti ada jejak kecil yang tertinggal." Gumamnya.
Para peserta yang telah menikmati malam telah kembali ke hotel. Anak buahnya juga telah berkumpul di depan pintu aula. Sherlock yang terus mengetuk pintu kamar tunangannya tidak mendapat jawaban pada akhirnya check in di lantai yang berbeda.
"Terima kasih atas kerja keras kalian. Kita akan berpatroli secara bergantian. Sebagian dari kalian berpatroli di lorong-lorong hotel, sebagian beristirahat, sebagian akan membantuku untuk membenarkan komputer ini. Kalian hanya beristirahat dua jam dan aku butuh laporan kalian yang memeriksa komisaris Donald, Gun, dan perusahaan XXX." Ujar Kuran dengan santai setelah meneliti wajah anak buahnya.
JE LEEST
Hacking Game
SciencefictionSebuah pertandingan Hacking diadakan oleh sekelompok orang yang mengaku pendiri dari organisasi hacker terkenal. Hanya orang yang mendapat undangan yang dapat mengikuti pertandingan ini. Saat ini, pertandingan akan diadakan di Hawaii Keiko Setagawa...
