༻Part 3⋆࿐໋

23 3 0
                                    

Janlup votmennya ya
Jan jadi silders.


❖••»

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••»

Kini aku telah sampai di pekarangan rumah. Pandangan sepi dan sunyi, daun daun pohon berhamburan ditanah karna diterbang angin. Itulah keadaan luar rumahku.

Ku-langkahkan kaki panjang-ku menuju pintu rumah menemui ibu.

"Ibu aku pul-"

Hingga panggilan-ku terpotong karna aku mendengar benda yang dijatuhkan sampai pecah dengan akhir suara tamparan kencang.

Aku terkejut, segera aku membuka pintu dengan keras. Sesaat itulah nafasku mulai memburu hingga bahuku mulai naik turun, rahangku mengeras. Tas yang sedari berada disebelah bahuku mulai ku jatuhkan. Aku berlari menghampiri.

"Ibu!!"

"Apa yang kau lakukan?!!"teriak-ku.

"Memang kenapa?"jawabnya dengan wajah tanpa dosa.

"Grrr sialan kau"

Ingin sekali aku memukul wajahnya. Namun aku tahu diri.

"Ibu kau tidak papa? Pipimu memerah"ucapku mengusap pipi tirus ibuku. Aku menahan diri untuk tidak menangis didepannya. Apalagi dihadapan pria brengsek itu!

"Tidak, ibu tidak papa."jawabnya dengan menampilkan senyum manis ah bukan senyum palsunya yang selalu membuat hatiku terluka melihatnya.

Puk
Puk
Puk

"Ck, drama apa lagi ini. Memberikan senyuman manis pada anaknya hanya untuk dikasihani? Cih dasar wanita p*****r!!"

Bugh!

"Jaga ucapan anda pada ibu saya!!"ucapku marah mendengar ucapan pria brengsek itu. Bisa bisanya pria itu menyebut ibuku p*****r?! Aku tidak terima!

"Ohya? Kau, anak ingusan memperingatiku untuk jaga ucapanku pada sij****g itu? Cih!"pria itu meludah sambil menunjuki diriku.

"Sebaiknya kau pergi dari sini."

"Pergi? Enak saja! Aku baru saja kesini. Aku ingin bermain dengan j****g tersayangmu itu!"

Bugh! Bugh!

"Eh anak ingusan! Kau sudah tiga kali memukulku. Kau lupa siapa diriku!"

"Maksudmu ayah? Cih aku tak sudi lagi menyebutmu begitu!"

Plak!

"Sejak kapan kau diajari prilaku kurang ajar seperti ini oleh si j****g ibumu hah?!"

Bugh!

"Sudah kubilang jangan menyebut ibuku seperti itu!"

"Lalu aku harus menyebutnya apa?"

"Sudah Chanyeol, berhenti kau tidak boleh seperti itu pada ayahmu"ucap ibuku menenangi.

"Tidak. Dia bukan ayahku lagi! Dia hanya seorang pria brengsek yang masuk dalam keluarga kita bu!"

Bugh! Bugh!

Aku memegang sudut bibirku yang berdarah, menatap tajam pria didepanku dengan nafas mengebu.

"Sebaiknya ibu pergi kekamar. Biar Chanyeol yang mengurus disini"

"Tidak, ibu tidak akan membiarkan anak satu satunya ibu ditinggal disini i-"

"Kumohon bu, ini sangat berbahaya"

"Tidak Chan ibu akan tetap disini"

"Hey j****g anakmu menyuruhmu kekamar. Kau tidak menurut?"

"SUDAH KUBILANG JANGAN SEBUT IBUKU J****G AN***G!!"

BUGHH!! BUGHH BUGHH!

"Sudah hiks... Chan sudah... hiks berhenti. Jangan kau siksa ayahmu. Chanyeol berhenti!!"

"Tidak aku tidak akan berhenti. Selagi pria brengsek ini masih bernapas!"

"Chan...hiks hiks...sudah berhenti. Ibu hiks tidak kuat melihatnya. Kasihan ayahmu hiks.."

Aku berhenti memukul pria brengsek itu, menatap lekat mata coklat ibuku. Hatiku tergores kesekian kalinya, melihat sebulir air mata jatuh dengan derasnya dari mata cantik ibuku. Aku langsung memeluknya.

"Ibu jangan menangis, ada Chanyeol disini untuk melindungi"

Ibuku tidak menjawab. Aku melepas pelukanku lalu menatap pria itu tajam. Dia menatapku tajam dengan senyum tak jelasnya.

Dia memang gila.

"Kuperingati kesekian kalinya. Kau pergi dari sini!"

Diam

"Pergi dari sini."

Masih diam ditempat.

"Pergi"

Lagi dan lagi.

"KAU TULI?! KUBILANG PERGI DARI SINI YA PERGII!!"

"Baik aku pergi dari sini dan akan kembali lagi dilain waktu"

Pria brengsek itu akhirnya pergi sambil memecahkan vas besar yang berada disamping pintu.

Kini aku melihat ibu-ku yang sedang menatap kosong tanpa ekspresi dengan air mata yang masih mengalir deras dipipinya. Aku menghapus air matanya lalu mengecup sebentar keningnya. Dan aku langsung memeluknya erat sangat erat seolah olah ia barang berharga yang tidak mau aku hilangkan ataupun berikan pada siapapun.

"Ibu sudah jangan menagis lagi. Em aku antarkan kekamar ya"ibuku masih terdiam. Aku menghela nafas lelah. Aku menuntun ibu ke kamarnya.

Setelah aku mengantarkan ibu kekamar menyuruhnya untuk istirahat. Aku langsung masuk kekamar.

Aku jatuhkan diri pada kasur. Tiba tiba saja kepalaku terasa pusing dan berat. Dan disaat yang bersamaan suara dering ponselku berbunyi. Aku merogoh ponsel pemberian Chaeng disaku. Setelah kubuka, terdapat notifikasi pesan disana.

『Seungwan』 »»

Halo Chanyeol^^
Apakah kita bisa
bertemu?
15.27

Dimana?
15.28

Ditaman^^
15.27

Untuk apa?
15.29

Em..ada yang ingin
kubicarakan
15.29

Maaf tapi aku sedang
tidak enak badan
Dilain hari saja
15.29

Oh begitu ya, maaf
mengganggu.
Kalau begitu dilain hari
akan aku kabari ya^^
15.29
Read

Dilain tempat, Seungwan yang melihat pesannya hanya dibaca, menghela nafas. Ia sedikit tidak percaya dengan jawaban Chanyeol atas pertanyaannya. Tapi bagaimanapun ia harus positive thiking, mungkin memang benar Chanyeol sedang sakit.

To be continue



Halow author up lagi dicerita ini!

Moga suka yaw-!
Please yang baca work ini tolong mengvote. Hargai karya hasil pemikiran author ini😭

-Author yang bikin work dengan pemikiran sendiri
-kalian para reders yang mengvote work ini
Kan jadi adil:)

Dahlah ya yang ikhlas mengvote ato yng komen, terima kasih banyak karna menghargai karya author yang masih amatir ini

Salam manis
Jodohnya cy

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 16, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Waiting for You to Come Back -PCY (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now