5

2.2K 154 7
                                    

Bulan menggantung tinggi. Angin malam berhembus sunyi.

Hades berjalan dengan setelan jas hitam. Mata yang sehitam malam menatap penuh waspada.

Ada dua orang mengikuti di belakangnya. Masing-masing membawa koper misterius.

Memasuki pintu belakang sebuah club malam. Hades dan anak buah nya langsung menuju sebuah ruang dimana sudah ada orang yang menunggu.

Duduk dan memberi kode pada anak buahnya untuk meletakan koper di meja.

"Kau hanya orang baru di sini." orang itu berucap meremehkan Hades.

Tubuh gemuk. Pendek. Dengan sepasang mata sipit terus menatap pada koper yang berisi penuh dolar.

Hades tidak marah. Ia hanya tersenyum miring.

Dasar tikus!

"Dimana barangnya?" Hades menatap malas.

Seolah di atas angin, Pria gemuk itu mendengus, "Harganya terlalu rendah." jelas ia menginginkan uang lebih.

Hades memberi kode pada anak buahnya. Koper tersaji lagi di atas meja, penuh dengan uang.

Pria gemuk itu tertawa. Menjulurkan tangan berniat meraih koper uang.

Tak!

Hades menutup koper dengan kaki. Hampir jari pria gemuk terjepit.

"Barangnya." Hades mengingatkan.

Berdecak, pria gemuk mengeluarkan kotak kecil.

Sebuah berlian merah muda seukuran telur burung gereja, menyala dengan sombong di bawah cahaya. Berkelip menyilaukan.

Setelah memastikan berlian itu asli. Mereka bertukar.

"Senang berbisnis dengan anda."

Sret.

Sret.

Sret.

Dalam sekejap, suasana berubah. Kedua kubu saling menodongkan pistol.

Dua  anak buah Hades berdiri di depannya. Melindungi.

"Bunuh." perintah Hades.

Pergi begitu saja. Tanpa peduli bahwa ruangan itu berubah menjadi lautan darah.

Siapa di sini yang orang baru? Pria gemuk itu terlalu percaya diri.

---

Hades berbaur di keramaian club. Mengamati setiap sudut. Semua berjalan seperti biasa.

Kakinya berhenti ketika mendengar suara kekanakan. Suaranya mengalun halus sedang memarahi orang.

Hades berbalik hanya untuk memastikan bahwa tebakannya benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hades berbalik hanya untuk memastikan bahwa tebakannya benar.

Jenny Raskal. Tunangannya.

Wanita cantik itu mengenakan dress hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita cantik itu mengenakan dress hitam. Snikers putih. Rambut digerai.

"Pergi...." Jenny mendorong seorang lelaki menjauh. Jelas dari dorongannya yang tidak bertenaga. Ia pasti mabuk.

Lelaki itu tersenyum ada kilatan keserakahan. Bukannya menjauh, ia malah merangkul pundak mulus Jenny dan berbisik di dekat telinga.

Hades menyipit melihat semua itu. Entah kenapa ia ingin melempar lelaki itu ke sebuah jurang tak berdasar.

Karena ada sudut hatinya yang entah kenapa terasa tercubit. Hades menghampiri Jenny. Mencekal tangan yang berani memegang tunangannya.

"Siapa kau?!" lelaki itu menatap tidak suka ketika Hades menghempaskan tangan menjijikan itu.

"Kau menyentuh wanitaku." ucap Hades dingin.

Mendapat tatapan dingin Hades, lelaki itu pergi menjauh dengan tergesa.

---

Jenny meracau, bahkan kini ia sedang mengajak bicara sebuah botol. Tersenyum bodoh.

Hades menggelengkan kepala melihat itu.

"Hei... kau bisa berdiri?" Hades mengusap puncak kepala Jenny.

Entah ia sadar atau tidak, sikapnya bahkan lebih lembut.

Jenny mendongak. Menatap wajah tampan Hades dengan mata sayup.

Terkekeh. Menangkup wajah Hades dengan kedua tangan.

"Aku suka wajahmu, tampan...Hik..."

Hades hanya diam. Bahkan ketika Jenny mendekat, menempelkan bibirnya pada bibir dinginnya, Hades masih diam. Mengerjap bodoh. Ini terlalu mendadak untuknya.

"Dingin..." Jenny berkomentar, tapi ia masih melanjutkan ciuman sepihaknya. Menyesap bibir bawah Hades.

Hades perlahan memulihkan kendali diri. Berniat menyambut ciuman Jenny, tapi gagal karena Jenny keburu mendorongnya menjauh.

"Huek...."

Jas Hades terkena muntahan Jenny.

---

Max. Si papa tampan yang kini seluruh rambutnya sudah memutih, sedang memasak untuk istri tercinta. Elena.

"Sayang.... kita susul Jeje yuk?" Elena berdiri di depan Max, menampilkan senyum cerhanya.

 kita susul Jeje yuk?" Elena berdiri di depan Max, menampilkan senyum cerhanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap itu pasangan tua)😂

Max menghela nafas. Elena selalu cantik dan Max lemah walau hanya melihat senyum sang istri.

"Jangan lakukan itu..." Max menggerutu. Kalau gak ingat perut lapar, udah Max bawa Elena ke kamar.

"Lakukan apa?" Elena justru semakin menggoda.

Max hanya menatap memelas.

"Oke kita susul Jeje."

"Yes!" Elena bersiul senang. Meninggalkan Max. Rayuannya tak pernah mengecewakan.

Jenny RaskalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang