3

2.8K 171 3
                                    

Hades memacu motor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hades memacu motor.

Pertemuan dengan Alaska berjalan sukses.

Sebuah kerjasama.

Alaska sebagai 'penguasa' membutuhkan seorang seperti Hades untuk mengontrol laju dari sisi 'gelap'. Agar semua tetap imbang. Jika ini tidak dilakukan maka hanya akan ada kekacauan. Seorang 'penguasa'suatu negara akan memiliki sisi 'gelap' mereka.

Begitu pula untuk Hades. Ia juga butuh 'dukungan'.

 Ia juga butuh 'dukungan'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat ke spion. Hades mendapati sebuah mobil aneh mengikuti. Ia sudah menyadari keanehan ini sejak keluar dari restoran.

Menyeringai. Menarik gas semakin kencang.

Mobil di belakangnya juga menambah kecepatan. Sayangnya itu adalah mobil yang tidak bisa selincah motor.

Dar!

"Sial." Hades meringis. Menyadari pundaknya terkena tembakan. Terlalu fokus ke depan sampai tidak menyadari bahaya.

Motor sedikit oleng. Hades mulai merasakan punggungnya basah dan lengket.

---

Jenny mengikat rambutnya ke atas. Menyisakan leher mulus putih.

Kaos merah yang ia kenakan sangat kontras dengan pemandangan hijau di depannya.

Taman di pinggiran kota. Agak sepi dari hari biasanya. Mungkin karena ini masih siang hari. Kebanyakan orang sibuk bekerja.

Jenny duduk di salah satu bangku taman. Memutuskan untuk singgah sejenak sebelum kembali.

---

Hades meninggalkan motor begitu saja. Ia berlari.

Di sebuah taman pinggir kota.

Hades kembali menoleh ke belakang. Mereka tidak lagi terlihat. Tapi ia belum bisa bersantai.

Brak!

"Awh..." rintih seseorang.

Hades melihat ia telah menabrak seseorang.

Gadis yang ia temui di bandara. Gadis yang berani melemparinya dengan sepatu.

"Kau-...." tunjuk gadis itu. Mata kucingnya memicing marah. Tapi entah kenapa itu justru terlihat lucu.

Hades menghentikan apapun yang ingin gadis itu katakan. Ia mencekal tangannya.

"Kau bawa mobil?" tanya Hades.

Gadis itu mengangguk.

"Bagus. Dimana mobilmu?"

---

Jenny tidak tahu apakah ia benar-benar bodoh?

Kenapa dengan mudah mengikuti orang tidak ia kenal. Bahkan wajahnya tidak bisa Jenny lihat. Orang ini masih memakai masker.

Menghela nafas, kembali fokus menyetir. Berusaha mengabaikan orang di sebelahnya.

"Lemparan sepatumu cukup keras waktu itu."

Ckit!!!

Mobil mengerem mendadak. Mereka sampai terdorong ke depan.

"Owh... Sial... Keningku." rutuk lelaki itu.

Jenny menatap horor. "Kau... Kau... Kau orang kurang ajar di bandara waktu itu?!"

Lelaki itu memutar matanya. Ayolah.... Tidak perlu seheboh ini.

Tarik nafas. Hembuskan. Jenny mengusap dadanya. Hampir. Hampir ia mati jantungan.

"Boleh aku minta tolong?"

Jenny melirik sekilas.

"Bawa aku ke Crown Hotel. Bantu aku dengan sesuatu."

---

Jenny di seret ke hotel. Dibawa ke kamar!

Lelaki itu melepas jaket kulitnya. Menyisakan kemeja hitam. Perlahan melepas masker di wajahnya.

"Oh..." tanpa sadar Jenny terkesiap.

" tanpa sadar Jenny terkesiap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria ini sangat tampan!

"Kenapa masih diam di situ? Kemari."

Jenny buru-buru menggelengkan kepala. Sial. Baru saja lihat wajahnya.

Berjalan mendekat.

Jantung Jenny hampir copot. Ketika melihat lelaki itu melepas kemeja. Memperlihatkan tubuh atasnya.

Bukan. Bukan itu yang membuat Jenny jantungan.

Tapi luka di pundak belakang meradang dengan darah segar masih menetes.

"Bantu aku mengeluarkan peluru dari luka ini."

"Apa?!"

---

Jenny gemetar. Adakah yang lebih gila dari ini?

Menyayat luka itu. Setelah melihat peluru bersarang di daging. Jenny mengambil pencapit. Menarik keluar peluru.

"Aaa..." ringisnya.

"Kenapa tidak ke rumah sakit?" beruntung Jenny sering melihat Langit, adiknya, bermain dengan peralatan bedah di rumah.

Lelaki itu diam.

Jenny sadar ia terlalu ikut campur. "Maaf."

"Kau bisa kembali. Terimakasih sudah membantu."

---

Jenny duduk di balik kemudi. Masih diam. Ia menoleh kembali ke bangunan hotel.

"Semua orang punya rahasia, Jeje." ingatnya pada diri sendiri.

Jenny RaskalWhere stories live. Discover now