2

3.3K 182 5
                                    

Kratak!

Jenny bisa merasakan hatinya ikut retak kala melihat layar ponselnya muncul retakan mengerikan.

"Hwa..." tanpa malu, air mata mengalir begitu saja.

Meraih ponsel retaknya dengan kedua tangan. Mendadak Jenny mendongak ke atas. Menatap tajam.

Seseorang dengan pakaian serba hitam. Topi dan masker menutupi sebagian besar wajahnya. Hanya kedua mata tajam yang bisa Jenny lihat.

"Kau merusak ponselku." tuduh Jenny.

"Hanya sebuah ponsel." suara huski cukup seksi.

Jenny sempat merinding. Suaranya saja sangat maskulin.

Orang itu mengeluarkan dompet dari saku celana. Membuka, mengeluarkan setumpuk uang. Menyodorkan ke arah Jenny.

Jenny bengong. Bingung. Apa maksudnya?

Tidak ada respon dari Jenny. Orang itu menjejalkan setumpuk uang ke telapak tangan Jenny.

"Uang itu cukup untuk mengganti kerusakan ponselmu. Bahkan membeli yang baru." ucapnya. Setelah itu ia pergi dengan bangga.

Jenny menatap uang di tangannya. Meremas kesal. Menatap penuh permusuhan pada punggung sialan.

"Aku tidak butuh uangmu." Jenny melepas sepatu. Ancang-ancang untuk melempar. "Dasar tidak tahu kata maaf."

Tak!

"Yes." Jenny bersorak, ketika lemparannya tepat sasaran.

Orang itu berhenti. Mengusap punggungnya.

Mengambil sepatu yang melemparinya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Mengambil sepatu yang melemparinya. Menatap ke arah Jenny.

"Oh..." Jenny membulat ketika orang itu berjalan mendekat.

"Lari..." Jenny benar-benar berlari ditengah bandara ramai. Hanya dengan satu sepatu yang terpasang di kaki. Satu kaki hanya menggunakan kaos kaki menyedihkan.

Jenny berlari tanpa menoleh. Pokoknya ia harus pergi. Jangan sampai orang itu menuntut.

"Kakak...." beruntung Jenny melihat kak Alaska di parkiran.

"Ayo cepat."

Alaska menatap bingung pada adiknya yang kini sudah duduk di dalam mobil.

"Ayo kak..."

---

Orang berpakaian serba hitam itu menenteng sepatu Jenny. Melihat mobil yang terus menjauh. Sudut bibir terangkat membentuk senyum di balik maskernya.

Belum ada orang yang berani padanya sebelum ini.

---

Jenny mengangguk puas setiap kali berkunjung ke rumah sederhana ini. Rumah di tengah ladang bunga, adalah rumah masa kecil ayah.

Jenny RaskalTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon