cuplikan series 02 (02)

6.9K 251 0
                                    

Author POV.

Kini Seila dan keluarga sedang mengobrol dengan ibu dan bapak panti di rumah makan tersebut sambil menyantap makan siang. Sedangkan Kenzie juga sedang asik bermain setelah selesai menyantap makan siang bersama teman-teman panti nya, karna sebentar lagi mereka akan berpisah.

"Kami sangat mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak dan ibu yang telah ikhlas mengurus anak kami. Kami tidak tau apa yang terjadi jika Kenzie tidak tinggal bersama bapak dan ibu." Seila mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu panti. Tidak di pungkiri bahwa ia sangat bahagia ketika sumber kebahagiaan nya kembali ke hidup nya.

"Tidak usah mengucapkan seperti itu pak Bu, kami justru sangat sedih karena kenzie akan berpisah dari kami, kami sudah sangat sayang kepada Kenzie karna usia yang paling kecil juga menjadi faktor Kenzie paling di sayang oleh semua nya. Kami mohon maaf jika ada kekurangan dalam faktor ekonomi yang jelas kami tidak bisa memberikan yang mewah, namun Kenzie tidaklah pernah menolak jika kami memberikan makanan yang pas-pasan." Ucap ibu panti dengan mata yang sudah berkca-kaca.

"Psikis nya bagaimana pak Bu? Kami akan membawa nya rutin ke psikiater untuk menghilangkan trauma nya yang menurut kami tidak wajar di alami oleh anak seusianya, kami sudah berusaha semampu kami saat itu tapi takdir mempertemukan kembali kami dan Kenzie disini. Setelah ini kami yang akan merawat nya, dan kami akan membawa nya main ke panti kembali jika Kenzie sedang merindukan kalian." Kata Seila dengan senyuman tulus nya.

"Awalnya Kenzie takut jika mendengar kata 'Ayah dan Bunda'. Kenzie pasti menangis dan tubuh nya pasti gemetar. Namun lambat laun kami menuntunnya, hingga tepat saat Kenzie 1 Minggu berada di panti ia mulai mau bercerita dengan sukarela tanpa paksaan dari kami, ia pernah bilang 'Aku tidak akan membenci ayah Kenan dan bunda Cici yang telah merawatku sejak kecil karena aku juga harus tau cara nya berterima kasih kepada mereka yang telah membesarkan ku.' . Disitu kami sempat diam tak berkutik, karna ketakutan kami jika Kenzie nanti nya akan membenci mereka." Jelas bapak panti, karna ibu panti sudah tak kuat hanya untuk sekedar menjelaskan.

"Kami sangat sangat berterima kasih kepada kalian yang sudah mau menerima dan merawat kenzie, mungkin kami hanya bisa memberikan ini kepada kalian semoga ini bisa bermanfaat untuk kalian semua." Ucap Gilang sambil memberikan secarik kertas dengan tulisan nominal yang mereka berikan kepada panti asuhan.

"Bukan nya kami menolak, namun kami sangat ikhlas merawat Kenzie." Tolak bapak panti secara halus.

"Mohon untuk di terima, kami hanya berharap sedikit rezeki kami bermanfaat untuk kalian. Walaupun itu tidak bisa membalas Budi baik kalian." Ucap Seila meyakinkan.

Akhirnya dengan hati yang berat ibu panti mengambil secarik kertas tersebut. Dalam hati ia bersyukur karena ia mendapat rezeki yang tak di sangka untuk kebutuhan ia dan anak panti juga untuk membenarkan atap rumah panti yang mulai bocor.

"Abang, ayo sayang." Panggil sang Oma kepada Kenzie yang sedang asik tertawa dengan anak panti yang lain.

Kenzie menoleh dan berlari menghampiri keluarga nya. Di ikuti anak panti yang lain.

"Kenzie jangan lupain ibu bapak sama kakak-kakak panti ya." Ucap ibu panti dengan air mata yang berlinang sambil memeluk bocah itu.

Kenzie hanya mampu mengangguk, karna ia juga sangat sedih harus berpisah dengan para malaikat yang telah ikhlas merawat nya.

"Ibu bapak juga jangan lupain Kenzie, Kenzie pasti sering main ke panti. Bolehkan mami?" Tanya Kenzie kepada Seila yang sedang memerhatikan nya dengan senyum tulus nya yang tak pernah pudar.

"Boleh sayang." Jawab Seila sambil menganggukan kepala nya tanda ia mengizinkan.

"Don't cry ibu bapak, Kenzie sayang kalian." Mereka bertiga berpelukan. Bapak panti hanya bisa membisu tanpa bicara, ia hanya bisa berbicara lewat air mata nya.

Great Women (Completed)Where stories live. Discover now