Chapter 25

1.8K 127 31
                                    

"Seokjin hyung kecelakaan."

Deg!

"M-mworago? A-ani kau bercanda kan?" ucap Taehyung terkejut ketika mendengarnya.

"Tidak, kalian lebih baik cepat kesini. Tenangkan Jisoo, aku tidak bisa menenangkannya." ucap Jimin.

"Ba-baiklah aku akan segera kesana dengan Jungkook." ucap Taehyung langsung mematikan sambungannya dengan tangannya yang bergetar.

"Hyung waeyo? Gwenchanayo?" ucap Jungkook melihat Taehyung yang bergetar hebat.

"Ju-Jung, Se-Seokjin hyung."

"Wa-wae, ada apa? Kenapa kau seperti itu?" tanya Jungkook tiba-tiba ikut merasakan suasana tak enak.

"Se-Seokjin hyung kecelakaan."

"Mwo!"

"Kita harus kerumah sakit sekarang Jung, Jisoo membutuhkan kita." ucap Taehyung buru-buru merapihkan yang berantakan.

"Apa Youra dibawa?" tanya Jungkook melihat Youra yang tertidur pulas.

"Tidak usah, kau pindahkan saja ke kamarnya. Aku akan merapihkan ini terlebih dahulu." ucap Taehyung, langsung dilaksanakan oleh Jungkook yang menggendong Youra dipindahkan kemarnya.

.

Sesampainya disana mereka berdua langsung melihat Jisoo sedang duduk dikursi tunggu depan UGD.

"Noona."

Jisoo langsung menoleh mendapati Taehyung dan Jungkook.

"Ju-Jung, Se-Seokjin o-oppa hiks-"

"Tenang Noona, hyung akan baik-baik saja. Kita berdoa saja." ucap Jungkook mengusap punggu Jisoo yang berada dipelukannya, karna tadi baru saja ia mendudukan dirinya langsung dipeluk oleh Jisoo.

"Bagaimana Dr. Kim ini bisa terjadi?" tanya Taehyung yang berdiri.

"A-aku juga tidak tau, kejadiannya begitu cepat."

"Kau bisa menceritakannya sedikit?" tanya Taehyung ragu mengingat kondisi Jisoo seperti sekarang.

Jisoo mengangguk dengan mengusap air mata dipipinya.

"Pelan-pelan saja noona, jangan terlalu memaksa." ucap Jungkook mengusap bahu Jisoo yang berada dirangkulannya.

Flashback Mode On.

Setelah selesai rangkaian bungannya Seokjin berjalan untuk menghampiri istri tercintanya sedang menunggu disana.

Sesekali pria itu menghirup aroma yang berasal dari buket bunga yang ia pegang, setelah itu Seokjin tersenyum membayangkan istrinya pasti akan sangat menyukai pemberiannya.

Berhenti sebelum menyebrang dengan senyuman yang tak pernah luntur sedari tadi seakan beban yang ia rasakan semuanya hilang.

Melihat kanan kiri dirasa jalanan cukup renggang Seokjin melangkahkan kaki panjangnya untuk menyebrang jalan dimana istrinya berada.

(Lagi) masih dengan sesekali menghirup aroma bunganya dengan senyum.

'Tiiiiiiiin'

'Bruk'

Seokjin terhempas cukup jauh dengan keadaan yang mengkhawatirkan, darah keluar dari kepalanya.

Seokjin merasakan sakit disekujur tubuhnya, ia tidak bisa bergerak untuk mengambil bunga yang sudah dibeli khusus untuk Jisoo. Meringis dalam diam dengan kesadaran hampir menghilang.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang