Chapter 13

2.7K 245 7
                                    

Jimin POV on

Kalian tau? Aku mendapat telpon dari seorang salah satu teman kampusku dulu, dia berbicara katanya salah satu sahabatku ada diclub sedang mabuk berat, aku menanyakan siapa. dia hanya memberiku ciri dia bilang 'dia seperti pengusaha Kim Group'
Awalnya aku berpikir itu Seokjin hyung tapi itu tidak mungkin, eh tapi bisa saja itu benar karna Seokjin hyung bisa saja melakukan yang memang sudah tau itu dilarang.

Aku langsung bergegas ke club yang dikasih tau temanku, dan saat aku memasuki club aku menelusuri penglihatanku dan aku melihat dimeja tender ada seseorang aku yakin dia sangat mabuk, karna kepalanya sudah dijatuhkan dimeja. Aku menggelangkan kepalaku dan mendekati pria itu. Saat disana aku mendengar.
"berikan aku satu botol lagi" ucapnya setengah sadar. Aku kenal suara itu, aku sangat yakin. Dan aku menariknya supaya aku bisa melihat jelas wajahnya.

"eoh, hyung" ucapku kaget, ternyata benar dugaanku itu Seokjin hyung. Dia sudah seperti orang teler.

"eoh, Jimin~ah. Kau disini juga, mau minum denganku?" tanyanya meneguk gelas yang dari tadi dia pegang matanya hampir tertutup tapi dia tersenyum menawarkanku. Lalu dia kembali menuangkan yang dibotol. Aku langsung menjauhkan gelasnya dan dengan kasar aku merebut botol yang sedang dipegangnya.

"Yak! Apa yang kau lakukan Park Jimin" ucapnya berteriak, untung suasana disini sangat ramai jadi tidak terlalu banyak orang menanggapinya.

"hyung hentikan, apa yang kau lakukan disini. Lebih baik kita pulang" ucapku membopongnya menuju kemobil, untung dia tidak melawan.

Diperjalan Seokjin hyung trus meracau 'kau jahat' awalnya aku tidak mengerti sampai akhirnya dia meracau lagi 'kau jahat Kim Jisoo' dan aku melihat air mata jatuh dari mata Seokjin hyung yang sedang terpejam dia sudah tertidur.

Sesampainya aku dirumahku, ya aku membawa Seokjin hyung kerumah ku karna aku bisa melihatnya atau tidak kalau dia membutuhkan sesuatu aku langsung membantunya. Kalau aku membawanya pulang kerumahnya yang seperti istana itu, yang ada aku tidak bisa membantunya. Karna rumahnya yang sangat besar, ya walaupun disana ada beberapa pelayan.
Aku membiarkannya tidur dikasurku dan aku akan tidur disofa, kalau aku tidur diruang tamu ntah apa yang terjadi selanjutnya pada Seokjin hyung.

Sore hari aku sudah pulang bekerja dan aku melihat kekamar apa Seokjin hyung sudah bangun atau belum, karna tadi pagi dia masih tertidur jadi aku meninggalkannya. Dan aku melihat dia sudah bangun duduk dipinggiran kasur sambil memegang kepalanya, mungkin itu efek semalem dia mabuk berat. Aku mendekatinya dan memberikan minum airmineral, aku membiarkannya sampai benar-benar sadar baru aku menanyakan perihal semalam.

"hyung kau sudah lebih baik?" tanyaku.

"hmm"

"kenapa kau bisa ada disana hyung, apa kau ada masalah?"

"hmm"

"apa yang terjadi, kau bisa menceritakannya padaku"
Aku mendengar helaan nafas dari Seokjin hyung.

"huft aku tidak tau menceritakannya bagaimana" ucapnya lesu.

"apa ini berhungungan dengan Jisoo?" tanyaku hati-hati.
Dia menganggukan kepalanya lemas.

"kau kenapa dengan Jisoo, bukannya kemarin kalian habis piknik" tanyaku.

"kau tau kan Jimin~ah aku mencintainya" ucapnya.
"aku selalu berpikir positif bahwa dia sudah tidak ada hubungan dengan suaminya, dan kemarin dia membalas ciumanku itu membuatku semakin yakin bahwa dia juga memiliki rasa yang sama terhadapku. Tapi semalam aku melihatnya dengan pria aku tidak tau, aku aku merasa sakit melihat mereka berpelukan. Padahal aku sudah bertanya tentang suaminya tapi dia tidak menjelaskannya, seharusnya dia memberitau ku kalau dia tidak menyukaiku atau tidak menyuruhku jangan ganggu hidupnya yang sudah berumah tangga, itu sangat sakit Jimin~ah" jelasnnya dengan suara lemas.

About YouWo Geschichten leben. Entdecke jetzt