7th

2.7K 184 7
                                    

Seulgi mengangguk paham setelah mendengar semua cerita Jimin.

Ia mengelus punggung Jimin, sedangkan Chanyeol hanya mendesah pasrah ketika mendengar itu.

Ia terlalu lelah dengan kerasnya sifat sang ayah tiri, dan ayah tiri nya juga yang membuat Jimin enggan pulang ke Busan selama ini.

"Kamu udah ngambil jalan yang bener kok, kalau di bentak lawan." ujar Chanyeol dari samping Jimin.

Baekhyun sudah pulang, ia tidak boleh kelelahan.

"Mau nginap berapa malam?" tanya Seulgi.

Jimin mengedikkan bahunya tanda tidak tahu, ia tidak memperkirakan sampai kapan akan disini.

"Gimana kuliah mu?" tanya Seulgi.

Jimin menghembuskan napasnya berat, mengingatkan perihal kuliah membuatnya sedikit stres.

"Judul skripsiku ditolak terus." jawabnya.

"Gapapa, at least kamu udah nyoba. Mau ikut Kakak aja?" tawar Chanyeol yang agaknya kasihan pada sang adik yang lelah dengan kekangan dalam hidupnya.

Jimin menggeleng dan menolak tawaran Chanyeol yang ditujukan padanya. Bukannya apa, ia masih ingin menyelesaikan kuliahnya, juga kasihan Seokjin yang selalu kesepian di apartemen mereka ketika Namjoon bekerja. Jadi ia belum mau ikut dengan sang kakak kandung.

"Noona kapan pulang?" tanya Jimin sambil mengelus tangan sang kakak tiri.

Seulgi mengedikkan bahunya, "Ga tau, tanya aja sama dokternya." jawab Seulgi asal. Entahlah, ia tidak peduli lagi kapan ia akan pulang. Menjadi perempuan penyakitan selama bertahun-tahun mampu membuatnya tersadar bahwa ia sering merepotkan banyak orang.

"Aaa, Noonaa!" rengek Jimin kesal, sudah paham jika Seulgi berpikir bahwa ia merepotkan banyak orang, padahal tidak ada yang merasa direpotkan.

Seulgi tertawa, "Lah? Kenapa? Kan Noona nyuruh Kamu buat nanya sama Dokternya."

"I know you're not." tak lama setelah itu, pintu kamar inap Seulgi terbuka, menampakkan ibu Jimin, dan ayah Seulgi yang masuk kedalam ruangan itu.

Sandara masih belum menyadari keberadaan Jimin, karena si empu duduk membelakangi pintu.

"Seulgi–a, sudah makan belum?" sang ibu mengajukan pertanyaan dengan kedua plastik belanjaan ada dalam tentengannya.

"Loh, Ji... Min?" Dara terdiam sesaat sebelum akhirnya sadar kembali.

Melihat ada sang ibu disini, Chanyeol yang barusan baru saja keluar dari kamar mandi juga tak kalah terkejut.

Lalu melirik ke depan, ayah-Seulgi-nya belum masuk, mungkin masih di luar.

"Err, Ibu? Sejak kapan disini?" tanya Chanyeol. Pertanyaan yang sangat bodoh, batinnya.

"Yeolie...! Ibu baru sampe kok." Dara mengalihkan pandangannya pada Jimin kembali, "Jimin... Sejak kapan disini?" tanyanya.

Jimin menggaruk tengkuk, "Dari tadi sore Bu..." jawab Jimin, ia bingung harus menjawab bagaimana.

Melihat suasana yang cukup canggung, Seulgi berencana mengalihkan pembicaraan.

"Ma, Seulgi bel–"

"Noona, Jimin balik dulu ya, tadi temen Jimin nelpon." pamit sang pemeran utama, Jimin.

"Ayo Kakak anterin Ji!" aju Chanyeol, lama kelamaan ia juga tak betah untuk berada di ruangan ini.

Sandara menghela napas berat, hatinya sakit tentu saja. Kedua anaknya bahkan tak mengacuhkan keberadaannya.

Seulgi yang melihat sang ibu hanya bisa diam, tak tahu harus apa.

•Selenophile🌙• [Yoonmin]Where stories live. Discover now